Koreri.com, Serui – Suasana haru dan semangat mewarnai akhir safari politik Calon Gubernur Papua periode 2025 -2030, Benhur Tomi Mano (BTM), yang ditutup dengan kampanye terbatas di Gedung Pendopo Panjawi Anotaurei, Kota Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen. Ribuan warga tumpah ruah menghadiri acara ini,
Dalam orasi politiknya yang penuh semangat, calon gubernur Papua, Benhur Tomi Mano tidak menyampaikan visi dan misinya tetapi BTM hanya menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada masyarakat wilayah adat Saireri, khususnya dari Yapen Timur dan Dawai, atas dukungan luar biasa yang diberikan kepadanya dan pasangannya, Yermias Bisai, pada Pilkada Papua 2024 lalu.
“Saya datang ke sini bukan hanya untuk berkampanye. Saya datang untuk menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada seluruh masyarakat Serui, yang telah berdiri bersama kami dalam perjuangan panjang ini,” ujar BTM disambut gemuruh tepuk tangan pendukung.
Namun, pidato BTM kali ini tidak hanya tentang terima kasih. Ia juga mengungkap kekecewaan mendalam atas diskualifikasi Yermias Bisai, pasangannya dalam kontestasi Pilkada sebelumnya, yang menurutnya sarat kejanggalan administratif dan aroma politisasi.
“Yermias Bisai itu orang Papua. Masa hanya karena KTP, dia digugurkan? Lebih parah lagi, ia sampai dilaporkan ke Polda Papua dan ditahan. Apa ini bukan bentuk kriminalisasi politik?” tegas BTM, menyuarakan keresahan banyak pendukungnya.
Dalam pidatonya, BTM juga menyinggung penangkapan Bupati Biak Numfor, Herry Ario Naap, yang diduga terkait manuver politik menjegal langkahnya menuju kursi Gubernur. Menurutnya, ini adalah bagian dari upaya sistematis untuk memecah kekuatan politik Tabi-Saireri, wilayah strategis di Tanah Papua.
“Mereka ingin mematahkan semangat kita, tapi saya bilang: Anak-anak Saireri, jaga harga diri dan martabat negeri ini. Kita boleh diampuni sebagai orang beriman, tapi kita tidak boleh diam jika martabat kita diinjak,” ucap BTM penuh semangat, memicu teriakan ‘BTM Gubernur!’ dari para simpatisan.
Tak hanya itu, BTM juga menyampaikan pesan menggetarkan dari Yermias Bisai, yang kini tengah menjalani proses hukum.
“Yermias sampaikan ke saya, ‘Kakak, saya ini mau mereka jebloskan ke penjara. Mereka tawari saya miliaran rupiah untuk mundur, tapi saya tolak. Karena harga diri orang Saireri bukan untuk dijual.’ Ini pesan moral yang harus kita jaga,” tutur BTM dengan suara bergetar.
Dalam bagian akhir pidatonya, BTM membongkar strategi politik yang sempat membuat dirinya nyaris tidak dapat maju sebagai calon gubernur. Semua partai besar, katanya, telah ‘diborong’ oleh pihak tertentu agar BTM tidak punya kendaraan politik.
“Mereka tinggalkan PDI Perjuangan seorang diri. Tapi Tuhan tidak pernah tinggal diam. Tiga hari sebelum pendaftaran, Mahkamah Konstitusi turunkan putusan bahwa partai dengan 30% kursi bisa mencalonkan kandidat. Dan PDI Perjuangan mengusung saya sebagai Gubernur Papua,” ucapnya, disambut sorak-sorai ribuan pendukung.
BTM menutup kampanye dengan pesan tegas dan ajakan kepada seluruh masyarakat Papua:
“Tanggal 6 Agustus 2025, mari kita buktikan bahwa Saireri bukan tanah yang bisa ditundukkan dengan uang atau tekanan. Ini tanah kita. Ini harga diri kita. Jangan pernah dijual!” pungkasnya.
TIM