Koreri.com, Ambon – Anggota DPRD Maluku M. Fauzan Husni Alkatiri, menyampaikan rasa syukurnya atas momen peringatan HUT Kemerdekan RI ke 76 yang baru saja dirayakan seluruh bangsa Indonesia.
Kendati demikian, makna kemerdekaan itu kembali menjadi sorotannya berkaitan dengan kondisi keterisolasian sejumlah wilayah di Indonesia khususnya di Provinsi Maluku.
“Saya mensyukuri Rahmat Tuhan atas kemerdekaan ini, tetapi kita juga berharap perhatian serius dari Pemerintah baik dari tingkat Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota terhadap kondisi pembangunan yang sesungguhnya di tengah-tengah masyarakat,” akuinya kepada media media ini melalui aplikasi Whatsapp, Selasa (17/8/2021).
Menurut Fauzan, di setiap perayaan kemerdekaan RI hingga peringatan tahun ini kondisi itu ada.
“Namun kurangnya perhatian Pemerintah Pusat terhadap kondisi pembangunan di Provinsi Maluku itulah kita rasa belum maksimal. Problem kita dari tahun ke tahun itu masih sama yaitu ada beberapa wilayah yang masih dalam status terisolasi. Maka itu dengan anggaran pemerintah yang begitu banyak, saya berharap bisa mengatasi masalah itu,” klaimnya.
Anggota Komisi III DPRD Maluku ini kemudian mencontohkan, saat Komisi III menggelar rapat dengan mitra-mitra, belum lama ini.
“Salah satu masalah yang saya sampaikan itu adalah bagaimana kondisi keterisolasian di Negeri Kilmuri misalnya. Itu belum bisa teratasi bahkan kita lihat juga progesnya tidak maju – maju amat,” bebernya.
Bahkan dari Pemeritah Provinsi Maluku sejak kepemimpinan sebelumnya hingga sekarang telah menjanjikan kepada masyarakat yang ada di Kelmuri untuk membuka keterisolasian.
Namun kenyataannya, hingga sejauh ini belum juga ada progres berarti buat masyarakat yang ada di sana.
“Maka itu, saya sampaikan atensi itu dihadapan Dinas PUPR Maluku maupun Balai Jalan Maluku sebagai repersentasi Pemerintah Pusat, bahwa dalam salah satu dari lima visi Presiden Joko Widodo itu adalah membuka keterisolasian daerah,” cetus Fauzan.
Ia kemudian membandingkan bagaimana campur tangan Jokowi di tanah Papua dalam mengembangkan infrastruktur di wilayah itu.
“Jika dibandingkan dengan perhatian Pemerintah Pusat ke Maluku ini, menurut saya sejauh ini belum ada,” nilainya.
Bahkan dalam rapat komisi itu, Fauzan mengecam tradisi cara kerja rutinitas.
“Saya sampaikan ke mitra – mitra Komisi III kalau hanya menghabiskan anggaran dalam mengurus rutinitas saja, maka kita tidak mewariskan apa-apa, tetapi kalau hari ini kita mengejar warisan terhadap masa depan. Maka itu kita harus serius terhadap visi dari Pemerintahan Jokowi bagaima kita membuka keterisolasian bagi masyarakat,” cetusnya.
Olehnya itu, Fauzan kembali mengingatkan Pemerintah untuk tidak bekerja dengan tradisi rutinitas.
“Kalau hanya mengejar rutinitas maka perjuangan itu tidak akan sampai pada nilai kemerdekaan dan tidak sampai pada cita – cita Proklamasi, seperti apa yang sudah dilakukan Soekarno dan Hatta sebelumnya,” tegasnya.
Dan untuk menerobos itu, perlu keseriusan dari Pemerintah.
“Kalau memang punya niat dan cita-cita ingin membuka keterisolasian itu maka pasti bisa. Apalagi kita juga semua tahu anggaran Pemerintah cukup besar untuk itu. Tapi coba kalau buka keterisolasian cuma dengan 2 Miliar, apa artinya itu,” kecamnya.
Yang terpenting, tambah Fauzan, Pemda harus fokus pada program prioritas.
“Misalnya kita badingkan saja manfaatnya kita bangun tortoar yang masih bagus dalam Kota Ambon dengan anggaran puluh miliar. Kalau itu saja dipindahkan ke Kelmuri maka ketirsolasian sudah terbuka,” pungkasnya.
JFL