Koreri.com, Timika – Kapolda Papua Irjen Pol. Paulus Waterpauw mengatakan intensitas kelompok kriminal bersenjata (KKB) memberikan tekanan kepada TNI-Polri untuk meminta perhatian dunia terkait Papua merdeka.
“Dari hasil monitoring kita bahwa tujuan KKB adalah meminta perhatian dunia berkaitan dengan keinginan mereka (OPM) untuk merdeka,” terangnya saat pengarahan Kapolda dan Pangdam kepada para Komandan Satuan dan para Perwira TNI – Polri di aula Mako Kodim 1710 Mimika, Kamis (16/4/2020).
Arahan Kapolda Papua dan Pangdam XVII Cenderawasih disampaikan dalam rangka menyikapi perkembangan situasi dan gangguan keamanan di wilayah Kabupaten Mimika.
Terkait aktivitas KKB juga sebagai upaya untuk menjalin rasa kekeluargaan dan sinergitas serta kekompakkan antara berbagai Satuan tugas TNI dan Polri yang ada di Kabupaten Mimika dalam pelaksanaan tugas termasuk pasca terjadinya konflik antar anggota di Mamberamo Raya.
“Sekarang ini ada aktivitas dari kelompok-kelompok yang berlawanan dengan negara ini, rekan rekan yang sedang melaksanakan tugas di lapangan dan saya bersama Pangdam memegang amanah untuk bertanggung jawab dalam penegakan hukum di seluruh tanah Papua ini,” tegasnya.
Menurut Kapolda, aksi penembakan di Kuala Kencana merupakan pukulan telak bagi aparat TNI-Polri.
“Mereka bisa mengganggu manajemen PT Freeport Indonesia yang didalamnya ada pekerja warga negara asing dan alhasil didepan mata kita mereka lakukan itu dan hal ini telah memukul telak kepada kita semua,” sambungnya.
Oleh sebab itu, Kapolda mengajak seluruh jajaran TNI-Polrl di Tanah Papua untuk satukan langkah, tekad dan niat, sama-sama kendalikan anak buah prajurit di lapangan dengan kecanggihan teknologi yang dimiliki untuk lumpuhkan kelompok ini.
“Yang terpenting adalah perlu juga ada hubungan kemasyarakatan yang harus digalakkan karena kalau hanya gunakan teknologi harusnya diimbangi dengan komunikasi dengan tokoh masyarakat atau tokoh informal, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh perempuan sehingga ada teman kita yang khusus lakukan pengejaran dan kita lain lakukan koordinasi dengan masyarakat,” jelasnya.
Diperlukan sinergitas semua perwira untuk melakukan ini yang penting kompak dan satu tegakkan hukum.
“Kita kombinasikan kemampuan kita baik teknologi dan kemampuan komunikasi dengan masyarakat di lapangan,” jelas Kapolda.
“Sebenarnya masyarakat juga menolak terhadap kelompok ini tapi kalau kita tidak mendekat kepada mereka maka mereka juga tidak mau memberikan informasi kepada kita,” tukasnya.
Sementara itu, Pangdam/XVII Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab mengatakan bahwa Bhabinsa adalah ujung tombak yang bisa memberikan informasi.
Menurut Pangdam, jangan dianggap Babhinsa itu tidak punya peranan padahal mereka itu yang sangat berperan bisa mendapatkan informasi dari masyarakat.
“Saya kira sudah diberikan gambaran besar dengan tupoksi yang diberikan kepada kami berdua dari pimpinan Menkopolhukam. Mari kita kembalikan nuansa kebatinan dan kekeluargaan kita. Ada pucuk pimpinan dan tidak usah takut-takut datang kepada kami sampaikan masalahnya apa,” ajaknya.
Pangdam juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh perwira dan para komandan Satgas dalam menjalankan tugas di lapangan.
“Manfaatkan naluri naluri intelijen yang ada disini, jadikan semua lapisan masyarakat menjadi informan termasuk tukang ojek. Mereka itu bisa membantu memberikan informasi, kita tidak bisa berdiri sendiri maka kita perlu sinergis,” tegasnya.
Hadir dalam pertemuan itu, Kabinda Papua Brigjen TNI A. Haris Napoleon, As Ops Pangkogab Wilhan 3 Brigjen Suswatyo, Kasatgas Elang BIN Brigen TNI Joni Triman H., Satgas Nemangkawi Kombespol Anom, Kapolres Mimika AKBP I Gusti Gde Era Adhinata, SIK, Dandim 1710/Mimika Letkol Inf. Pio L Nainggolan, Danlanal Timika Letkol Laut ( P ) Yadi Mulyadi S.E, dan Dansatrad Mimika Lekol Lek Adi Siswanto.
VER