Koreri.com, Jayapura – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke 75 Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), sebanyak 750 anakan pohon cemara pantai ditanam di sepanjang sisi kanan jalan menuju Pantai Holtekamp, Jayapura, Papua.
Aksi peduli lingkungan ini berlangsung sejak 20 Mei dan menjadi bagian dari kegiatan bakti sosial PGI tahun ini.
Kegiatan penanaman pohon yang dilakukan di kawasan Teluk Yotefa, salah satu paru-paru kota Jayapura ini melibatkan berbagai pihak seperti Kwarda Pramuka Papua, Satuan Karya (Saka), Kwartir Ranting, serta denominasi gereja dari berbagai wilayah.
Inisiatif ini turut didukung oleh PGI, Sicakab, dan Socacab.
Meskipun diguyur hujan deras, semangat para peserta tetap membara.
Wakil Ketua Panitia HUT ke-75 PGI, Constant Karma, mengapresiasi antusiasme semua pihak dan menegaskan bahwa gereja memiliki tanggung jawab lebih dari sekadar pelayanan spiritual.
“Menjaga lingkungan adalah bagian dari mandat Tuhan. Gereja harus hadir sebagai motor penggerak kesadaran ekologis, terutama di Papua yang kaya akan sumber daya alam,” ujarnya.
Senada dengan itu, Pdt. Ronald Tapilatu mewakili PGI menyampaikan bahwa krisis ekologi menjadi isu utama dalam peringatan HUT tahun ini.
“Penanaman pohon ini bukan hanya simbolis, tetapi bentuk nyata keprihatinan gereja atas kerusakan hutan di Papua. Gereja harus aktif dalam perlindungan lingkungan, termasuk kawasan penting seperti Taman Nasional Lorentz,” tegasnya.
Tapilatu menambahkan bahwa berdasarkan kesepakatan internasional seperti COP-13 dan Bali Action Plan, wilayah Papua menjadi kunci penting dalam penyelamatan iklim global.
Koordinator Bakti Sosial, Pdt. Morets Belawawin, menyampaikan bahwa penanaman dilakukan bersama Dinas PUPR Kota Jayapura untuk menentukan lokasi yang tepat.
“Kami tanam pohon cemara pantai sebanyak 750 batang, agar kawasan pesisir ini tetap hijau dan terlindungi dari abrasi. Selain itu, kegiatan ini juga dilengkapi dengan aksi donor darah,” jelasnya.
Melalui kegiatan ini, PGI ingin mengajak gereja dan masyarakat luas untuk aktif menjaga kelestarian alam. Hutan Papua bukan hanya warisan budaya dan spiritual, tapi juga paru-paru dunia yang perlu dijaga bersama.
SAV