Koreri.com, Jayapura – Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal mengatakan Pemerintah pusat harus melihat secara bijaksana dan terbaik terkait penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2020.
“Papua sebagai tuan rumah selalu siap, jika negara bilang kita mundur sampai Maret 2021 kita tidak ada masalah, mundur lagi tidak masalah,” kata Wagub disela-sela pelantikan Sekda Papua, Selasa (7/4/2020).
Ditegaskan, jika nantinya perhelatan multi event tersebut ditunda atau tidak, akan tetapi Papua harus tetap siap menjadi tuan rumah.
Venue yang dibangun menggunakan APBD Provinsi maupun APBN harus selesai pada Juni mendatang.
“PON mau tunda atau tidak, yang penting kita Papua siap. Soal venue yang dibangun dengan APBD Papua maupun APBN harus rampung seratus persen pada bulan Juni nanti, tapi dengan adanya masalah virus Corona atau Covid-19 pasti ada pekerjaan yang molor,” katanya.
Namun terkait penundaan PON XX Papua, kata Klemen Tinal, hal ini menjadi kewenangan Negara Indonesia.
“PON itu gawenya negara, kebetulan mereka kasih kepercayaan kepada Papua, jadi kami tergantung Negara. Kalau mau dilanjutkan silakan, ditunda silakan tidak masalah itu tergantung negara saja,” tegas Klemen.
Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Gatot S Dewa Broto membeberkan soal antisipiasi jika wabah Covid-19 masih belum mereda setidaknya sampai Juli mendatang.
Menurutnya, jika wabah virus ini berakhir bulan Juni itu pun harus ada masa recovery bisa sampai Desember dan itu berarti PON Papua yang diadakan pada 20 Oktober 2020 bisa jadi tak terlaksana.
“Kapan Covid berakhir, tidak tahu. Kami antisipasi! Tarulah tidak ada event apa pun karena Covid mewabah sampai Juli tidak diperhitungkan. Tidak ada aktivitas apa pun. Antisipasi kami, Agustus sampai Desember masa recovey. Kami juga belum tahu apakah PON masih berlangsung, Peparnas juga,” kata Gatot dalan video conference, Jumat (3/4/2020) lalu.
PON XX kata dia, bisa saja dilangsungkan pada awal Maret 2021 yang disesuaikan dengan event-event lainnya yang juga terselenggara di 2021.
“Intinya tetap belum ada kebijakan lain masalah PON, efeknya 2021. itu numpuk 13 event yang sudah kami catat, baik di lingkup duinia IOC, OCA, dan federasi lainnya, ini baru multi kemudian nasional,” bebernya.
Kalaupun PON mundur, tegas Gatot, mungkin ke awal Maret 2021.
“Kenapa Maret? Karena Januari-Februari kesulitan anggaran menyiapkan 500 miliar pengadaan barang jasa. Anggaran PON tidak realokasikan, tidak boleh diganggu gugat,” tegasnya.
OZIE