Fokus  

Kapolda Papua – Tokoh Agama Bahas Kamtibmas Jelang Nataru 2019

Kapolda Pap FKUB P
Momen jamuan kasih menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru di Jayapura, Sabtu (21/12/2019)

Koreri.com, Jayapura – Kapolda Irjen Pol. Paulus Waterpauw bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan pimpinan Persekutuan Gereja-gereja di Papua (PGGP) membahas masalah Kamtibmas jelang hari Natal 25 Desember 2019 dan Tahun Baru 2020.

“Terkait dengan beberapa peristiwa unjuk rasa yang berakhir anarkis, kita telah membentuk tim yang bertugas melakukan penegakan hukum dan tim lainnya menangani mahasiswa Papua yang eksodus dengan koordinator HAM Papua, Matius Murib,” terangnya saat momen jamuan kasih menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Jayapura, Sabtu (21/12/2019).

Menurut Kapolda, ada beberapa kasus yang diikuti bersama nampaknya sudah mulai mereda dan makin menurun intensitasnya, namun ada beberapa riwayat yang masih terjadi di beberapa kabupaten.

“Aparat keamanan menyadari pentingnya peribadatan khususnya di bulan Desember, tetapi kita juga berhadapan dengan pihak-pihak yang dalam kehidupannya berseberangan dengan Pemerintah dan negara Indonesia,” jelasnya.

Dikatakan, jika aparat keamanan kendor maka kelompok separatis akan terus masuk.

“Kita selalu ikuti di setiap pergerakan mereka. Saya minta masukan dari bapak-bapak semua bagaimana langkah kita untuk membuat kenyamanan, ketenteraman dan keamanan jika melihat kenyataannya masih seperti begitu,” cetus Kapolda.

Berkaitan dengan itu pula, ada beberapa penugasan yang bertujuan mempertebal dan perkuat untuk membantu Polri yang ada di wilayah ini. Walaupun untuk mendatangkan pasukan itu membutuhkan biaya yang besar.
“Makanya kami sedang berpikir bahwa justru yang dipertebal adalah pasukan organik anggota kita yang ada di sini,” tambahnya.

Gambaran secara umum mengenai situasi keamanan di jajaran Polda Papua masih dalam situasi aman dan terkendali, di mana saat ini sedang dilakukan upaya cipta kondisi termasuk salah satunya berupa pertemuan dan koordinasi atau sharing dengan FKUB dan PGGP setempat.

“Kami sangat berharap bantuan dari bapak-bapak sebagai Forum Kerukunan Umat Beragama untuk menghimbau serta mengajak seluruh masyarakat melakukan aktivitas perayaan Natal ini dengan sembari tetap waspada, dan mohon kiranya apabila ada mendengar isu-isu informasi sekecil apapun yang terjadi, tolong segera dilaporkan ke aparat keamanan terdekat,” imbuhnya.

Tokoh agama Katolik, Uskup Leo Labalajar menyampaikan terimakasih kepada aparat TNI/Polri yang telah bekerja keras menjaga tanah ini.

“Ada ancaman disana sini tapi secara keseluruhan kita merasa aman. Ancaman terhadap keamanan di Papua ada 2 yaitu teroris dan Kelompok Kriminal Bersenjata. Tetapi saya meyakini terorisme belum menjadi ancaman serius di Papua namun yang saya takutkan adalah Kelompok Separaris yang kadang kelihatan damai tetapi tiba-tiba menciptakan kerusuhan,” akuinya.

Suasana curiga itu besar sekali, tidak ada kepercayaan satu sama lain, oleh karena itu perlu menumbuhkan kepercayaan antar masyarakat dan juga pemimpin agama yang paling bertanggung jawab.

“Tugas dan misi kita adalah pembahasan suatu dokumen Abu Dabi yang membuat pertemuan Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar di Abu Dabi untuk membangun persaudaraan dunia,” jelasnya.

Ketua I PGGP pada intinya, colling down itu sangat penting dan perlu dilakukan suatu pertemuan untuk mencari jalan terbaik.

“Kita harapkan untuk rapat antara para pimpinan agama (Uskup/Ustad) tekait masalah keamanan Natal sehingga suka cita damai Natal dapat terlaksana dengan baik,” harapnya.

Ketua MUI Provinsi Papua, Ustad. Syaiful Islam Al – Payage, menjelaskan terkait dengan ideologi yang berbeda, haruslah diberikan pemahaman yang utuh kepada anak-anak muda bahwa Papua adalah bagian yang utuh dari Indonesia.

“Pada intinya saya mengucapkan selamat Natal dan dalam kondisi apapun saya yakin Bpk. Kapolda Papua dapat mengamankan jalannya Natal dan Tahun Baru dengan aman dan damai. Saya siap jika mengumpulkan dan mengadakan pertemuan antar umat agar kita bisa tau mana yang baik dan tidak baik,” kata Ustad Al – Payage.

Hal senada juga disampaikan Pdt. James Wambrauw pada intinya menekankan soal keberanian menanyakan permasalahan langsung kepada masyarakat karena jika tidak dilakukan maka tetap akan menjadi curiga.

“Sehingga perlunya kita duduk bersama untuk mencari solusi. Saya berharap momen kita saat ini jangan sampai ada permasalahan dan kita satu tujuan yaitu melihat Papua kedepan menjadi yang lebih baik,” katanya.

Sementara itu, Ketua PGGP Pdt. MPA. Mauri. S. Th mengatakan seluruh masyarakat Papua tetap waspada menjelang Natal 25 Desember 2019 dan Tahun Baru 1 Januari 2020.

“Percayakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kewenangannya. Mahasiswa eksodus serahkan kembali kepada pimpinannya dan berikan petunjuk. Hamba Tuhan dan Umat beragama harus dapat menjadi tauladan baik pola ucap maupun pola tindak,” kata Mauri.

Turut hadir, Dir Intelkam Polda Papua Kombes Pol Patrige R. Renwarin, SH., Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Drs. Ahmad Musthofa Kamal, SH., Uskup Jayapura, Ketua MUI Provinsi Papua, Wakil Ketua FKUB, Wakil Ketua III PGGP, Sekum PGGP, serta Para tokoh-tokoh Agama yang tergabung dalam FKUB dan PGGP Provinsi Papua.

VDM