Koreri.com, Jayapura – Suasana penuh semangat dan harapan mewarnai kediaman Calon Gubernur Papua nomor urut 1, Benhur Tomi Mano (BTM), pada Senin (23/6/2025) petang.
Ratusan anak muda dari berbagai komunitas di Jayapura dan sekitarnya datang berbondong-bondong untuk menyatakan satu suara: mereka solid mendukung BTM-CK sebagai pemimpin Papua ke depan.
Dukungan tersebut ditegaskan lewat Deklarasi Relawan Solidaritas Muda Papua, yang mengusung tema: Anak Muda Bersuara, Bertindak dan Berbudaya untuk BTM-CK.
Relawan ini di gagas oleh gerbong politisi partai solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Papua yang mengalihkan dukungan dari pasangan calon gubernur Mathius D Fakhiri – Aryoko Rumaropen ke Paslon gubernur nomor urut 1, Benhur Tomi Mano – Constan Karma.
Ketua Solidaritas Muda Papua, Amoye Pekei, menyebut dukungan ini bukanlah seremonial kosong.
“Kami melihat visi BTM-CK paling konkret membawa Papua ke arah yang maju, mandiri, dan tetap menjaga jati diri budaya kita. Ini bukan cuma soal pemilu. Ini tentang sejarah baru,” ujarnya tegas.
Dalam sambutannya, BTM mengapresiasi dukungan anak muda yang disebutnya sebagai “generasi dengan energi perubahan.”
Ia menekankan, deklarasi ini bukan sekadar soal mendukung calon gubernur, melainkan momen penting ketika “api semangat pemuda Papua kembali dinyalakan.”
“Generasi muda Papua tak perlu menunggu komando. Hari ini mereka menunjukkan arah sejarah Papua ditentukan dari komunitas, kreativitas, dan semangat kolaboratif,” ujar BTM disambut sorak sorai pemuda.
BTM juga menyoroti potensi besar Papua, dengan 65 persen penduduknya merupakan usia produktif.
“Bonus demografi ini bisa jadi berkah, atau bencana, jika kita tak memberi ruang untuk anak muda berkarya,” tambahnya.
Sebagai bentuk komitmen nyata, BTM berjanji mengalokasikan 1 persen APBD Provinsi untuk penguatan komunitas pemuda, seperti pelatihan digital, UMKM pemuda, hingga hibah komunitas. Program unggulan seperti Kartu Pemuda Produktif Papua (KP3) pun siap diluncurkan jika dirinya terpilih.
“Saya tak bicara janji. Saya bicara keberpihakan. Saya lahir di tanah ini, tanah Tabi. Dan saya ingin merawatnya bersama anak muda Papua,” ucap BTM dengan nada emosional.
Acara juga dimeriahkan oleh musisi muda Papua seperti grup rap Anadok, serta pameran UMKM anak muda seperti Roti Bakar YAME (Yang Anak Muda Eksekusi) dan Lapak Kopi Terpikat. BTM pun menyempatkan diri membeli produk langsung dan memberi apresiasi.
“Inilah wajah Papua masa depan: kreatif, berbudaya, dan percaya diri di tanah sendiri,” tutur BTM.
Sementara itu, Amoye Pekei menegaskan bahwa pemuda Papua kini sadar politik bukan lagi soal simbol, tetapi soal arah dan keberpihakan. “BTM adalah figur yang paham Papua dari dalam. Kami ingin pemimpin yang merangkul, bukan mengatur dari jarak,” tandasnya.
Ia juga menolak penggunaan narasi politik identitas sempit, dan mengajak seluruh pemuda menjaga proses demokrasi yang damai dan jujur.
“Kami bukan hanya memilih gubernur. Kami sedang ikut menentukan tonggak sejarah Papua ke depan,” pungkasnya.
SAV