Koreri.com, Biak – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Biak Numfor menggelar kegiatan Pelaksanaan dan Pengelolaan Program KKBPK bertempat di Kampung KB Rimbajaya, Distrik Biak Timur, Selasa (12/13/2023).
Hadir pada kegiatan ini, Kepala DP3AKB dan jajaran, Kepala Distrik Biak Timur, ibu-ibu kader Posyandu dari 26 Kampung di Distrik Biak Timur serta Sekdes dan sejumlah aparat kampung setempat.
Kepala Distrik Biak Timur Simon Rumpaisum dalam sambutannya memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini.
Apresiasi juga kepada dinas penyelenggara yaitu DP3AKB Biak Numfor serta para kader posyandu se- Distrik Biak Timur.
“Pada kegiatan ini pemerintah tidak bermaksud melarang masyarakat untuk tidak memiliki anak tetapi untuk diketahui bahwa agar membatasi kehamilan,” ungkap Simon.
Dikatakan, masyarakat harus sadar bahwa pemerintah tidak pernah melarang untuk mempunyai anak tetapi ada maksud-maksud tertentu untuk KB ini yakni antara lain untuk menjaga jarak kelahiran anak, dimana hal ini juga mempengaruhi kesehatan ibu.
Sementara itu Kepala DP3AKB Biak Numfor Johanna Naap dalam pembeberan materi mengatakan, pengertian Keluarga Berencana (KB) yakni tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas
“Keluarga Berkualitas adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,” ungkap Johanna.
Menurutnya, program KKBPK memiliki banyak manfaat bagi keluarga dimana tidak hanya bermanfaat dari sisi kesehatan tetapi juga bermanfaat dari sisi ekonomi dan sosial budaya.
“Dari sisi kesehatan program KKBPK bermanfaat bagi Ibu yaitu mencegah anemia (kurang darah), dengan KB dapat menjaga kesehatan fisik dan kesehatan reproduksi lebih optimal, mencegah perdarahan yang terlalu banyak setelah persalinan dan mempercepat pulihnya kondisi rahim, juga Mencegah Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), dan mendekatkan ibu pada pelayanan kesehatan serta Meningkatkan keharmonisan keluarga,” bebernya.
Ditambahkan bagi anak, yaitu mencegah kurang gizi pada anak, tumbuh kembang anak dan terjamin kebutuhan ASI ekslkusif 6 bulan dapat terpenuhi.
“Ada beberapa permasalahan yang dihadapi terkait dengan belum optimalnya pelaksanaan program KKBPK di lapangan antara antara lain, masih rendahnya kemandirian ber-KB juga terkadang belum optimalnya peran Kepala Kampung dalam program KKBPK baik dalam memotivasi kepada masyarakat maupun dalam memberikan dukungan anggaran untuk program KB,” katanya
Dengan meningkatnya pengetahuan dan wawasan para motivator KB maupun kader KB lainnya tentang Program KKBPK diharapkan para motivator KB sebagai penggerak dalam program KKBPK di wilayahnya.
“Upaya optimalisasi program KKBPK akan lebih efektif apabila pihak pemerintah desa juga menganggarkan kegiatan melalui anggaran desa,” sambungnya.
Program KKBPK yang diharapkan dapat dilakukan secara mandiri oleh masyarakat dengan peran tokoh formal dan non formal adalah menyampaikan program 4T yaitu terlalu muda menikah, terlalu sering melahirkan, terlalu tua untuk melahirkan dan terlalu banyak anak.
“4T tersebut kalau bisa ditekan maka akan menurunkan angka kelahiran sehingga kualitas keluarga akan meningkat menjadi keluarga yang sejahtera sesuai dengan amanah UU No. 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga,” pungkasnya.
HDK