as

Deklarasikan Forum Perempuan Asli Papua, PFM Singgung Sejumlah Persoalan

IMG 20240417 WA0057

Koreri.com, Sorong – Ketua Dewan Adat Wilayah III Doberay Papua Barat Mananwir Paul Finsen Mayor (PFM) mendeklarasikan berdirinya DPP Forum Perempuan Papua (FOR Papua) di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, Rabu (17/4/2024).

Deklarasi tersebut bertempat di kantor Dewan Adat Papua, Km 8 Kota Sorong.

Diketuai Karolina Weiber, SH, bersama Petronela F. Korwa selaku Sekretaris dan Hesti Wutoy sebagai Bendahara, Forum ini membawahi 9 Bidang.

PFM dalam keterangannya menyampaikan keberadaan forum ini berkaitan dengan banyaknya masalah seperti kesehatan, pendidikan dan lapangan pekerjaan termasuk juga dengan puluhan ribu anak asli Papua yang tidak bersekolah hingga tingkat kriminalitas yang saat ini cukup tinggi.

IMG 20240417 WA0058Total sebanyak 31.216 anak Papua yang tidak bersekolah menurut data hasil penelitian dr. Agus Sumule yang juga akademisi UNIPA Manokwari.

“Maka itu diperlukan perhatian yang lebih terhadap anak-anak asli Papua sehingga pada bagian ini harus perempuan asli Papua yang berdiri teguh, berdiri tegas di atas tanahnya sendiri untuk berbicara membela hak-hak perempuan dan anak asli Papua,” bebernya.

Dikatakan PFM, bahwa perempuan yang mengandung dan melahirkan kemudian menyusui dan membesarkan anak maka karakter, sifat dan kelakuan atau pembawaan-pembawaan dari seorang anak itu terbentuk dari seorang ibu.

“Maka kita harus urus seorang ibu atau perempuan atau Mama Papua sehingga harus ada satu wadah yang namanya Forum Perempuan Asli Papua untuk mereka dapat berbicara dengan tetap berada dalam koridor Undang-undang Otonomi khusus.

Dalam hal ini, ada keberpihakan,
perlindungan, penghormatan dan penghargaan terhadap hak dasar masyarakat adat Papua terutama perempuan asli Papua dan anak asli Papua,” terangnya.

PFM mengakui, ini tugas berat dalam membangun dan menjaga keluarga dan juga orang Papua dimana perempuan punya peran penting untuk itu.

“Karena kita lihat bahwa tingkat kekerasan dalam rumah tangga itu karena kurang adanya perhatian terhadap perempuan. Rumah itu bisa jadi surga tapi bisa berubah jadi neraka itu peran pentingnya ada di perempuan. Kalau rumah jadi surga maka bapak-bapak tidak akan kemana-mana dan kalau rumah jadi neraka maka bapak-bapak akan pergi cari surga di tempat lain. Kira-kira gambaran garis besarnya begitu,” akuinya.

Olehnya itu, tegas PFM, perlu dibentuk wadah ini dan sekaligus juga untuk bermitra dengan Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam hal ini Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas kesehatan, Dinas Sosial, Dinas pendidikan serta Dinas Koperasi dan UMKM.

Dengan begitu, maka para mama Papua atau perempuan Papua ini dapat diberdayakan.

“Kalau sekarang mereka tidak berdaya karena tidak ada wadah. Dan hari ini sudah ada wadah maka mereka pasti akan menjadi mama-mama atau perempuan tangguh yang bisa menjadi pemimpin di negerinya sendiri,” pungkasnya.

ZAN