Talud 62 Meter Pelindung Runway Bandara Utarom Roboh Dihajar Abrasi, Ini Desakan DPR PB

IMG 20250315 WA00292
Wakil Ketua DPR PB Syamsudin Seknun,S.Sos.,S,H.,M.H (kanan) bersama Kepala UPBU Utarom Kaimana Juprianto Pali,S.Sos saat berada di pantai abrasi Bandara Utarom, Sabtu (15/3/2025) / Foto : Ist

Koreri.com, Kaimana – Tim gabungan komisi Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Papua Barat (DPR PB) melaksanakan pengawasan program kegiatan APBD tahun 2024 di Kabupaten Kaimana, Sabtu (15/3/2025).

Di hari pertama agenda pengawasan ini, tim lintas komisi yang dipimpin Wakil Ketua II DPR PB Syamsudin Seknun (NasDem ) bersama 5 anggota Dewan lainnya yakni Rudi Sirua (PAN), Irsan Lie (PDIP), Philip Hendrik (Golkar), Rita Teurupun (NasDem) dan Jamiah Qomaria (Demokrat) mengunjungi Bandar Udara (Bandara) Utoram Kaimana.

Alasan kunjungan para wakil rakyat ke bandara tersebut guna melihat langsung kondisi infrastruktur talut runway yang berhadapan langsung dengan laut telah dihajar abrasi, sehingga berpotensi rawan bahkan mengganggu aktivitas transportasi udara.

Wakil Ketua II DPR PB Syamsudin Seknun, S.Sos., S.H., M.H mengatakan, Bandara Utarom selama ini menjadi fasilitas transportasi udara melayani penerbangan dari ibukota provinsi ke Kabupaten Kaimana maupun sebaliknya dari bandara itu ke wilayah lainnya.

Syamsudin membeberkan, kondisi terakhir telah terjadi abrasi sepanjang 62 meter pada talut ujung Bandara Utarom yang selama ini menghadang gelompang air pasang. Akibatnya, pada setiap air pasang bisa mencapai runway bandara.

Hal ini dinilai sangat membahayakan aktivitas penerbangan.

“Kita berharap Pemerintah provinsi dan Dinas Perhubungan sebagai OPD teknis untuk sama-sama menyikapi hal ini. Karena ini adalah kebutuhan untuk menjawab daerah-daerah terisolir,” tegas Sase, sapaan akrab Syamsudin kepada Koreri.com, Sabtu (15/3/2025) siang.

Mantan Wakil Ketua Bapemperda DPR Papua Barat itu menyebutkan, memang ada transportasi laut tapi untuk aktivitas yang membutuhkan waktu cepat maka aksesnya hanya melalui Bandara Utarom.

“Kami minta Pemerintah Provinsi Papua Barat harus mengambil langkah cepat dengan melakukan intervensi terhadap kondisi runway Bandara Utarom sehingga tidak mengganggu aktivitas transportasi udara di wailayah itu,” pungkasnya.

Kepala Unit Penyelenggara Bandara Utarom (UPBU) Kaimana, Juprianto Pali, S.Sos membenarkan bahwa talut dan pagar bandara tersebut yang berbatasan langsung dengan pantai sepanjang 62 meter sudah roboh akibat hantaman ombak atau abrasi pada setiap musim angin timur.

“Tergerus kedalam 15 meter jadi abrasi ini masuk ke sisi shoulder runway 01 bandara Utarom,” jelas Juprianto sembari menegaskan bahwa permasalahan yang terjadi bukan hal sepele.

Karena untuk perbaikannya memerlukan anggaran yang besar sehingga dibutuhkan perhatian Pemerintah Provinsi Papua Barat.

“Kami mohon dukungan dan perhatian khusus dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kaimana dan Pemerintah Provinsi Papua Barat untuk menyelesaikan persoalan di Bandara Utarom Kaimana supaya tidak melebar lagi,” harapnya.

KENN