Toleransi di Raja Ampat Jadi Barometer, AFU : Islamisasi PBD Itu Isu Murahan

Abdul Faris Umlati korer
Calon Gubernur PBD nomor urut 1 Abdul Faris Umlati dalam orasi politiknya menegaskan, tudingan terhadap dirinya soal Islamisasi PBD itu hanyalah isu murahan. Penegasan itu disampaikan saat bertatap muka dengan simpatisan pendukung di gedung serba guna Jemaat GKI Pniel Malawele, Distrik Aimas, Kabupaten Sorong, Kamis (24/10/2024) / Foto : KENN

Koreri.com, Aimas – Toleransi antar umat beragama di Provinsi Papua Barat Daya (PBD) sejauh ini berjalan baik, bahkan sangat harmonis.

Hal itu terlihat dari kebiasaan pergaulan masyarakat yang mendiami provinsi ke-38 ini dimana mereka mampu menjaga serta merawat kerukunan dalam kehidupan sehari-hari.

as

Namun di musim Pilkada ini, ada saja sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab mencoba untuk menggiring isu murahan dalam rangka merusak toleransi antara umat beragama di Provinsi termuda ini.

Calon Gubernur PBD nomor urut 1 Abdul Faris Umlati mengatakan, isu murahan seperti ini seharusnya tidak boleh ada, apalagi dijadikan propaganda politik.

“Soal toleransi, saya ini sudah lakukan itu selama saya memimpin Raja Ampat,” ucap AFU saat bertatap muka dengan simpatisan pendukung di gedung serba guna Jemaat GKI Pniel Malawele, Distrik Aimas, Kabupaten Sorong, Kamis (24/10/2024).

Berdasarkan pengalaman yang dialaminya tersebut, AFU memastikan, kepentingan keagamaan di PBD tetap menjadi salah satu program prioritas, jika pasangan ARUS dipercayakan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur periode 2024-2029.

“Kalau, saya dan pak Petrus Kasihiw diperkenankan oleh Tuhan, dan dipercayakan oleh masyarakat, saya pastikan toleransi itu akan jauh lebih baik di provinsi ini,” janjinya.

AFU membeberkan bahwa, bukan hal baru bagi dirinya ketika berbicara soal kepentingan keagamaan. Sebab, dari pengalaman memimpin Raja Ampat dua periode, program keagamaan merupakan hal yang menjadi prioritas di setiap tahun anggaran.

“Pengalaman saya, untuk bantuan keagamaan khususnya gereja-gereja, bukan hal yang asing buat saya. Jangan lihat saya ini dari satu sisi, tapi mari terima saya dengan seutuhnya,” jelasnya.

“Karena apa yang sudah saya lakukan, pada prinsipnya saya ingin menjadi berkat bagi saudara-saudara sekalian. Untuk itu, sejak saya menjadi Bupati, program pertama saya di Raja Ampat itu adalah membangun rumah-rumah ibadah,” sebutnya.

Bupati Raja Ampat dua periode ini menerangkan, penjelasan mengenai program kerjanya di bidang keagamaan saat tatap muka dengan masyarakat, penting untuk disampaikan sekigus sebagai klarifikasi.

Dia berharap, masyarakat dapat mengetahui informasi yang sebenarnya.

“Ini adalah bukti nyata. Dan penting untuk saya luruskan, supaya semuanya dapat menerima kami secara utuh. Dengan bukti ini, biar semuanya jelas. Apa yang saya bicara, dengan apa yang saudara-saudara dengar itulah kebenaran,” tandasnya.

AFU menghimbau kepada seluruh masyarakat khususnya para simpatisan pendukung pasangan ARUS untuk tidak terprovokasi dengan isu-isu agama yang disebarkan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang ditujukan kepada pasangan nomor urut 1.

“Ada yang berpikir, kalau saya jadi Gubernur, saya akan lakukan islamisasi. Itu tidak benar. Saya mau tegaskan, bahwa darah yang mengalir dalam tubuh saya, itu juga ada di saudara-saudara saya yang Nasrani. Ini bicara darah, orang bilang darah itu tidak bisa dibuang. Mungkin lautan ini putus, baru mungkin hubungan darah itu bisa putus,” tandasnya.

KENN