Koreri.com, Biak – Empat pesilat asal Biak Numfor yang tampil pada cabang olahraga Pencak Silat PON XX 2021 tuntas menunaikan tugasnya mewakili Provinsi Papua di ajang tersebut.
Sebanyak 2 emas dan 1 perunggu menjadi torehan terbaik di ajang olahraga nasional 4 tahunan itu.
Sambutan meriah dengan penuh rasa bangga dan haru oleh warga masyarakat serta segenap insan Pencak Silat di wilayah itu sangat terasa ketika pesawat yang membawa mereka tiba di Biak dan sambut Sekretaris Daerah dan segenap insan Pencak Silat, bertempat di VIP Room Bandara Frans Kaisiepo, Minggu (24/10/2021).
Para pesilat kemudian menghitamkan Biak dengan melakukan konvoi keliling kota bersama atlet peraih 2 emas dan 1 perunggu yang berakhir dengan diserahkan oleh pelatih kepada IPSI Biak Numfor bertempat di lapangan Apel kantor Bupati setempat.
Penyerahan atlet duta pemegang medali emas dan perunggu ini diterima langsung oleh Ketua IPSI Biak Numfor Margaretha Singgamui disaksikan langsung oleh sejumlah hadirin.
“Hari ini kami semua sangat terharu. Bukan hari ini saja ketika atlet-atlet kita mempersembahkan medali emas untuk Provinsi Papua saya sendiri tidak bisa berkata apa-apa, saya sangat bangga,” ungkap Margaretha penuh rasa haru.
Dijelaskan, pencat silat adalah salah satu olahraga yang berasal dari rumpun Melayu salah satunya adalah Indonesia dan terdiri dari berbagai perguruan yang berkembang sesuai dengan tradisi daerah masing-masing.
“Dan di Biak Numfor sendiri, ada 11 perguruan pencak silat dan ketika kami mulai berkembang yaitu pada kejuaraan cabang pada 2019 dan pelaksanaannya di gedung wanita,” jelas Margaretha.
Dikatakan, disitu titik awal IPSI Biak Numfor bangkit dan sampai dengan prestasi yang boleh dibanggakan bersama-sama.
“Atlet kita 4 orang yang dikirim mewakili Papua, mewakili Biak Numfor pada PON 2020 yang di laksanakan 2021 kemarin dan luar biasanya dari 4 atlet itu kita mendapat 2 Emas dan 1 perunggu, itu prestasi yang sangat luar biasa,” pujinya.
Ketua IPSI Biak pun berharap, atas raihan berprestasi tersebut maka perlu adanya perhatian dari Pemerintah daerah terhadap atlet-atlet ini.
“Saya berharap juga, Pemda memfasilitasi mereka kalau ada lowongan kerja mereka bisa jadi PNS, Bapak asisten juga Bapak kadispora dan kebetulan yang hadir juga ada perwakilan TNI/Polri, anak-anak muda yang luar biasa ini bisa diarahkan untuk menjadi anggota polisi atau tentara tergantung dari mereka mau di mana, tolong difasilitasi pak anak-anak saya ini,” pintanya.
Lanjut Margaretha, seperti awal-awal sudah disampaikan bahwa kalau berbicara pencak silat Papua itu di dalamnya orang-orang Biak yang memiliki pengaruh besar.
Salah satunya adalah pelatih Hans Manam (yang mengantar atlet Biak) adalah anak asli dari Biak Barat dan di masa itu ketika tim pencak silat dari Papua dalam semua kejuaraan yang diikuti, pasti disegani oleh tim lain di luar Papua.
“Dan yang memperkuat itu kebanyakan adalah dari Biak seperti Hans Manam, dan pelatih kepala Imanuel Daundi yang kemarin sempat mengikuti kejuaraan dunia dan malang melintang di dunia persilatan indonesia. Jadi jangan bilang kalau Biak tidak bisa berbuat apa-apa disilat, sudah ada buktinya,” tegasnya.
Untuk itu, Margaretha kembali mengajak Pemda dalam hal ini Dinas Pemuda dan Olahraga untuk mendukung pencak silat dan olahraga lainnnya.
“Olahraga-olahraga perorangan yang walaupun dengan biaya yang minim, kita bisa memperoleh banyak medali di sana, salah satunya silat,” tuturnya.
Pencak silat Biak Numfor tambah Margaretha, berkembang dengan sangat pesat.
“Untuk itu, harapan saya ke depan agar pembinaan prestasi sudah mulai di lakukan sejak usia dini sampai dengan dewasa. Karena di tahun depan, kami sudah mengambil tindakan untuk setiap tahun ada kejuaraan tingkat remaja dan dewasa di Biak Numfor,” tandasnya.
Margaretha tak lupa mengajak adik-adik di perguruan untuk terus berlatih tingkatkan kemampuan agar kelak menggantikan para atlet senior.
“Itu yang saya mau dengar dari kalian semangatnya supaya besok di PON Aceh, Biak bukan hanya mengirimkan 4 atlet tetapi 10 Atlet,” tukasnya.
HDK