Salah seorang pegawai RSUD Jayapura yang tidak mau namanya dikorankan, Jumat (3/9/2021) membenarkan bahwa saat ini manajemen memang kembali membeli air untuk memenuhi kebutuhan seperti terjadi di 2018.
Sebab debit air yang masuk ke bak induk di rumah sakit peninggalan Belanda itu, sudah sangat kecil sejak akhir Agustus 2021.
“Kita bingung semua, ini penyebabnya apa debit airnya jadi kecil. Mungkin karena pipanya kotor ka, atau karena pembagiannya lebih banyak ke PON jadi kita dapat kurang ka, atau bocornya pipa, kita belum tahu. Tapi ini aneh. Setahun terakhir tidak pernah terjadi seperti ini. Malah air melimpah ruah, terbuang kiri kanan di pinggir jalan sampai kamar jenazah. Ada apa sebenarnya ini,” tanyanya heran.
Ia mengatakan, sejak tanggal 30 Agustus 2021, bisa dipastikan sudah seratus tangki air yang dibeli pihak RSUD Jayapura untuk mengisi bak induk. Dimana harga satu tangki air bervolume 5.000 liter adalah Rp 200 ribu.
Pengakuan yang sama datang dari salah satu suster yang sehari-hari bertugas di unit pelayanan Ruang Isolasi Covid RSUD Jayapura. Menurutnya, beberapa hari terakhir, air PDAM memang tidak mengalir di ruangan tempat ia bekerja. “Sampai hari ini, di ruangan isolasi atas air tidak jalan-jalan, mati terus. Bak kering,” katanya membenarkan.