Pemprov PBD Gelar Halal Bi Halal, Jadi Momentum Saling Merangkul

Pemprov PBD Halal Bi Halal
Gubernur Elisa Kambu didampingi wakilnya Ahmad Nausrau saat memberikan sambutan pada acara halal bi halal yang digelar Pemprov PBD, bertempat di Vega Prime Hotel Kota Sorong, Kamis (9/4/2025) / Foto : Suzan

Koreri.com, Sorong – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua Barat Daya (PBD) menggelar halal bi halal bersama Forkopimda, ASN, stakeholder dan elemen masyarakat pasca perayaan hari raya Idul Fitri 1446 Hijriyah di Vega Prime Hotel Kota Sorong, Kamis (10/4/2025).

Acara halal bihalal ini berlangsung meriah dan penuh khidmat.

as

Gubernur PBD Elisa Kambu didampingi wakilnya Ahmad Nausrau dalam sambutannya menyampaikan pesan-pesan menyentuh kepada masyarakat.

Dikatakannya, suasana di PBD saat ini dalam kondisi aman, tenang, damai, penuh persahabatan.

“Semuanya ini semata-mata karena anugerah Tuhan,” ungkapnya.

Momentum Idul Fitri mengembalikan pujian syukur kepada Tuhan yang telah mengijinkan semua hal terjadi dan berlangsung dalam kehidupan umat-Nya.

Perjalanan bulan Ramadan yang dijalani umat Muslim cukup berat karena telah diperhadapkan pada kondisi-kondisi yang sulit.

Diakui Gubernur, Umat Muslim harus menahan diri, bukan hanya makan dan minum tapi mengendalikan diri dari semua hal termasuk emosi dan lainnya.

Hal itu menjadi pengalaman yang luar biasa namun dapat dilewati dengan baik hingga mencapai di 1 Syawal 1446 Hijriah.

“Oleh karena itu, halal bi halal ini menjadi momentum bagi kita semua untuk saling membuka hati kita untuk saling merangkul sekaligus melepas pengampunan serta saling memaafkan satu dengan yang lain,” pintanya saat memberikan sambutan.

Pemprov PBD Halal Bi Halal2Pria yang akrab disapa Elkam ini lantas mengajak semua pihak untuk bergandengan tangan, satukan persepsi dan saling merangkul untuk membangun Provinsi Papua Barat Daya lebih maju kedepan.

“Saya ingin mengajak kita semua yang baru saja menyelesaikan Pemilukada 2024 yang lalu masuk dalam bulan puasa bahwa di momentum ini kita semua kembali menyatukan kekuatan, saling merangkul satu dengan yang lain untuk melangkah bersama ke depan membangun Papua Barat Daya yang kita banggakan ini,” ajaknya.

Mantan Bupati Asmat dua periode itu mengungkapkan, kehadiran DOB ini merupakan perjuangan bersama dengan mengorbankan segala daya, kemampuan serta biaya dalam perjalanan cukup Panjang.

Dan saat ini waktunya untuk bersama-sama mengantarkan PBD menuju cita-cita mulia.

“Sekarang sudah 6 provinsi di Tanah Papua maka kita masing-masing punya tanggung jawab dan bertekad menghadirkan Papua Barat Daya harus ada peningkatan dalam semua sektor kehidupan diantaranya infrastruktur yang memadai, kemajuan kualitas manusia yang ada di atas tanah kepala burung ini juga ekonomi yang lebih baik,” imbuhnya.

“Saya berpesan kepada kita semua yang mendiami tanah kepala burung ini bahwa semua itu datang dari kepala baru kita terjemahkan kemana-mana maka kita harus berpikir lebih maju daripada saudara-saudara kita yang lain,” pesannya.

Elkam juga menekankan, budaya aksi demo itu tidak ada gunanya. Karena itu, Gubernur pertama di Provinsi PBD tidak akan memberikan kesempatan bagi orang-orang yang suka melakukan hal tersebut.

Jika ada persoalan, maka harus diselesaikan dalam ruang dialog untuk mencarikan solusi bersama secara baik dan menggunakan akal sehat. Hal ini merupakan bentuk membangun persaudaraan serta merajut kebersamaan.

“Jadi tidak usah aspirasi atau apapun namanya itu. Mari kita kerjakan sama-sama, karena kita semua tahu provinsi ini berjuang setengah mati. Karena itu, kita sepakat untuk percepatan pemerataan pembangunan yang muaranya adalah kesejahteraan rakyat,” sahutnya.

Pemprov PBD Halal Bi Halal3Gubernur Elisa berharap para Bupati dan Wali Kota akan bergerak bersama-sama untuk terus berkolaborasi mengurus masyarakat di provinsi yang penduduk kurang lebih berjumlah 640.000 jiwa ini.

Sementara itu, Wakil Gubernur PBD H. Ahmad Nasrau menambahkan tulisan halal bi halal ini adalah istilah yang diambil dari bahasa Arab.

“Halal itu sudah jadi bahasa Indonesia, kemudian bi itu dengan dan halal berarti halal dengan halal,” urainya.

Satu Syawal yang menandai Idul Fitri itu menghalalkan sesuatu yang tadinya diharamkan adalah tantangan luar biasa dihadapi oleh umat Islam selama satu bulan mulai dari 1 Ramadan sampai dengan 30 Ramadan.

Saat itu, tidak boleh makan dan minum, harus menahan amarah, mengendalikan nafsu syahwatnya dan semua itu bisa dilewati. Hingga sampai pada tanggal 1 Syawal itu lah, kemenangan diraih.

“Kita bersyukur karena kita mampu melewati tantangan selama satu bulan penuh karena ibadah puasa itu seperti yang disebutkan di dalam Surat Al-Baqarah Ayat 183 yang perintahnya ditunjukkan kepada orang-orang yang beriman untuk melaksanakan ibadah puasa dan perintah itu kepada orang. Kalau orang perorangan secara personal, jadi ibadah puasa itu secara personalia dan yang tahu kita puasa dan tidak puasa itu hanya Allah,” beber Wagub Ahmad Nausrau.

“Itulah ibadah Nafsiah, jadi bagaimana kita meningkatkan keimanan ketakwaan kita secara personal kepada Allah yang kita sebut dalam Al-Qur’an adalah Hablum Minallah yang merujuk pada hubungan manusia dengan Tuhan, sedangkan Hablum Minannas adalah istilah yang merujuk pada hubungan antar sesama manusia,” pungkasnya.

ZAN