Ini Penjelasan Pertamina Soal Antrian Panjang di SPBU Kota Jayapura

Edi Mangun
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Parta Niaga Regional Papua Maluku Edi Mangun.(Foto : Istimewa)

Koreri.com, Jayapura – Antrian panjang kendaraan roda empat dan truk di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kota Jayapura mulai dari APO sampai Waena mengakibatkan kemacetan di jalan raya karena menunggu giliran untuk mengisi BBM jenis solar.

Antrian selama 3 pekan terakhir ini membuat Pertamina MOR VIII Papua – Maluku angkat bicara.

Edi Mangun, Unit Manager Communication Relation dan MOR VIII Papua Maluku, mengatakan antrian panjang karena banyak pengerjaan proyek dari pemerintah baik penimbunan maupun pelebaran jalan di wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura.

“Kalau antrian di SPBU depan terminal mesran itu karena kendaraan konteiner pelabuhan biasa isi BBM di situ juga, dimana panjang 1 mobil kontener sama dengan 3 mobil kecil. Kalau dia parkir berarti sudah terjadi antrian panjang,” terangnya saat dikonfirmasi di Jayapura, Rabu (21/10/2020).

Menurut Edi, ketika terjadi antrian di SPBU bukan berarti BBM langkah karena stok untuk Papua saat ini masih berada di sekitar 60 persen yang terserap, untuk kota Jayapura yang sudah terserap 57 persen dan Kabupaten Jayapura sama 56 – 57 persen

“Jadi, menyikapi antrian panjang di beberapa SPBU seperti dari Abe sampai Sentani itu berdasarkan tim kami yang melakukan survei ternyata di daerah Kabupaten Jayapura itu lagi marak penimbunan jalan, jadi truk sirtu (batu pecah, red) itu mereka suka isi ramai – ramai pagi sampai siang itu yang membuat antrian di SPBU,” jelas Edi.

Yang menarik lagi, kata Edi, sejak akses jalan trans Papua yang menghubungkan Jayapura – Wamena jadi salah satu faktor penyebab antrian di SPBU karena kendaraan truk dari Wamena – Jayapura maupun sebaliknya ikut mengisi, sementara kapasitas SPBU hanya mampu melayani kendaran di wilayah Kota dan Kabupaten Jayapura.

“Itu ada indikasi bahwa mobil jalur trans Jayapura – Wamena antri (Timbun, red) di SPBU yang menyebabkan stok kebutuhan Kota dan Kabupaten Jayapura terbatas,” kata Mangun.

Untuk itu, Pertamina tambah kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di SPBU Kota Jayapura sebesar 16 Kilo liter.

“Kami minta aparat kepolisian untuk bisa membantu mengawas jangan sampai jatah kuota Kota dan Kabupaten Jayapura harus bergeser keluar yang dilakukan secara ilegal. Kita bersyukur selama pandemi Covid-19, stok BBM kita masih ada sekitar 40 persen,” bebernya.

Sebelumnya, Holas yang juga salah satu sopir truk box yang biasanya mengantarkan barang deng rute Genyem–Jayapura PP mengklaim kelangkaan solar sudah terjadi tiga minggu.

Sumber bahkan rela mengantri berjam-jam karena demi mendapatkan solar di SPBU untuk terus bisa menghidupkan mesin demi pekerjaan dan mengantar barang agar dapat sampai di tujuan.

Senada disampaikan, Maxi, sopir truk pasir. Ia biasa mengantri solar di SPBU dari pagi hingga sore hari demi menghindari antrian panjang.

“Saya kadang antri siang, pagi kalau tidak cari SPBU lain yang bisa sedikit longgar,” ujarnya.

OZIE