Koreri.com – Penyebaran pesat coronavirus menjadi momok yang menakutkan secara global saat ini serta memicu kembali jatuhnya pasar saham dunia pada Kamis (27/2), walaupun trend kasus penyebaran yang terjadi di China mengalami penurunan.
Seperti dilansir dari Washington Post, pemimpin Australia memperingatkan bahwa pandemik virus mematikan tersebut hanyalah sebuah masalah waktu saja, karena infeksi-infeksi baru dan kematian justru meningkat pesat di Timur Tengah dan juga Korea Selatan.
Peringatan ini datang setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan sebuah kasus infeksi yang tidak diketahui asal usulnya pada Rabu (26/2) dan bersamaan dengan dikeluarkannya Peringatan-Perjalanan Level 3 bagi Korea Selatan.
Walau jumlah kasus penyebaran virus asal China itu mengalami penurunan dalam kasus baru serta jumlah kematian, namun di belahan dunia lain penyebaran virus yang bermula di Wuhan, Provinsi Hubei itu bergerak sangat cepat.
Korea Selatan melaporkan kasus baru sebanyak 505 kasus baru pada Kamis (27/2) dengan total infeksi yang terkonfirmasi sebanyak 1,766 termasuk didalamnya seorang prajurit AS yang bertugas di negara semenanjung itu.
Selain itu, penyebaran virus mematikan tersebut menyebabkan pembatalan dan penundaan berbagai kegiatan seperti ziarah keagamaan ke Arab Saudi hingga pertandingan rugby di Irlandia, termasuk keraguan akan pelaksanaan Olimpiade 2020 di Jepang.
Pasar saham Eropa jatuh sebanyak 2.5 persen pada awal pembukaan Kamis (27/2) sebelum mengalami perbaikan dan Index Nikkei Jepang mengalami penurunan drastis akibat kekuatiran akan dampak ekonomi yang diakibatkan oleh penyebaran virus yang menjadi momok di seluruh dunia itu.
Di China, pemerintah melaporkan trend kasus yang terus menurun dengan hanya ditemukannya 433 kasus infeksi baru dan 29 kematian yang kebanyakan terjadi di Provinsi Hubei.
Seorang ahli kesehatan negara itu mengatakan bahwa Ia percaya negaranya dapat melakukan pengontrolan secara penuh untuk mencegah penyebaran virus mematikan itu pada akhir April nanti.
Di Timur Tengah, Iran melaporkan angka kematian sebanyak 22 korban jiwa dengan 141 kasus yang terkonfirmasi.
Pusat pengendalian dan pencegahan penyakit menular AS mengkonfirmasi adanya sebuah kasus infeksi seorang pasien asal California walau tidak pernah melakukan perjalanan ke luar negeri dan juga tidak pernah melakukan kontak dengan pasien penderita COVID-19.
VLJ
Sumber: Washingtonpost.com