Akui Pebisnis di PB Lemah Pasca Pandemi, Ini Upaya Dinkop-UMKM Bangkitkan

IMG 20231025 WA0011

Korer.com, Manokwari – Pandemi Covid-19 yang sempat mewabah di seluruh dunia telah menimbulkan dampak yang luar biasa pada seluruh sektor kehidupan manusia termasuk di Indonesia.

Salah satu wilayah yang mengalami dampak tersebut yaitu Provinsi Papua Barat.

Hal itu diakui Kepala Dinas Koperasi dan UMKM setempat Drs. Enos Aronggear.

“Jadi pasca pandemic (Covid-19), para pebisnis kita ini semua jadi lemah, tidak kelihatan bangkit,” akuinya kepada awak media di Manokwari.

Menyikapi itu, Dinkop-UMKM PB kemudian menyiapkan sejumlah program untuk bagaimana membangkitkan usaha-usaha kreatif itu agar mereka bisa bangkit kembali.

“Salah satunya, kita lakukan dengan pelatihan kepada wirausaha baru,” ungkapnya.

Langkah lainnya, terang Aronggear, yaitu bagaimana agar para wirausaha baru ini memperoleh perizinan.

“Jadi ini tidak hanya sampai pelatihan saja. Setelah itu, kita berupaya untuk para pebisnis kita di Papua Barat ini mendapatkan perizinan. Kita akan adakan sosialisasi dan Dinas Koperasi ke depan sudah punya program-program untuk para usaha ini mendapat perizinan,” terangnya.

Aronggear menekankan pula, pihaknya tidak hanya sebatas melatih berusaha wirausaha baru, manajemennya tetapi ke depan akan ada pelatihan untuk pembukuan sederhana bagi para usaha ini.

“Karena banyak pebisnis kita, usaha-usaha kreatif kita tidak tahu mencatat bagaimana menerima uang hasil jualan mereka, uang bisnis mereka dengan uang yang merupakan bagian dari keluarga itu tidak dipisahkan, masih digabung,” tekannya.

Aronggear mengaku telah melihat dan mempelajari bahwa kaitannya dengan pembukuan perlu harus dibina ke depan.

“Kita sudah punya program yang disetujui oleh Pusat yaitu kita akan latih pembukuan sederhana. Ini penting sekali bagi UMKM kita.

Bukan hanya di Manokwari tapi juga beberapa kabupaten lain di Papua Barat,” tandasnya.

Aronggear menambahkan, program pelatihan Dinkop-UMKM ini dilaksanakan di Kabupaten Manokwari, Fakfak, Kabupaten Kaimana, Teluk Bintuni dan Pegunungan Arfak.

Sementara Kabupaten Manokwari Selatan dan Teluk Wondama tidak termasuk karena kedua wilayah tersebut mendapat dana DAK untuk melakukan pelatihan dimaksud.

“Jadi, Kabupaten Manokwari Selatan dan Wondama memiliki dana DAK. Dan mereka pakai dana DAK itu untuk melatih. Sementara kabupaten lainnya tidak, sehingga dana DAK kita dipakai untuk menyusun program untuk bisa menjangkau kepada UMKM kita di beberapa wilayah yang tidak ada dana DAK untuk itu,” pungkasnya.

KENN