Koreri.com, Manokwari – Menjelang tahapan pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang direncanakan berlangsung pada 2022 mendatang dimana Provinsi Papua Barat juga akan memilih Gubernur dan Wakil Gubernur, masyarakat dikagetkan dengan beredarnya hasil survei yang dilakukan polingkita.com.
Hasil survei pertama yang dibuat pada 25 Desember 2020 dan beredar di grup WhatsApp memunculkan beberapa figur calon Gubernur Papua Barat yakni Drs. Dominggus Mandacan, Drs. Ec. Lamberrthus Jitmau, MM, Mohammad Lakotani, SH, M.Si, Drs. Bernard Sagrim, MM, H. Abdul Faris Umlati, SE, Gabriel Asem, SE, M.Si dan drg. Alfons Manibuy, DESS.
Di survei ini, petahana Drs. Dominggus Mandacan menempati peringkat pertama dengan presentasi 61,6 persen (4.749 suara), disusul Wali Kota Sorong Drs Ec Lamberthus Jitmau, MM presentasi 30,1 persen (2.320 suara), Wakil Gubernur Mohammad Lakotani, SH, M.Si 4,1 persen (317 suara), Bupati Maybrat Drs. Bernard Sagrim, MM 1,3 persen (98 suara), Bupati Raja Ampat H. Abdul Faris Umlati, SE 1,3 persen (97 suara), mantan Bupati Teluk Bintuni drg Alfons Manibuy, DESS 1,0 persen (80 suara) dan Bupati Tambrauw Gabriel Asem, SE, M.Si 0,6 persen (44 suara) dengan total 7.705 suara.
Beberapa hari berselang, muncul lagi hasil survei yang juga dibuat polingkita.com pada 29 Desember 2020 dimana Wali Kota Sorong Drs Ec Lamberthus Jitmau, MM presentasi 64,6 persen (2.251 suara) disusul Gubernur Papua Barat Drs. Dominggus Mandacan hanya 26,2 persen (914 suara), Wagub Mohammad Lakotani 6,4 persen (222 suara), Bupati Tambrauw Gabriel Asem 0,8 persen (29 suara), Bupati Maybrat Drs Bernard Sagrim 0,7 persen (26 suara), Bupati Raja Ampat H. Abdul Faris Umlati, SE 0,7 persen (26 suara) dan mantan Bupati Teluk Bintuni drg. Alfons Manibuy, DESS 0,5 persen (19 suara) dengan total 3.487 suara.
Namun anehnya, hasil survei polingkita.com yang dibuat pada 29 Desember 2020 itu hanya beredar hingga 1 Januari 2021, sudah dihapus alias tidak muncul lagi. Sedangkan hasil survei pertama yang dibuat pada 25 Desember 2020 masih beredar sampai sekarang.

Wakil Ketua Bidang Politik dan Pemerintahan Daerah DPW NasDem Papua Barat Syamsudin Seknun, S.Sos, SH, MH kepada media ini, Senin (4/1/2021) mengatakan, jika hasil survei poling melalui media sosial ini digunakan sebagai dasar penentuan elektabilitas figur seorang pemimpin yang diinginkan masyarakat Papua Barat maka sangat jauh dari standar metode ilmiah dalam penggunaan survei.
“Karena sistem poling yang digunakan polingkita.com ini tidak tahu respondennya dari mana, sample yang digunakan seperti apa, kan bisa saja orang di Amerika Serikat sana memilih salah satu calon di dalam poling itu kemudian masuk dalam presentasi. Kemudian kita tidak bisa menjamin dengan sistem seperti itu, apakah satu orang hanya memiliki satu akses untuk mengsubmite pilihan atau bisa berdobol-dobol, kan kita tidak tahu itu,” bebernya.
Pendiri lembaga survei LP3N Papua Barat itu mengutarakan bahwa poling seperti ini merupakan permainan anak-anak yang tidak bisa digunakan sebagai referensi untuk menentukan salah satu kandidat berpengaruh atau memiliki elektabilitas yang tinggi di suatu daerah.
“Poling ini sangat lucu dan pasti diketawain oleh orang-orang yang masih waras pikirannya. Saya khawatirkan dari poling ini sengaja dibuat untuk menggiring opini masyarakat. Yang jelas kami DPW Partai NasDem Papua Barat tidak pernah terpengaruh dengan hasil poling tersebut, karena kami belum tahu apakah hasil poling ini dilakukan oleh lembaga yang kredibel atau tidak,” cetusnya.
Legislator muda Papua Barat ini menegaskan pula bahwa lembaga survei yang kredibel tidak pernah menggunakan poling sebagai sample penentuan elektabilitas dari figur seorang calon kepala daerah.
Dia berharap, media yang menggiring opini hasil poling ini harus mengklarifikasi tentang lembaga survei atau komunitas yang bersangkutan dalam menggunakan metode poling tersebut, agar tidak membentuk opini masyarakat yang menyesatkan.
Hal senada juga disampaikan salah satu warga Kota Sorong, Herman David.
Ia mengingatkan oknum atau pihak-pihak yang menggiring opini menuju Pilgub 2022 dengan membuat poling survei calon Gubernur Papua Barat.
“Tolonglah jangan membuat pembohongan publik kepada kami masyarakat dari poling survei Pilgub Papua Barat yang menggiring opini masyarakat yang menyesatkan” kata Herman kepada media ini melalui telpon selulernya, Senin (4/1/2021).
Ia berharap masyarakat tidak terpancing dengan isu politik Pilgub Papua Barat yang belum jelas pelaksanaannya pada tahun 2022, 2023 atau 2024 itu.
KENN