Koreri.com, Waisai – Aktivitas kehidupan masyarakat Kelurahan Saonek dan sekitarnya di Distrik Waigeo Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya tampak berlangsung seperti biasa.
Mayoritas penduduk dengan profesi masing-masing diantaranya sebagai penjual Sayur, pedagang barang kelontong, supir angkutan umum, tukang ojek hingga nelayan rutin melakoni aktivitasnya hari lepas hari.
Kendati demikian, kondisi yang serba berkekurangan ini pun tak luput menjadi makanan sehari-hari yang dihadapi masyarakat sejak lama.
Salah satunya yaitu diperhadapkan dengan fenomena mahalnya harga bahan bakar minyak (BBM). Contohnya, Pertalite bisa mencapai harga Rp20.000,- perliternya. Begitu pula dengan harga solar yang bisa mencapai dua kali lipat dari harga normalnya sebesar Rp6.800,-perliter.
Namun situasi itu kemudian berubah seketika pasca hadirnya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Napirboi yang berlokasi di Jalan Trans Bandara, Kelurahan Saonek, Distrik Waigeo Selatan, Kabupaten Raja Ampat.
SPBU bernomor 86.984.21 milik PT Lima Putra ini hadir dengan menyediakan BBM berlabel Satu Harga.
Kehadiran SPBU Napirboi pasca Pandemi Covid-19 tersebut langsung disambut baik masyarakat sekitar karena memudahkan akses terhadap bahan bakar dengan harga yang terjangkau. Dan telah menjadi solusi bagi masyarakat yang butuh akan BBM.
Berada di lokasi yang tidak terlalu ramai dengan lalu lalang kendaraan, namun SPBU Napirboi sangat memiliki arti penting bagi masyarakat di kawasan itu dan sekitarnya.
Ardi, salah satu warga yang bekerja sehari-harinya sebagai tukang ojek merasa sangat terbantu dengan hadirnya SPBU Napirboi.
“Sebelum ada SPBU di sini, saya biasa membeli bensin di pengecer. Kalau beli harga 20ribu hanya dapat setengah botol mineral ukuran 1,5 liter, tidak sampai satu liter. Tapi setelah ada SPBU Napirboi saya beli harga 20ribu itu malah dapat lebih dari satu liter,” akuinya.
Ardi pun mengaku puas dengan hadirnya SPBU Napirboi.
“Saya puas dengan membeli bensin di SPBU Napirboi,” akuinya lagi.
Tak lupa dikesempatan itu, Ardi menyampaikan rasa syukurnya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan juga ucapan terima kasih kepada Pertamina yang telah menghadirkan SPBU BBM Satu Harga Napirboi dalam rangka mendukung aktivitas warga di wilayah itu.
“Hidup kami dan masyarakat disini jadi berubah dan semakin sejahtera,” tukasnya.
Senada juga disampaikan warga lainnya, Agus Mirino.
Pria yang berprofesi sebagai seorang supir mobil angkutan umum trayek Waisai – Sapokren ini merasa sangat bersyukur dan berterima terima kasih atas hadirnya SPBU BBM Satu Harga Napirboi yang sangat mudah dijangkau dan dibeli dengan harga yang sangat murah.
“Dulu untuk beli BBM saya harus ke Waisai, atau kalau tidak ya terpaksa beli yang eceran saja yang harganya memang sangat mahal. Tapi sekarang sudah ada SPBU di sini, jadi bagi saya dan juga masyarakat disini sangat terbantu sekali,” imbuhnya.
Agus tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pertamina yang telah berinisiasi menghadirkan SPBU Napirboi dengan BBM Satu Harganya.
“Usaha kami sekeluarga sangat terbantu sekali dengan program ini,” tegasnya dengan raut wajah memancarkan kebahagiaan.
Berjarak sekitar 7 Km lebih dari Pelabuhan Falaya Waisai, SPBU BBM Satu Harga Napirboi telah memberi dampak hingga ke Kampung Sapokren yang dikenal dengan sebutan Lembah Sunyi tepat di ujung jalur Trans Waisai – Saonek.
Para pedagang hingga nelayan dari pesisir Sapoken juga merasakan dampak yang sama.
“Kalau dulu kitong mau bikin apa-apa itu susah sekali sampai kitong hampir malas melakukan apa-apa, tapi setelah ada SPBU BBM Satu Harga Napirboi ini, semua jadi mudah,” beber mereka seraya mengaku senang dan bahagia karena kehidupannya telah berubah menjadi lebih baik.
Program BBM Satu Harga
BBM Satu Harga di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) adalah program Pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk menyediakan BBM dengan harga yang sama di seluruh wilayah Indonesia.
Program ini telah dilaksanakan sejak 2017 dan hingga Oktober 2024 dengan capain telah berhasil dibangun sebanyak 556 penyalur BBM Satu Harga dari target awal 583 penyalur.
Kebijakan BBM Satu Harga berdasarkan Instruksi Presiden Joko Widodo melalui Peraturan Menteri ESDM No 36 Tahun 2016 tentang percepatan pemberlakuan satu harga jenis bahan bakar minyak tertentu dan jenis bahan bakar minyak khusus penugasan secara nasional
Kehadiran BBM Satu Harga di wilayah 3T menjadi satu jawaban bagi masyarakat. Di tengah kebutuhan hidup yang terus menghimpit masyarakat, BBM satu harga serasa angin segar yang menyejukkan kondisi perekonomian warga.
Pertamina melalui subholding Patra Niaga Regional Papua Maluku telah menjamin pasokan dan harga yang diberlakukan di SPBU Napirboi sama dengan yang ada di Kota Sorong dan sekitarnya.
Sales Branch Manager Papua Barat dan Papua Barat Daya Irsan Firdaus Gasani menegaskan BBM Satu Harga di SPBU Napirboi ini adalah wujud nyata pemerataan Pembangunan.
“Kalau titik-titik 3T ini penentuannya dari Pemerintah daerah dan Kementerian ESDM. Pertamina hanya sebagai operator yang ditugaskan BP Migas untuk mengakomodir sesuai penetapan,” ungkapnya.
Diakui Irsan, tantangan dalam pendistribusian BBM yaitu dilakukan dengan sistem multimoda dari kapal ke Jeti, selanjutnya ke mobil tangki hingga lembaga penyalur.
“Bisa juga dari kapal ke drum tergantung kondisi di lapangan. Kalau untuk ship to ship belum diterapkan. Kalau dulu masyarakat membeli BBM dari sumber yang tidak jelas dengan harga yang cukup menguras kantong. Tapi sekarang dengan hadirnya SPBU di dekat tempat tinggal mereka akan sangat memudahkan untuk membeli BBM dengan harga yang lebih terjangkau dan sesuai,” bebernya.
Lebih lanjut, jelas Irsan, untuk menjaga kualitas dan kuantitas BBM maka tetap diperlukan pengukuran dengan menggunakan standar nasional.
“Maksimal toleransi di angka 0,6 dan saat ini di angka 0,4 itu masih on spec. namun jika lewat maka harus dikalibrasi ulang,” jelasnya.
Irsan menambahkan, Pertamina masih menargetkan pembangunan empat titik BBM Satu Harga di 2025 ini yaitu di Mamberamo Raya, Raja Ampat, Ambon dan Ternate.
“Tahun 2026 akan ditambah 6 titik untuk wilayah 3T,” pungkasnya.
Ispiani A – Area Manager Comm, Rel, & CSR Papua-Maluku menambahkan program ini merupakan penugasan langsung dari Pemerintah untuk memastikan energi yang adil bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Untuk Papua, ada Mamberamo Raya dan Raja Ampat, sedangkan dua titik lainnya di Ambon dan Ternate. Tahun ini total ada 15 titik BBM Satu Harga di seluruh Indonesia,” rincinya.
Ispiani menegaskan pula kehadiran BBM Satu Harga bukan hanya soal bahan bakar, melainkan tentang pemerataan ekonomi di wilayah timur Indonesia.
“Program ini mengurangi disparitas harga bahan bakar yang selama ini membebani masyarakat di daerah terpencil. Pertamina berkomitmen untuk terus menjaga ketahanan energi nasional dan memastikan pemerataan akses hingga ke Tanah Papua,” pungkasnya.
ZAN
















