as
as

Dinas Kesehatan PBD Distribusikan Kelambu Anti Nyamuk Massal Bulan Ini

WhatsApp Image 2023 03 01 at 20.22.36
Media Gathering Dinas Kesehatan Papua Barat Daya dengan Awak media di Hotel Vega Kota Sorong, Provinsi PBD, Rabu (1/3/2023).(Foto : KENN)

Koreri.com, Sorong – Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya merilis Kabupaten Tambrauw dan Raja Ampat termasuk daerah yang berstatus endemis tinggi Yaitu Kabupaten Tambrauw dan Kabupaten Raja Ampat.

Pernyataan ini disampaikan Kabid Yankes Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Daya Dr. F. Susana Wanane dalam acara media gathering publikasi kegiatan distribusi kelambu baru anti nyamuk massal di Provinsi Papua Barat Daya tahun 2023 yang berlangsung di Hotel Vega Kota Sorong, Rabu (1/3/2023).

as

Dijelaskan Dr Susana Wanane, Provinsi Papua Barat Daya masih merupakan daerah endemis malaria dengan angka kejadian kasus malaria sebesar 7,3 kasus per 1000 penduduk dengan jumlah kasus sebanyak 3.663 kasus malaria.

Dari enam kabupaten/ kota wilayah Papua Barat Daya terdapat dua kabupaten berstatus endemis tinggi yaitu Kabupaten Tambrauw dan Kabupaten Raja Ampat, sedangkan Kabupaten Sorong, Maybrat, dan Kota Sorong berstatus endemis sedang.

Untuk mempercepat pencapaian bebas malaria, akan dilakukan pendistribusian kelambu anti nyamuk kepada masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah endemis tinggi serentak pada bulan Maret tahun 2023.

“Sedangkan Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Maybrat, Raja Ampat, dan Sorong Selatan kelambu hanya diberikan kepada masyarakat yang bertempat tinggal di kampung endemis tinggi sesuai dengan hasil perencanaan puskesmas yang telah dilaksanakan pada tanggal 16 sampai 18 Februari 2023,” kata Susana Wanane

“Sejumlah 43.750 kelambu, sehingga total kelambu yang akan didistribusikan di wilayah Papua Barat Daya sebanyak 57.200 kelambu. Pemberian kelambu massal ini diperkirakan akan dapat melindungi 103.047 jiwa,” ujar dia.

Berdasarkan pengalaman di Indonesia dan hasil penelitian di Afrika, apabila cakupan pembagian kelambu anti nyamuk massal tercapai minimal 95 persen dan 85 persen penduduk menggunakan kelambu dimalam hari, dapat menurunkan 50 persen kasus malaria ditahun berikutnya.

Di tahun 2020 di Provinsi Papua Barat Daya telah dibagikan kelambu massal dengan cakupan pembagian sebesar 98 persen.

Berdasarkan hasil survey, 73 persen masyarakat menggunakan kelambu pada malam hari dan 27 persen tidak menggunakan kelambu dengan alasan sebagian besar merasa panas dan menganggap ukuran kelambu kecil. Hal ini disebabkan karena kualitas kelambu yang tidak sesuai dengan keinginan masyarakat.

“Untuk kelambu yang akan dibagikan pada Maret 2023 berbeda dengan kelambu yang dibagikan tahun 2020. Kelambu baru kali ini terbuat dari bahan polyester sehingga lebih halus, lembut, tidak berkerut, tidak terasa panas, dengan ukuran yang lebih besar sehingga lebih nyaman dan melindungi masyarakat dari gigitan nyamuk malaria yang menggigit pada malam hari,” pungkasnya.

RLS

as