Mahkota Kusomer : Simbol Kehormatan bagi Gubernur Papua Selatan

Gub Wagub PPS Tiba Merauke

Koreri.com, Merauke – Kedatangan Gubernur Papua Selatan Apolo Safanpo dan wakilnya Paskalis Imadawa di Bandar Udara Mopah, Selasa (4/3/2025) pagi, disambut gegap gempita oleh ribuan masyarakat.

Tarian adat dari berbagai etnis menghiasi penyambutan ini memperlihatkan kekayaan budaya Papua Selatan yang begitu kental.

Namun, ada satu momen yang menarik perhatian dalam acara tersebut, sebuah mahkota indah yang dikenakan oleh Apolo Safanpo.

Mahkota itu bukan sekadar hiasan kepala biasa, melainkan Kusomer, sebuah mahkota adat suku Asmat yang sarat makna dan filosofi.

Makna Kusomer: Lambang Kehormatan dan Spiritual

Dalam budaya suku Asmat, Kusomer bukan sekadar aksesori. Mahkota ini adalah simbol kebesaran, hanya dikenakan oleh mereka yang dihormati dalam komunitas – kepala suku, tetua adat, atau individu yang telah memberikan kontribusi besar bagi masyarakat.

Dengan mengenakan Kusomer, Apolo Safanpo tidak hanya dihormati sebagai gubernur, tetapi juga sebagai putra asli Papua Selatan yang memiliki akar kuat dalam budaya Asmat.

Lebih dari itu, Kusomer memiliki makna spiritual yang mendalam. Bagi suku Asmat, mahkota ini menjadi penghubung antara manusia dan leluhur mereka.

Setiap helai bulu dan setiap bahan yang digunakan dalam mahkota ini bukan sekadar hiasan, melainkan simbol warisan nenek moyang yang dijaga secara turun-temurun.

Proses Pembuatan: Tidak Mudah dan Penuh Perjuangan.

Keindahan Kusomer tidak datang dengan mudah. Mahkota ini dibuat dari bahan-bahan alami yang sulit didapatkan.

Kulit kus-kus, bulu kasuari, kulit kayu, serta manik-manik putih dan merah menjadi unsur utama dalam pembuatannya.
Beberapa bahan bahkan semakin langka, sehingga masyarakat harus masuk jauh ke dalam hutan untuk mendapatkannya.

Gub Wagub PPS Tiba Merauke2Tidak hanya itu, pembuatan Kusomer juga membutuhkan keahlian khusus. Para pengrajin suku Asmat memiliki keterampilan turun-temurun dalam merangkai bahan-bahan ini menjadi mahkota yang indah dan penuh makna.

Mereka juga membuat berbagai kesenian lain, seperti ukiran kayu dan pakaian adat dari daun sagu muda, yang biasanya dipamerkan dalam acara “Pesta Budaya” atau lelang adat.

Kusomer dalam Tradisi Asmat

Bagi masyarakat Asmat, Kusomer bukan hanya digunakan dalam penyambutan pejabat atau tamu penting. Mahkota ini juga menjadi bagian dari ritual adat, perayaan budaya, dan acara-acara resmi pemerintah daerah.

Setiap kali Kusomer dikenakan, ia membawa serta kebanggaan, identitas, dan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh leluhur.

Melihat Apolo Safanpo mengenakan Kusomer di tanah kelahirannya, tidak hanya menjadi simbol penghormatan bagi dirinya sebagai pemimpin Papua Selatan, tetapi juga menjadi pengingat akan betapa berharganya budaya yang harus terus dijaga.

Di balik keindahan mahkota ini, tersimpan kisah panjang tentang perjuangan, kepercayaan, dan kehormatan yang mengakar dalam kehidupan masyarakat Asmat.

Menjaga Warisan Leluhur

Dalam dunia yang terus berubah, keberadaan Kusomer dan seni tradisional suku Asmat menghadapi tantangan besar.

Ketersediaan bahan baku yang semakin langka serta perubahan zaman bisa saja menggerus nilai-nilai yang telah lama dijaga.

Namun, selama masih ada upaya pelestarian dan kebanggaan terhadap budaya sendiri, Kusomer akan tetap berdiri sebagai simbol kehormatan dan identitas masyarakat Asmat di tanah Papua Selatan.

NKTan