Inilah Kisah Pilu 2 Petugas Covid-19 Yang Ditembak KKB di Intan Jaya

ilustrasi penembakan KORERI
Ilustrasi Kontak Tembak

Koreri.com, Nabire – Almelek Bagau, petugas Covid-19 yang juga merupakan Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Kesehatan Kabupaten Intan Jaya, bersama Heniko Somau menjadi sasaran penembakan oleh Kelompok Tak Ber-Tuhan (KKB) di Distrik Wandai, Kabupaten Intan Jaya, Jumat (22/5/2020).

Akibat aksi biadap itu, salah satu petugas Covid-19 Heniko Somau meninggal dunia.

Saat ditemui di RSUD Nabire, Almelek Bagau menceritakan kisah pahit yang dialami oleh dia bersama temanya, Heniko Somau (korban meninggal dunia).

Dengan suara lirih dan bercucuran air mata, Almelek Bagau mengisahkan tragedi memilukan yang dialaminya itu.

Saat itu, tepatnya pada Rabu (20/5/2020) ia bersama Heniko Somau berangkat dari Sugapa hingga tiba di Kampung Jae, Distrik Wandai membawa obat-obatan.

“Karena saya dan saudara Heniko Somau adalah PNS pada Dinas Kesehatan Kabupaten Intan Jaya yang juga merupakan Tim Kesehatan Pencegahan Virus Covid-19. Saat itu, kami membawa radio HT yang diberikan oleh Dinas kesehatan untuk komunikasi kami dengan petugas Kesehatan diposko pencegahan Virus Corona,” kisahnya.

Keesokan harinya, Kamis (21/5/2020), Almelek bersama Heniko Somau masih berada di kampung Jae Distrik Wandai mengikuti ibadah kenaikan Isa Almasih.

“Hari Jumat (22/5/2020) sekitar pukul 08.00 Wit, saat itu sedang hari pasar, saya bersama almarhum Heniko Somau sedang berada di rumah saya, tidak lama kemudian datang sekitar 15 orang yang mengaku mereka adalah OPM,” bebernya.

Mereka itu, membawa senjata api laras panjang dan menghitamkan muka/wajah mereka dengan arang dan tanah serta berbicara memakai Bahasa Dani.

Mereka mengusir masyarakat yang berada di sekitar pasar. Sementara saat itu, Almelek bersama Heniko Somau sudah sempat keluar dari rumah hendak pergi ke pasar.

“Pas sampai di depan rumah saya, saya dan saudara Heniko Somau (Almarhum) ditahan oleh 15 orang tersebut kemudian mereka mengatakan bahwa, “kalian tinggal di tempat” dan ada yang mengatakan “duduk,,,,duduk, dan selanjuntnya salah satu dari mereka KKB mengatakan bahwa ” maksud kalian apa bawa radio HT, kalian mata-mata to,” kisahnya menirukan ucapan oknum KKB.

Saat itu, Almelek menjawab tidak tahu apa-apa, karena radio HT milik Dinas Kesehatan itu diberikan buat komunikasi masalah virus Corona-Covid 19.

Namum saat itu para pelaku tetap mencurigai dirinya dan almarhum Heniko Somau adalah mata-mata-nya aparat keamanan.

“Saat itu juga, mereka (KKB, red) langsung menembak anjing peliharaan saya dengan menggunakan senjata api laras panjang,” lanjutnya.

Kemudian mereka mengatakan “Kamu mengaku sudah…!”

Saat itu juga, salah satu dari mereka menembak ke arah kaki Heniko Somau menggunakan senjata api laras panjang sebanyak satu kali dan tembakan tersebut mengenai betis sebelah kanan korban.

Kemudian, mereka KKB Kembali menembak dirinya menggunakan senjata laras panjang sebanyak dua kali dan mengenai tumit dan pergelangan kaki sebelah kiri.

KKB juga kembali menembak almarhum Heniko Somau sebanyak dua kali dan mengenai betis dan paha sebelah kiri. Dan satu kali mengenai betis sebelah kanan Almelek.

“Setelah itu sambil saya mengangkat tangan kanan, saya katakan “Tuhan saya salah apa….?” Kemudian salah satu dari mereka menembak telapak tangan sebelah kanan saya dengan menggunakan pistol sebanyak satu kali,” bebernya.

Lalu mereka KKB membakar rumah tempat tinggal kami, dan berteriak mengatakan “kepala kampung , kepala distrik ini kalian tanggung jawab” dan langsung bergegas pergi.

“Setelah KKB pergi, almarhum Heniko katakan kepada saya ‘Sobat kita dua ini salah apa?’ Kemudian saya jawab ‘Sobat kita dua punya keadaan sama ini!” balas Almelek.

Tidak lama kemudian datang masyarakat dan saudara-saudara Almelek, langsung membawa dirinya dan almarhum Heniko Somau menggunakan motor ke Kabupaten Intan Jaya untuk mendapatkan perawatan medis. Namun didalam perjalanan, Heniko Somau meninggal dunia.

“Saya hanya bisa berdoa dan memohon kepada Tuhan agar mereka KKB dapat mempertanggungjawabkan perbuatan mereka di hadapan Tuhan kelak nanti Kketika saatnya Tuhan Memanggil mereka karena perbuatan mereka. Mereka lakukan disaat umat Kristen sedang merayakan hari Paskah atau Kenaikan Tuhan Yesus Kristus dan juga dunia sedang menghadapi dengan wabah Virus Corona,” akuinya.

Almelek juga minta kepada Pemerintah dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) serta HAM untuk melihat secara serius kondisi petugas Kesehatan yang sedang menjalani tugas kemanusian dalam memerangi Wabah Virus Corona ini dari aksi keji yang dilakukan oleh KKB di Papua.

VER