Koreri.com, Jayapura – Pertikaian yang melibatkan 2 kampung terjadi sepanjang Jln. Trans Jayapura – Koya, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Kamis (10/9/202).
Pertikaian diakibatkan karena permasalahan hak ulayat tanah antara masyarakat suku Nafri dan Enggros.
Ratusan personel gabungan TNI dan Polri diterjunkan mengamankan lokasi bentrok.
Kapolda Papua Irjen Pol. Paulus Waterpauw turun tangan langsung guna memediasai ke belah pihak.
Turut mendampingi, Kapolresta Jayapura Kota AKBP Gustav R Urbinas, Dandim 1701 Jayapura Letkol Inf Edwin Apria Chandra, Danyonmarharlan X Jayapura Letkol Marinir Rian Malfi, Wadansat Brimobda Papua AKBP Soeroso, Dantim Intel Lantamal X Mayor Laut (P) Apriles Lusien Sukirno, Pabandya Lidmar Sintel Lantamal X Mayor Mar Yudiyanto Darmawan, P.s. Kapolsek Abepura AKP Clief Gerald Duwith, SE, S.IK, serta Danramil Abepura Kapten Inf Yulianus Simbiak.
Adapun kronologis kejadian bermula sekitar pukul 15.00 WIT, saat sekelompok masyarakat Suku Enggros melakukan pemalangan di lokasi Jalan Poros Jembatan Merah dengan spanduk yang bertuliskan “Tanah ini milik Yunus Merauje”.
Menanggapi aksi itu, dua ondoafi dari kampung Nafri mendatangi lokasi pemalangan dengan tujuan menanyakan tujuan dari pemalangan tersebut.
Bukannya menyambut baik, warga Kampung Enggros malah secara spontan melakukan penyerangan kepada beberapa warga Kampung Nafri yang berada di lokasi .
Akibatnya, menimbulkan 5 korban luka dari warga Kampung Nafri.
Pukul 15.30 WIT, mendengar adanya kabar penyerangan dari warga Kampung Enggros, maka Warga Kampung Nafri secara spontan berkumpul guna melakukan aksi balasan yang kemudian memicu terjadinya keributan antar warga yang mengakibatkan beberapa pondok wisata dirusak dan dibakar.
Pukul 16.00 WIT, aparat keamanan Polresta Jayapura Kota tiba di lokasi dan langsung melakukan tindakan untuk memecah konsentrasi massa.
Tak berselang lama, 2 truk pasukan Yonmarhalan Lantamal X sebanyak 42 personel dipimpin Danyonmarharlan X Jayapura tiba di lokasi kejadian untuk membantu melakukan pengamanan.
Bahkan, 2 unit Baracuda milik Brimobda Papua juga tiba di lokasi dan melakukan tindakan penyekatan dua suku yang bertikai di batas kampung.
Pukul 19.07 WIT, Kapolda Papua tiba dilokasi kejadian dan melakukan mediasi dengan masyarakat Suku Nafri.
“Saya merasa prihatin akibat terjadinya kejadian ini dan pada kesempatan ini kita harus duduk dan membicarakan ini dengan baik,” akuinya.
Menurutnya, sesuai laporan dari Kapolresta dan Kapolsek Abepura terdapat beberapa korban luka dari beberapa pihak sehingga menjadikan suasana menjadi seperti ini.
Dirincikan, korban dari suku Enggros sebanyak 4 orang yang mengalami luka-luka, sedangkan 3 korban luka lainnya dari Kampung Nafri. Para korban sementara dirawat di RSAL, Dok II dan RS. Bhayangkara.
Kapolda mengakui jika dirinya telah mendapat laporan dari Kapolsek terkait permasalahan kepemilikan hak ulayat ini, sehingga nanti kedepan akan diperbaiki kembali.
“Kita harus menahan diri agar tidak terjadi lagi korban-korban lainnya. Akan kita lakukan pendampingan dan mari kita semua berkabung dalam doa agar mereka yang tadi luka-luka dapat selamat dan kembali ke kampung masing-masing,” imbaunya.
Kapolda kembali tegaskan bahwa tidak ada permasalahan yang tidak dapat diselesaikan.
“Dan nanti akan diatur waktuya untuk kita bicarakan terkait permasalahan hak ulayat ini dengan menghadirkan perwakilan dari Kampung Nafri, Enggros, Tobati dan Skouw. Saya minta agar akses jalan dapat dibuka kembali agar saudara kita semua dapat berkendara dengan normal kembali,” harapnya.
Terkait anggota yang melakukan tindakan nanti akan dicek kebenaranya dan apabila terdapat korban luka akibat dari tindakan pencegahan yang anggota lakukan nanti akan menjadi tanggung jawab pihaknya termasuk kerusakan yang dialami.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Ahmad Muthofa Kamal mengatakan, kerugian materil yang ditimbulkan akibat akibat dari Permasalahan Sengketa Hak Ulayat Tanah dari Masyarakat Suku Nafri dan Enggros yakni, 2 Buah kendaraan Jenis Mobil Mitsubishi Triton dan Honda Stream dengan kerusakan Pecah kaca dan kurang lebih 10 Pondok Wisata hangus terbakar.
“Kasus tersebut kini tengah ditangani oleh Polresta Jayapura Kota. Sementara luka dari 2 kelompok ada 7 orang yang saat ini sedang dilakukan pengobatan secara intensif agar segera sembuh,” kata Kamal.
Kedepan akan dilakukan pertemuan yang melibatkan Perwakilan dari Masyarakat Kampung Nafri, Enggros dan Masyarakat Kampung Skouw.
“Dihimbau kepada masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan situasi untuk mengganggu stabilitas keamanan,” ujarnya.
Untuk situasi pasca kejadian dalam keadaan aman dan kondusif. Personil gabungan TNI/Polri terus melakukan patroli guna mencegah hal-hal yang dapat mengganggu ketertiban masyarakat.
VER