Pertamina Bantu Pelestarian Teripang di Kepulauan Kei

Pertaminan Pembibitan Teripang Kei

Koreri.com, Tual – PT. Pertamina melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) memberikan bantuan bagi pelesatrian teripang di Kepulauan Kei.

Teripang ini menjadi salah satu hasil laut menjadi komoditas unggulan di wilayah tersebut.

Menurut sejarah yang pernah ada, dulunya Kepulauan Kei adalah surga bagi biota laut.

Permintaan teripang ini kemudian makin lama semakin meningkat, namun pada akhirnya berdampak pada menurunnya populasi mahkluk laut tersebut.

Menyikapi itu, International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan teripang sebagai satwa yang terancam (endangered).

Karena siklus hidup teripang ini dapat dikatakan panjang, sehingga restocking akan biota laut ini harus dijaga mengingat keberlangsungan hidup dan perkembangan biota itu sendiri.

Pertamina peduli melalui program sosialnya memberikan bantuan kepada kelompok Salterai yang ada di Kepulauan Kei.

Bantuan yang diberikan berupa pembangunan hatchery untuk pembudidayaan dan habitat pembesaran di laut dengan berbasis kearifan lokal (SASI).

SASI ini merupakan kearifan lokal dalam pengelolaan SDA (darat dan laut) yang sudah ada di Maluku sejak tahun 1840-an.

Apabila telah dilakukan SASI di suatu areal, maka masyarakat tidak diperkenankan untuk mengambil organisme yang ada pada areal tersebut selama kurun waktu yang telah disepakati bersama.

Pertaminan Pembibitan Teripang Kei2Unit Manager Communication Relations & CSR PT Pertamina (Persero) Regional Papua – Maluku, Edi Mangun dalam rilisnya yang diterima media ini, Kamis (28/1/2021) mengungkapkan, kelestarian dan keberlangsungan akan suatu organisme hidup merupakan tanggung jawab semua.

“Pengambilan dari sumber daya alam yang ada, harus diimbangi juga dengan kebijakan untuk mengembangbiakkan agar kelestarian dan keberlangsungan organisme tersebut tidak punah,” ungkapnya.

Selain kegiatan utama dalam menjaga ketersediaan energi, Pertamina juga berkomitmen melakukan kegiatan sosial dalam rangka pelestarian atau konservasi dan juga mendorong masyarakat untuk dapat meningkatkan kapasitas dirinya melalui program pemberdayaan masyarakat.

“Harapannya ke depan bantuan ini tidak hanya berbentuk konservasi dan pembudidayaan saja, akan tetapi bisa bergeser juga ke arah Ecotourism. Penggabungan konsep dari konservasi alam, pemberdayaan ekonomi dan pendidikan lingkungan, agar keberlangsungan program dapat dirasakan oleh banyak pihak yang ada,” sambung Edi.

Ke depan, perlu adanya perhatian khusus dari semua elemen masyarakat yang ada dan seluruh pihak pihak terkait agar program ini dapat terwujud dan dapat menjadikan nilai tambah bagi masyarakat di kepulauan kei secara luas.

“Regenerasi pola pikir bersama untuk mengembangkan potensi potensial dari sumber daya alam yang ada, hingga pemanfaatan sumberdaya alam yang bijaksana,” pungkasnya.

MP-RR