DP3AKB Biak Gelar Pelaksanaan Analisis Situasi-Rencana Konvergensi Penurunan Stunting

IMG 20240408 WA0015

Koreri.com, Biak – DP3AKB Biak Numfor menggelar Pelaksanaan Analisis Situasi dan Penyusunan Rencana Kegiatan Konvergensi Penurunan Stunting yang dihadiri OPD terkait, para kepala distrik, kepala puskesmas dan juga pejabat eselon 3 dan 4 lingkungan Pemerintah setempat bertempat di Hotel Mapia Biak, Jumat (5/4/2024).

Kegiatan ini di buka secara langsung oleh Kepala DP3AKB Biak Numfor Johanna Nap mewakili Pj. Bupati Sofia Bonsapia.

Ditemui awak media usai pembukaan kegiatan Johanna Nap menjelaskan, bahwa di kegiatan ini pihaknya bekerjasama dengan tim percepatan penurunan stunting Kabupaten Biak Numfor atau TPPS Kabupaten dan juga dengan OPD teknis dan sejumlah pemangku kepentingan lainnya.

IMG 20240408 WA0016“Kegiatan yang dilakukan semua ini dalam rangka penurunan stunting dimana kita kenal ada 8 aksi namun yang dilakukan hari ini kita baru mulai dengan aksi 1 dan 2. Aksi 1 berbicara tentang analisis situasi dimana identifikasi terhadap penyebaran stunting di wilayah Kabupaten Biak Numfor, kemudian aksi 2 itu terkait dengan perencanaan kegiatan yang nanti dihasilkan dari hasil aksi pertama ditindaklanjuti untuk intervensi gizi,” urainya.

Dikatakan, rencana untuk aksi 3 akan dilaksanakan pada 17 April 2024 mendatang karena setelah selesai ini akan lanjut ke rembuk stunting tingkat provinsi.

Dan dalam rangka percepatan penurunan stunting ini, membutuhkan kerjasama kolaborasi antara stakeholder internal maupun stakeholder eksternal.

“Terkait dengan kerjasama dengan TNI/Polri tapi juga yang lainnya semua lintas sektor agar apa yang kita cita-citakan bersama ini dalam percepatan penurunan stunting yang tahun 2022 sangat tinggi sekali, tapi karena kerjasama kolaborasi bersama sehingga di tahun 2023 ini dia turun menjadi 6,11%, harapan kita dengan kerjasama hari ini lewat aksi 1 dan 2 ini bisa mempercepat penurunan stunting sampai dengan aksi 8 nanti,” tuturnya.

IMG 20240408 WA0017Dikatakan Johanna, stunting dikenal dampaknya terhadap 1000 hari pertama kehidupan dari nol sampai 23 bulan dimana interval waktu tersebut menjadi masa perkembangan otak yang sangat cepat dari seorang anak.

“Kalau anak kena stunting, maka apa yang kita harapkan dari anak tersebut? Karena dampaknya anak itu tidak bisa berpikir cerdas, lemah dalam berpikir jangka panjang bahkan penyakit bawaan akan terus mengikuti anak tersebut,” bebernya.

“Jadi memang stunting harus dicegah, stunting juga menjadi hasil untuk prediksi kita ke depan, untuk itu dia berpengaruh terhadap perkembangan dan produktivitas dalam pertumbuhan ekonomi. Sehingga kalau ini dibiarkan maka dampaknya akan diperpanjang,” sambung Johanna.

Ia pun mengajak semua pihak bersama-sama untuk mencegah stunting lewat tugas masing- masing.

“Walaupun tugas tersebut kecil tapi pasti berdampak karena yang menjadi program prioritas saat ini adalah inflasi juga stunting dan kemiskinan ekstrem,” pungkasnya.

HDK