Koreri.com,Jakarta– Sumber daya manusia (SDM) yang disiapkan Pusat Pelatihan Tehnik Industri Minyak dan Gas Teluk Bintuni (P2TIM) sudah terserap 70 hingga 80 persen dari lulusan selama 7 kali wisuda.
P2TIM yang berdiri sejak tahun 2018 hingga 2021 itu sudah meluluskan sekitar 580 siswa dimana jebolan ilmu konstrikusi itu tidak semuanya bekerja di LNG Tangguh, tetapi mereka bekerja tersebar di proyek-proyek yang ada di Jakarta, Palangkaraya termasuk di Batam, bahkan ada 2 orang sebelumnya pernah bekerja di Malaysia.
Managing Director Petrotekno Hendra saat ditemui wartawan di Jakarta, Jumat (26/2/2021) menjelaskan, P2TIM TB merupakan hasil kerja sama pemerintah daerah Kabupaten Teluk Bintuni dengan Petrotekno sebagai operator atau pengelolah.
Dikatakan Hendra bahwa, awalnya kebanyakan orientasi dari lulusan siswa P2TIM TB itu ingin bekerja di LNG Tangguh karena di Tangguh saat ini ada proyek Train III yang sedang berjala, namun demikian dengan berjalannya waktu pihaknya juga mempersiapkan SDM untuk bekerja ke tempat tidak hanya di luar LNG.
“Jadi kita berusaha untuk memastikan bahwa apa yang kita latih, apa yang kita berikan kepada siswa-siswa atau anak-anak P2TIM TB itu dapat memberikan suatu hasil bagi perusahan-perusahaan yang akan mempekerjakan mereka dengan dua sertifikasi yaitu sertifikasi internasional dari CNTB dan sertifikasi nasional dari BNSP. Istilahnya modal mereka untuk itu lebih kompetitif dan mereka lebih baik dari kompetisi yang lain katakanlah melamar pada pekerjaan yang sama. Itu yang kita lakukan selama ini dan kelihatannya cukup berhasil untuk membangun sumber daya manusia (SDM) di Papua Barat terutama di Teluk Bintuni,” kata Hendra saat menyampaikan keterangan persnya.
“Tidak bisa kita pungkiri apabila masih ada lulusan P2TIM TB yang belum terserap bekerja di perusahaan-perusahaan industri namun demikian kita terus berusaha menyalurkan mereka dan hal tersebut bisa dipahami karena sekarang masa pandemi Covid-19 dan perusahaan-perusahaan istilahnya membatasi karyawan mereka, Dan tantangan itu yang memberikan tantangan tambahan buat kita.” ujarnya.
Hendra juga memaparkan bahwa bagi lulusan P2TIM TB yang ingin melajutkan pelatihan ke Ciloto sangat memungkinkan sekali terutama dengan adanya BP Batch 4 yang akan mengimplementasikan program yang sama seperti yang dilakukan sekarang ini.
Sesuai hasil diskusi antara pihak Petrotekno dengan Pemda Teluk Bintuni dimana pada tahun 2017 ditetapkan sebagai Kawasan Industri Khusus (KIK) tentunya akan banyak pembangunan yang akan berjalan di Bintuni. Maka atas mandat dari Bupati Teluk Bintuni Ir. Petrus Kasihiw, MT membutuhkan sebuah pelatihan yang singkat, efisien tetapi bisa disalurkan dan dampaknya bisa menjangkau masyarakat banyak, bukan hanya masyarakat tertentu saja.
Terkait dengan durasi waktu pelatihan SDM di bidang konstruksi minyak dan gas anak-anak papua, pihak Petrotekno akan melihat dari 3 ke 6 bulan, namun sesuai dengan kebutuhan daerah.
“Kita sama-sama tahu genting oil, pabrik petro kimia, pupuk dan sebagainya akan masuk disana maka kedepannya kita bisa rancang operator-operator misalnya operator pabrik pupuk, operator pabrik Petro Kimia yang mana mungkin pelatihannya tidak panjang seperti operator Kilang Migas tetapi mungkin lebih pendek itu mungkin kita bisa masukkan di program pelatihan di P2TIM TB dimana kita akan berevolusi sesuai kebutuhan daerah” jelasnya.
Dijelaskan Hendra bahwa kelebihan P2TIM TB itu familiar dengan sistem pendidikan BLK yang topik dan matrikulasinya tertentu serta tidak bisa lewat dari petunjuk pelaksanaan (Juklak) yang ada.
Saat ini Teluk Bintuni butuh pelatihan konstruksi karena akan banyak kegiatan konstruksi akan berlangsung di sana sehingga jangan sampai yang mengerjakan pembangunan konstruksi atau fasilitas itu orang dari luar Papua Barat.
Sementara itu Bupati Teluk Bintuni Ir Petrus Kasihiw,M.T mengatakan kerjasama pemerintah daerah dengan pihak Petrotekno ini untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) anak-anak papua.
Dengan skil dan keahlian yang dimiliki siswa P2TIM maka mereka sudah siap bekerja pada bidang konstruksi dimana saja dibutuhkan, hal ini bertujuan juga untuk mengurangi angka pengangguran di negeri Sisar Matiti.
“Saya ingin menegaskan kepada semua pihak di Teluk Bintuni dan dimana saja bahwa pusat pelatihan ini melatih anak-anak asli papua sehingga dikatakan P2TIM tidak ada manfaatnya berarti mereka manusia yang bilang itu gagal paham, harus diketahui bahwa lulusan P2TIM itu telah kantongi sertifikasi, memang diakui ada perusahan penyedia pekerjaan punya syarat khusus, tetapi hal ini terus dikawal sehingga semua terserap dengan baik” tegas Bupati Petrus Kasihiw.
Lebih lanjut dikatakan Kasihiw bahwa selain pemda mencari peluang pekerjaan yang ada, Petrotekno juga menggunakan jaringan dengan perusahan migas yang tersebar di Indonesia untuk menyerap tenaga kerja siap pakai lulusan P2TIM Teluk Bintuni.
Kebijakan pemerintah daerah Teluk Bintuni yang dinahkodai Petrus Kasihiw dan Matret Kokop ini sangat luar biasa karena belum terjadi baik dalam pemerintah sebelumnya maupun di tanah papua pada umumnya.
“Kalau Bintuni kita focus untuk tenaga kerja di bidang sumber daya minyak dan gas bumi karena itu potensi kita, hari ini kalau semua belum terserap bukan berarti pusat pelatihan gagal, justru banyak sudah terserap cuam karena pandemic COVID-19 yang lain dirumahkan, sehingga P2TIM sangat bermnafaat tergantung SDM yang sudah disiapkan itu bisa mengimplementasinya atau tidak” ujar Bupati.
KENN