Koreri.com,Jakarta – Calon Bupati Mimika Johannes Rettob menyebutkan kebijakan otonomi yang diberikan secara khusus kepada Papua terkadang tidak terimplementasi maksimal.
Hal itu dikarenakan adanya berbenturan dengan aturan di atasnya.
“Kondisi ini membuat kepala daerah sulit berimprovisasi untuk mengeksplor berbagai potensi daerah,” bebernya merespon pertanyaan mengenai implementasi UU Otonomi Khusus (Otsus) Papua di Seminar Nation Building Conference (NBC) 2024 yang membahas kolaborasi lintas sektor mewujudkan Indonesia Emas 2045, di Balai Sarbini, Plaza Semanggi, Jakarta, Jumat (8/11/2024).
Mantan Plt Bupati Mimika ini mengatakan, Otonomi khusus sebetulnya merupakan peluang bagi Papua untuk percepatan pembangunan di semua sektor.
“Karena otonomi khusus ini jiwanya adalah afirmasi untuk percepatan pembangunan baik kesehatan, pendidikan, infrastruktur, ekonomi dan lainnya,” kata John pada seminar yang berlangsung.
Akan tetapi, otonomi yang diberikan secara khusus kepada Papua terkadang tidak terimplementasi maksimal karena berbenturan dengan aturan di atasnya.
Sehingga kondisi ini membuat kepala daerah sulit berimprovisasi untuk mengeksplor berbagai potensi.
“Ada beberapa hal dalam catatan kami seperti misalnya mengenai peningkatan sumber daya alam, peningkatan ekonomi. Kita mau kelola sumber daya alam kita secara maksimal, tetapi peranan daerah itu sangat kecil, bahkan kita tidak punya peranan apa-apa,” bebernya.
Berbagai sektor produktif, kata John Rettob, kini menjadi kewenangan secara langsung oleh pemerintah pusat. Seperti di antaranya sektor pertambangan, kehutanan, hingga kelautan.
“Karena izinnya semua harus dari pusat. Kita itu sebagai Bupati, kadang-kadang ketika ada satu pengusaha dari luar daerah masuk misalnya kelola tambang, ambil kayu, kabupaten sendiri tidak tahu siapa yang datang itu. Terus apa gunanya kita semua di sana (daerah),” keluhnya.
Karena itu, John menyebut perlu ada ruang untuk improvisasi bagi seluruh pemangku kepentingan daerah untuk mewujudkan kemandirian suatu daerah di Papua, termasuk Mimika yang memiliki potensi sumber daya alam luar biasa.
Menurutnya, improvisasi bertujuan agar dalam upaya untuk mewujudkan kemandirian daerah harus sesuai dengan potensi yang dimiliki masing-masing daerah. Improvisasi dimaksud bisa meliputi kolaborasi dan penyesuaian regulasi dengan pemerintah pusat.
“Ini persoalan kita dan saya berharap pemerintah kita ke depan ini, kita harus betul-betul mengimprovisasi peraturan ini secara baik agar perlakuan itu bisa sampai di daerah,” jelasnya.
Adapun seminar Nation Building Conference (NBC) 2024 bertajuk Beyond Tomorrow – Shaping Indonesia’s Future 5.0 diinisiasi Relawan Pemimpin Indonesia (RAPI) dan Satu Cerita untuk Indonesia (SCUI), barisan pendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
Johannes Rettob diundang bersama dua pembicara lainnya dari wilayah timur Indonesia berbicara pada talk show bertajuk “The Voice of The East” atau suara dari timur. Tiga calon Gubernur Jakarta juga diundang berbicara pada talk show terpisah bertajuk “The Future of Create Jakarta”.
TIM