Koreri.com, Ambon – Rapat Terbuka Senat Luar Biasa Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon resmi mengukuhkan 3 Guru Besarnya.
Prosesi pengukuhan berlangsung di aula lantai II Gedung Rektorat Unpatti Ambon, Jumat (24/6/2022).
Mereka yang dikukuhkan yaitu Prof. Dr. Juliaans E. R. Marantika, M.Pd sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unpatti Ambon.
Kemudian, Prof. Dr. Ir. Johannes M. S. Tetelepta, M.Sc., M.Phil dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Kelautan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpatti Ambon.
Dan Prof. Dr. J. R. Pattiruhu, SE., M.Si sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bsinis Unpatti Ambon.
Dengan adanya pengukuhan ini maka Unpatti Ambon total memiliki 77 Guru Besar.
Prof. Dr. Juliaans E. R. Marantika, M.Pd dalam pidatonya mengatakan topik yang berjudul “State of The Art Pembelajaran Bahasa Jerman Sebagai Bahasa Asing” dipilih sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi kekinian proses pembelajaran bahasa Jerman, khususnya di sekolah-sekolah di Provinsi Maluku yang terkesan sangat didominasi guru.
“Cara ini kurang memberi ruang yang cukup bagi peserta didik untuk berlatih berkomunikasi dalam bahsa Jerman, baik secara lisan maupun tulisan,” nilainya.
Pengalaman selama membimbing dan menguji mahasiswa PPL, mengamati sebagian video pembelajaran yang diunggah beberapa guru bahasa Jerman di Maluku, menginformasikan bahwa pembelajaran lebih difokuskan.
Guru juga terkesan “memaksakan” pemahaman peserta didik terhadap kata atau struktur kalimat tertentu dengan cara menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
“Hal ini tentu saja akan berdampak terhadap pencapaian hasil belajar peserta didik yaitu mereka tidak memiliki keterampilan mendengar, membaca (reseptif) dan menulis, berbicara (produktif) yang baik sesuai standar kebahasaan. Terampil menggunakan bahasa secara reseptif maupun produktif tidak dapat diperoleh hanya melalui proses pembelajaran yang lebih berorientasi pada pengetahuan kaidah bahasa saja,” tegasnya.
Prof. Marantika yang adalah Guru Besar ke 25 Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unpatti Ambon menyimpulkan bahwa Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia, termasuk di Maluku.
Perkembangan pembelajaran bahasa Jerman sebagai bahasa asing (Deutsch als Fremdsprache) di Indonesia bertujuan untuk memberi kemungkinan bagi peserta didik menggunakan pengetahuan bahasa Jerman mereka dalam melakukan tindakan berbahasa sesuai situasi dan konteks komunikasi nyata. Dengan kemampuan komunikasi yang dimiliki peserta didik akan mampu berinteraksi, berkolaborasi dan bersaing di era globalisasi.
Guru diharapkan dapat merancang pembelajaran interaktif yang mengacu pada prinsip-prinsip didaktik dan metodik pembelajaran bahasa Jerman sebagai bahasa asing dan mempertimbangkan latar belakang karakter dan potensi serta kebutuhan peserta didik, mengalihkan fokus kegiatan pembelajaran dari penguasaan kaidah bahasa (tata bahasa dan kosakata) semata, ke proses kesiapan dan kematangan peserta didik untuk menggunakan kaidah bahasa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tertulis, memahami dengan tepat tujuan utama dan tujuan antara yang harus dicapai peserta didik sehingga dapat memilih bentuk latihan (Ubungen) dan penugasan (Aufgaben) secara tepat.
Fase latihan (Ubungen) dilakukan untuk memberi kesempatan kepada peserta didik berlatih pengetahuan kaidah bahasa.
Sementara fase penugasan (Aufgaben) digunakan untuk memberi kesempatan kepada peserta didik berlatih pemantapan dan otomatisasi pengetahuan kaidah bahasa mereka untuk berkomunikasi dalam konteks nyata, membangun pola-pola interaksi sosial di kelas melalui penggunaan sozialform secara variatif dan fleksibel sesuai situasi dan tujuan yang ingin dicapai dan dituntut untuk menciptakan suasana belajar atau atmosfer kelas yang mendukung.
Guru juga diharapkan dapat member respons atau umpan balik yang positif terhadap pertanyaan atau jawaban, tidak mengoreksi kesalahan peserta didik secara langsung yang dapat menimbulkan ketakutan atau kecemasan sekaligus menurunkan motivasi belajar mereka yang berujung pada tingkat pencapaian tujuan pembelajaran.
Dikesempatan yang sama Guru Besar ke 12 pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Prof. Dr. Ir. Johannes M. S. Tetelepta, M.Sc., M.Phil dengan pidato berjudul “Menuju Pengelolaan Perikanan Terukur dalam Kaitannya Dengan Lumbung Ikan Nasional Berkelanjutan” mengatakan Sumber daya Ikan Maluku memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan yang tersebar pada WPP 714, 715, dan 718.
Akan tetapi perlu diingat bahwa WPP tersebut bukan seluruhnya milik Propinsi Maluku tetapi share sumberdaya dengan beberapa wilayah lain di Indonesia.
“Pengelolaan dan pemanfaatannya dengan demikian harus dilakukan secara kolaboratif dengan wilayah-wilayah yang bersinggungan dengan ketiga WPP tersebut,” ungkapnya.
Hasil kajian Komnas Kajiskan KPP tahun 2016 menyimpulkan bahwa sebagian besar potensi dan tingkat pemanfaatan SDI di ketiga wilayah WPP NRI (714,715,718) sudah ada pada tingkat tereksploitasi penuh.
“Beberapa hasil penelitian menunjukan terjadinya penurunan CPUE SDI tertentu. Pengelolaan yang keliru bisa menyebabkan kondisi SDI menjadi lebih tangkap. Perikanan Tangkap Terukur sebagai turunan dari pendekatan Harvest Control Rules jika dilakukan dengan seksama dengan memadukan pendekatan system lingkungan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan bisa menjamin tiga tujuan yang ingin dicapai dari LIN,” sambungnya.
Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Prof. Dr. J. R. Pattiruhu, SE., M.Si yang merupakan Guru Besar ke – 5 pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis dalam pidatonya yang berjudul “Reaksi Pasar Modal Terhadap Eksistensi Perusahan Industeri Manufaktur Pada Masa Pandemi Covid – 19 Di Indonesia” mengatakan tujuan dari topik yang diangkat untuk mengeksplorasi bagaimana reaksi Pasar Modal menanggapi pandemi Covid – 19 yang berdampak pada perusahaan industri manufaktur di Indonesia.
Covid -19 ini telah membawa ketidakpastian yang ekstrem terhadap risk and return, serta dampak pada kebijakan stimulasi yang dilakukan pemerintah sehingga menyebabkan pasar modal dapat bergerak naik turun sering dengan pembaruan berita Covid-19.
“Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, mka kondisi pasar seperti ini disebut dengan pasar efisien (Hartono 2013). “semakin cepat suatu pasar beraksi terhadap informasi baru semakin efisien pasar tersebut” katanya.
Lanjut Pattiruhu, suatu pasar dikatakan efisien apabila tidak seorangpun, baik investor individu maupun investor institusi, akan mampu memperoleh abnormal return dalam jangka waktu yang lama serta volume perdagangan saham (trading volume activity) yang selalu meningkat dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada.
Artinya, harga-harga yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari informasi yang ada.
“Abnormal return menujukan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal, sedangkan volume perdagangan saham (trading volume activity) merupakan aktivitas atau perilaku rill yang dilakukan investor seagai reaksi adanya sesuatu peristiwa. Apabila peristiwa tersebut memiliki kandungan informasi, maka pasar akan bereaksi yang dapat dilihat dari adanya perubahan harga saham dan volume perdagangan saham pada hari-hari disekitar peristiwa tersebut,” ujarnya.
Rektor Universitas Pattimura Prof. Dr. M. J. Saptenno, SH., M. Hum dalam sambutannya menegaskan capaian ini merupakan kebanggaan tersendiri dalam perjalanan panjang memasuki usia ke 60 tahun.
“Unpatti telah menghasilkan 76 Guru Besar dan sekaligus ini menjadi tantangan bagi Universitas ini,” ujarnya.
Oleh karenanya, Rektor mendorong dan memberikan motivasi kepada para Doktor untuk bisa berproses ke jenjang Guru Besar.
Lanjutnya kajian – kajian akademik perlu terus dikembangkan oleh Unpatti terutama tiga Guru Besar yang baru dikukuhkan agar menjadi acuan dalam pengembangan pembangunan di Maluku.
Rektor berharap agar ketiga Guru Besar untuk tetap rendah hati dalam mengemban jabatan akademis tertinggi di Unpatti Ambon.
Selamat dan sukses kepada Prof. Dr. Juliaans E. R. Marantika, M.Pd, Prof. Dr. Ir. Johannes M. S. Tetelepta, M.Sc., M.Phil dan Prof. Dr. J. R. Pattiruhu, SE., M.Si.
UPT