Koreri.com (06/11) – Memukul pantat atau tidak memukul pantat anak menyebabkan banyak perdebatan diantara orang tua, bahkan ada yang mengatakan bahwa memukul pantat anak adalah suatu bentuk kekerasan dan seharusnya tidak dilakukan untuk sebuah vonis karena “kesalahan” si kecil.
Namun ada juga yang mempercayai bahwa memukul pantat anak adalah cara memberikan pelajaran pada si anak agar “berperilaku” benar.
Terkadang perdebatan mengenai hal tersebut bergantung kepada kebiasaan seperti “kita juga diperlakukan demikian ketika masih kecil dan tak memberikan efek apa-apa bagi kita saat ini.”
Tetapi riset terbaru membuktikan bahwa memukul pantat anak bisa menyebabkan gangguan mental setelah anak tumbuh dewasa.
Dalam sebuah penelitian terhadap lebih dari 8.300 data orang berusia antara 19 dan 97 tahun, para peneliti di Universitas Michigan menemukan fakta bahwa mereka yang sering dipukul pantatnya semasa kecil memiliki potensi gangguan mental seperti depresi dan beresiko tinggi menjadi pemabuk berat dan pengguna narkoba ketika dewasanya.
Para peneliti mencari efek pemukulan tersebut terhadap kesehatan mental agar bisa memahami apakah hal ini bisa dikategorikan sebagai “pengalaman buruk masa kecil” (disingkat ACEs di Amerika Serikat) seperti halnya, mendorong, memiting, menghempas, menampar wajah dan memukul secara keras sehingga meninggalkan bekas pada kulit anak.
Menurut penelitian tersebut, ACEs biasanya dipelajari dalam kaitannya dengan kesehatan orang dewasa, namun tidak pernah memasukan kasus memukul pantat anak sebagai bagian yang diteliti.
Tentunya, hal yang sangat penting untuk diingat bahwa apa yang ditemukan dalam penelitian ini mengenai hubungan memukul pantat anak dan kesehatan mental ketika seorang anak tersebut beranjak dewasa, dilakukan berdasarkan data yang dilaporakan oleh pribadi yang mengalaminya.
Hal tersebut jelas membuktikan bahwa memukul pantat anak akan menyebabkan depresi atau penyalahgunaan narkoba ketika mereka beranjak dewasa.
Kemungkinan juga ada faktor lain yang tidak tercakup dalam penelitian ini yang sangat berperan besar sehingga memukul pantat anak adalah sebuah bentuk vonis yang sering dilakukan oleh orang tua.
Sebagaimana para peneliti mengajukan teori mereka, “ada kemungkinan orang tua yang selalu menjadikan memukul pantat anak sebagai cara yang wajar dan penting dalam mengontrol perilaku anak-anaknya bisa jadi cenderung melakukan kekerasan fisik terhadap mereka.”
Lebih lanjut, penelitian ini bukanlah penelitian yang pertama kali menemukan hubungan antara memukul pantat anak dan akibat negatif yang ditimbulkannya seperti perilaku buruk atau kepribadian yang sangat agresif, dan kelihatannya para ilmuwan setuju bahwa lebih baik “cari aman” dari pada ”menyesal dikemudian hari”.
ARD
Sumber: refinery29.com