Koreri.com, Jayapura – Ketua Gerindra Papua, Yanni, mengaku prihatin atas akses pelayanan kesehatan bagi korban kekerasan khususnya KDRT yang sulit dijangkau masyarakat.
“Di Papua kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan cukup tinggi, tapi tidak ada kantor LPSK, ini menyulitkan korban untuk bisa memperoleh akses perlindungan terutama pada saat dirinya terluka dan harus berobat siapa yang akan membiayai”, ucapnya usai melakukan pertemuan bersama BPJS di Kantor BPJS Kesehatan, Otonom Kotaraja, Kota Jayapura, Rabu, (18/122/2024).
Yanni mengungkapkan bahwa banyak kasus kekerasan yang memilukan bahkan belum lama ini kasus oknum anggota TNI AU SPR Jayapura yang membakar istri hingga menyebabkan kematian.
“Kasus yang terjadi pada Elis Yotha sangat memukul kita semua, tapi kita selalu terlambat, jadi perlu adanya akselerasi untuk memberikan perlindungan bagi Perempuan di Papua”, tegasnya.
Yanni menyebutkan bahwa perempuan dan anak sangat rentan terhadap kekerasan, sehingga perlu mendapatkan perhatian yang lebih serius, lembaga terkait yang diberikan kewenangan perlu ada di Papua sehingga bisa bersinergi dalam penanganannya termasuk pencegahan.
“Perempuan dan Anak jadi kelompok yang paling rentan terhadap kekerasan, sehingga kita perlu lembaga-lembaga terkait segera ada di Papua agar penanganannya jadi lebih efektif dan bersinergi dengan kelompok organisasi setempat sebagai pencegahan,” kata Yanni.
Yanni mengatakan pihaknya segera dorong agar lembaga terkait hadir Papua tidak saja agar akses pembiayaan bisa maksimal bagi para korban kekerasan, tetapi juga ada upaya pencegahan yang bisa dilakukan agar tidak ada lagi kasus memilukan seperti yang dialami korban Elis Yotha.
“Kita semua terpukul dengan kasus yang menimpa Elis, dan ini pelajaran agar tidak ada lagi Elis-Elis lainnya, dan kita berkomitmen untuk hal itu,” ujarnya.
TIM