KONI PB dan PBD Tandatangan Kesepakatan Nama Atlit Bertanding di PON 2024

IMG 20230828 WA0028
Rapat Koordinasi KONI Papua Barat dan Papua Barat Daya di Sekretariat KONI Papua Barat, Kampung Suweni, Distrik Manokwari Timur, Kabupaten Manokwari, Senin (28/8/2023).(Foto : Istimewa)

Koreri.com, Manokwari – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Papua Barat (PB) dan Papua Barat Daya (PBD) menggelar rapat koordinasi (Rakor) untuk membahas tentang nama Atlit beberapa cabang olahraga yang akan dipertandingkan pada pekan olahraga nasional (PON) di Aceh-Sumut tahun 2024 mendatang.

Rapat koordinasi yang tim KONI Papua Barat dipimpin Sekretaris Umum Jhon Saiba sedangkan Papua Barat Daya dipimpin Ketua Harian Abu Bakar Gusti itu berlangsung di Sekretariat KONI Papua Barat, Kampung Susweni, Kabupaten Manokwari, Senin (28/8/2023).

Sejumlah Atlit cabang olahraga yang menjadi bahan pembahasan yaitu Judo, Atletik,Pencak Silat dan Kempo dimana atlit-atlit tersebut ada yang terdaftar sebagai atlit dari KONI Papua Barat maupun Papua Barat Daya.

Berdasarkan hasil pertemuan bersama KONI pusat tanggal 22 Agustus 2023 lalu di Jakarta, perlu adanya kesepakatan yang dilakukan KONI induk dan KONI daerah otonom baru untuk daftar nama atlit, menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut KONI Papua Barat mengundang KONI Papua Barat Daya guna melakukan rapat koordinasi.

Usai rapat koordinasi tercapai kesepakatan mengenai atlit- atlit dari 4 cabang olahraga, yang menegaskan bahwa atlit bisa dimutasi ke Provinsi Papua Barat Daya dan ada juga atlit yang tetap berada di Provinsi Papua Barat, dituangkan dalam berita acara kesepakatan bersama dan ditandatangani oleh kedua KONI baik Papua Barat maupun Papua Barat Daya.

Sekretaris umum KONI Papua Barat Jhon Saiba mengapresiasi pengurus KONI Provinsi Papua Barat Daya yang sudah meluangkan waktu menghadiri undangan rapat koordinasi untuk melakukan pemetaan atlit baik yang sudah pernah  turun bertanding di PON maupun yang belum.

“Pertemuan kedua KONI ini untuk atlit yang memperkuat  tim nantinya di PON Aceh dan Sumatera Utara. Oleh sebab itu dari kecocokan data, ada terdapat beberapa cabang olahraga contohnya Judo, Kempo, Atletik, Pencak Silat. Terdapat dua atau tiga nama atlit didalam daftar. Namun itu tidak mengganggu secara utuh atlit yang berada di Papua Barat. Kita sebagai kakak pasti akan mengerti,” ungkap Saiba.

Sejalan dengan tujuan dan arahan Presiden bahwa KONI yang ada di tanah Papua termasuk DOB harus ikut disertakan dalam PON 2024 mendatang, rakor ini sudah terjawab baik bagi KONI Papua Barat maupun Papua Barat Daya.

“Hasil ini akan diantar ke KONI Pusat untuk dimasukan nama dan dilakukan verifikasi, supaya jangan ada kekeliruan pada saat DRM nantinya. Apabila sudah diverifikasi KONI Pusat, dengan demikian atlit tersebut benar telah disiapkan oleh kedua provinsi tersebut  baik Papua Barat maupun Papua Barat Daya,” ujarnya.

Saiba menjelaskan hal seperti ini bukan hanya terjadi di KONI Papua Barat dan Papua Barat Daya saja tetapi se-tanah Papua juga mengalami persoalan yang sama.

Dia menyampaikan permohonan maaf kepada KONI Papua Barat Daya karena sesuai anjuran dan hasil rapat bersama KONI Pusat, seharusnya pihaknya sudah mengundang pengurus KONI PBD dua atau tiga bulan yang lalu.

“Tapi kita di KONI Papua Barat terkendala dan kita sudah tahu semua bahwa KONI Papua Barat belum mendapatkan support atau bantuan dari Pemerintah Provinsi Papua Barat. Jadi kita sudah sepakat tadi dan dibuatkan berita acara dan ditandatangani masing masing baik dari Papua Barat maupun Papua Barat Daya,” bebernya.

KENN