Koreri.com, Ambon – Pengerjaan proyek air baku di Dusun Mahia, Desa Urimessing, Kecamatan Nusaniwe yang ditangani Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku hingga kini masih terus menjadi sorotan publik.
Oleh masyarakat setempat, proyek tersebut dinilai pengerjaannya asal-asalan meski sudah menghabiskan anggaran miliaran rupiah.
Pasalnya sebagaimana pengakuan masyarakat, air yang dialirkan ke rumah warga bukan berasal dari sumber air baku pada titik galian ke empat, melainkan dari sumber mata air di negeri Tuni.
Menanggapi itu, Sekretaris Komisi III DPRD Provinsi Maluku, Rovik Afifudin kembali angkat bicara.
Dia kembali mendesak Kepala BWS Provinsi Maluku untuk memberikan penjelasan atau klarifikasi terhadap persoalan dimaksud.
“Untuk itu, kita akan undang kembali Kepala BWS Maluku hadir di DPRD dan mendesaknya untuk menjelaskan terkait pekerjaan air baku Mahia,” tegas Rovik.
Mengingat, tujuan dari pembangunan proyek air baku ini adalah untuk memudahkan masyarakat setempat dalam memperoleh air bersih, bukan menyediakan infrastruktur namun airnya nihil.
“Jadi, yang BWS katakan rampung seratus persen itu yang mana? Infrastrukturnya tersedia air baku di dapat atau ada infrastruktur namun airnya tidak ada?” Tanyanya dengan nada kesal sembari menegaskan Komisi III DPRD Maluku akan memanggil mereka dan memastikan itu.
“Yang dimaksud BWS air baku, air bersih itu seperti apa, sehingga bisa ada upaya penyelesaian masalah,” tegasnya.
Rovik mengingatkan BWS Maluku untuk tidak menganggap sepele persoalan ini.
“Saya sampai hari ini merasa bahwa selama belum ada penjelasan yang benar dari pihak BWS Maluku maka proyek ini tidak akan pernah tuntas,” kata dia.
JFL