Peredaran Narkoba Jaringan Kalimantan dan Sulawesi Meningkat di Papua

Kepala BNN Papua Brigjen Pol. Jackson A Lapalonga web

Koreri.com, Jayapura – Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Papua telah menangani 9 kasus Narkoba baik jenis ganja maupun sabu selama 2020.

“Ya, sekarang kita tangani 9 kasus termasuk BNNK Narkoba jenis sabu maupun ganja,” kata Kepala BNNP Papua, Brigjen Pol. Jackson Arison Lapalonga, saat ditemui diruang kerjanya, Kamis (18/6/2020).

Dikatakan, tiga bulan terakhir selama masa pandemic covid -19 peredaran narkoba jenis ganja maupun sabu ini meningkat dengan modus melalui jasa pengiriman barang dan cargo.

“Perkembangan Narkoba di Papua sejak Corona memang terjadi peningkatan,” kata Jackson.

Dikatakan, BNNP tetap berkoordinasi dengan Ditresnarkoba Polda Papua untuk penanganan dan pemberantasan narkoba di wilayah itu.

“Saya tentu berkoordinasi dengan Polda Papua bahwa memang benar terjadi peningkatan peredaran narkoba dan jumlahnya yang ditangkap kepolisian cukup besar,” ujarnya.

Menurut Jackson, selama penerbangan ditutup, tak ada antisipasi cepat dari BNNP Papua sehingga ada beberapa paket narkoba yang lolos dari pantauan.

“Jadi, yang kita monitor melalui IT ada beberapa barang (Narkoba, red) yang masih sempat lolos dari pantauan karena kita tidak cepat antisipasi,” akuinya.

Ditambahkan pula, jika bicara narkotika jenis shabu di Provinsi Papua maka harus dijumlahkan bersama kepolisian.

“Itu jumlahnya cukup besar selama masa pandemic Covid -19,” bebernya.

Jackson menambahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan jasa pengiriman barang dan bandara untuk memberantas peredaran narkoba di Papua.

“Ya, kita sudah lakukan langkah – langkah pendekatan baik bandara untuk cargo dan jasa pengiriman barang dari JNE, Tiki dan lainnya untuk segera melaporkan ke BNN atau kepolisian jika ditemukan Narkoba,” jelasnya.

BNN sudah kantongi identitas bandar narkoba jaringan Kalimantan dan Sulawesi Selatan yang selama ini masuk ke Papua.

“Yang dari Sulawesi Selatan ini juga terkait jaringan di Batam sesuai pengakuan dari beberapa tersangka yang sudah diproses BNN dan kita melakukan penyelidikan keluar karena bandara masih tutup dan ada barang (Narkoba, red) mereka (tersangka) tertahan diluar, tunggu bandara buka baru kita proses lanjut,” sambung Jackson.

Dijelaskan pula, narkotika jenis ganja yang terbanyak beredar di Papua.

“Untuk penangkapan dan penyalahgunaan narkoba di Papua terbanyak pertama ganja dan kedua sabu,” rincinya.

Untuk ganja di Papua sudah ditemukan lahan ganja yang ditanam masyarakat namun pemilik lahan tidak pernah ditemukan tapi biasanya itu karena faktor ekonomi.

“Peredaran ganja di Papua sebagian besar berasal dari PNG. Kita juga temukan lahan ganja di daerah perbatasan RI – PNG, meski tidak dalam jumlah besar tapi menyebar dimana – mana, seperti Keerom, Senggi, Pegunungan Bintang dan Boven Digul,” kata Jackson.

Untuk mencegah peredaran narkoba bagi generasi muda Papua, BNNP tetap laksanakan berbagai kegiatan sosialisasi di medsos, seminar melalui zoom meeting.

“Saya punya branding #ko_andalan itu satu singkatan dari Ayo Niatkan Dirimu Lawan Narkoba, demi selamatkan generasi muda Papua dari bahaya narkoba,” cetusnya.

Branding #ko_andalan ini memiliki lima tujuan, ko andalan melawan segala jenis narkoba, andalan dalam prestasi, andalan dalam kesehatan, andalan dalam memimpin dan bangun tanah Papua dan andalan dalam beriman dan taqwa.

OZIE