as
as

KPK Sasar Papua: Anti Korupsi vs Pro Korupsi di Kasus Lukas Enembe

Foto Berita Konten Khusus 14

Koreri.com, Sorong – Marak dalam beberapa waktu terakhir ini kasus korupsi tak henti-hentinya menghantam Bumi Cenderawasih dan terekspos ke publik secara gamblang.

Seolah, surga kecil di timur Indonesia itu telah berubah menjadi neraka jahanam oleh antek-antek malaikat kegelapan.

as

Kenapa demikian? Ya, karena situasi saat ini bisa ‘diibaratkan’ seperti sedang terjadi perang besar antara para pihak yang anti korupsi (pihak surga) melawan pihak yang pro korupsi (pihak neraka) dan dimenangkan oleh pihak pro korupsi. 

Setidaknya itulah gambaran umum yang tersirat dari beberapa ulasan di media yang tidak memahami kondisi faktual di Papua.

Faktanya tidak seperti itu, karena jujur saja ada jutaan masyarakat anti korupsi di Tanah Papua yang diam dan tenang tanpa ingin menunjukkan eksistensinya dan mereka adalah orang-orang kuat walau menderita oleh ulah para koruptor kelas Nusantara.

Ada banyak sekali orang Papua yang menolak korupsi karena mereka menyadari bahwa korupsi (mengambil barang yang bukan miliknya untuk kepentingan diri sendiri) merupakan kejahatan luar biasa karena merupakan dosa menurut agama yang mereka anut dan tidak sesuai dengan pengajaran moral yang disampaikan orang tua atau guru mereka ketika bersekolah.

Mengambil contoh dari kasus Lukas Enembe, jelas bahwa suku dimana seorang Lukas Enembe berasal sekali pun, termasuk juga tokoh-tokoh agama dan guru-gurunya yang mengerti bahwa korupsi adalah dosa besar tentunya tidak akan mendukung korupsi yang dilakukan beliau (kalau sangkaan itu memang benar adanya).

Jadi sudah jelas bahwa korupsi adalah masalah individual dan lebih spesifik lagi, masalah si pelaku dalam hal ini adalah Lukas Enembe secara pribadi, dan bukan merupakan masalah sukunya atau masalah kabupaten dimana dia berasal atau masalah seluruh masyarakat Papua.

Jangan menjeneralisir sebuah kasus korupsi yang dialami Lukas Enembe seolah itu masalah seluruh orang Papua dan seluruh orang Papua akan lawan KPK.

Jelas Keliru besar dan merupakan tindakan pengaburan kasus yang sebenarnya, karena uang yang dikorup pun tidak pernah mengalir ke seluruh masyarakat Papua.

Ini bukan cerita ala Robin Hood!

Kalau pakai logika terbalik, apakah seorang Lukas Enembe akan membiarkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membekukan segala jerih payah kerja yang selama ini diakuinya sebagai harta yang ia kumpulkan tetes demi tetes keringat dan rela dimiskinkan?

Jawabannya adalah “tidak mungkin”, karena mustahil hasil kerja kerasnya selama ini dibiarkan begitu saja hilang dalam aksi sedetik menekan tombol “enter” di komputer oleh seorang pimpinan KPK.

Pak Gubernur, apakah engkau rela segala jerih payah yang anda lakukan sekian tahun itu diambil oleh KPK dan hilang dalam sekejap?

Ingat Pak Gub, mereka yang memberi anda bantuan keuangan saat ini, pada satu titik (cepat atau lambat) akan berhenti membantu anda dan membiarkan anda menjalani kesulitan hidup akibat ‘dimiskinkan’ oleh KPK seorang diri dan pertanyaannya adalah apakah engkau telah siap untuk itu?

Mereka yang yang ada di situasi ‘sulit saat ini’ (situasi yang diciptakan kemungkinan oleh mereka juga) dan engkau anggap teman-teman yang mendukung, kemungkinan besar hanyalah orang-orang yang hanya memanfaatkan posisimu untuk mengamankan diri mereka yang mungkin saja bermasalah juga, Pak Gubernur.

Dan juga perlu diingat, Bapak sedang memasuki periode transisi ke purna tugas dan tidak akan memiliki jabatan lagi, jadi mohon tidak mendengar bisikan-bisikan yang diberikan oleh oknum-oknum tertentu yang akan menjerumuskan Bapak lebih jauh ke dalam masalah yang lebih besar.

Ayo lakukan pembuktian terbalik dan jangan biarkan KPK ambil semua isi tabungan anda karena apabila anda benar, maka uang itu akan kembali semuanya kepada Bapak.

Namun, kalau pun Bapak salah, KPK jelas akan tetap mengembalikan apa yang menjadi milik Bapak diluar dana yang memang milik negara sehingga Bapak kemudian bisa menjalani masa pensiun dengan wajar.

 

Konten Khusus – Redaksi Koreri

as