Koreri.com, Ambon – Berbagai terobosan dan inovasi terus dilakukan Gubernur Maluku Irjen Pol (Purn) Drs Murad Ismail, SH.MH dalam upaya mensejahterakan masyarakat di daerah ini pada berbagai sektor.
Kali ini, orang nomor satu di daerah ini, memerintahkan jajarannya bekerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) membeli gabah beras dari petani di Maluku.
”Sesuai arahan Bapak Gubernur, kita kembali lakukan rapat koordinasi (Rakor) bersama instansi terkait dalam rangka kerjasama dengan Drive Bulog Maluku dan Maluku Utara guna menyerap hasil gabah beras dari petani,” terang Kepala Dinas Pertanian setempat, DR Ilham Tauda, SP, M.Si, kepada awak media usai rakor di kantor Bulog Maluku dan Maluku Utara, Selasa (17/1/2023).
Dia menuturkan, tiga tahun terakhir hasil gabah dari petani tidak diserap Drive Bulog Maluku dan Maluku Utara.
”Nah, kita berharap dengan kerjasama dengan Bulog, gabah petani dapat terserap dengan baik,” harapnya.
Tauda menerangkan, kebutuhan dan konsumsi masyarakat mencapai 75 per kapita per tahun sebanyak 130 ton hasil pertanian.
”Kemampuan produksi kita 92 ton gabah tahun 2022 lalu. Nah, ketika kita konversi ke beras sebanyak 59 ton. Kita berharap program yang dicanangkan Bapak Gubernur Maluku, yakni food estate sekitar 5.000 hektar bisa penuhi kebutuhan kita di Maluku,” bebernya.
Untuk itu, dia mengingatkan jika terjadi krisis pangan dunia, sedianya ada pangan lokal seperti sagu, jagung, dan ubi kayu.
”Jadi kalau krisis pangan, kita tidak punya beras tapi ada pangan lokal. Jadi semua siap dimanfaatkan. Pak Presiden sebut dampak krisis pangan, tapi kita sudah siap,”terangnya.
Ketua Tim Gubernur Percepatan Pembangunan (TGPP) Provinsi Maluku, Hadi Basalamah menegaskan, sesuai instruksi Gubernur Murad Ismail bersama-sama tangani sektor pertanian, sebagai salah satu lokomotif pertumbuhan ekonomi di daerah ini.
”Jadi rapat koordinasi ini dihadiri Kadrive Bulog Maluku dan Maluku Utara, Kepala OJK Maluku, Pimpinan Bank Indonesia, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Maluku, Sekkot Ambon, Sekda Buru, Sekda SBB, instansi terkait dan instansi vertikal, “paparnya.
Sesuai hasil rapat koordinasi, kata Basalamah, disepakati bersama-sama membangun tata kelola pertanian dari petani, sehingga mulai dari produksi sampai di pasar.
”Jadi secara terintegrasi dengan baik. Jadi Bulog, selaku kepanjangan tangan Pemerintah pusat saat ini telah berkomitmen melakukan kerja sama dengan Pemprov Maluku, dalam hal ini Distan Maluku. Sehingga gabah kering beras ditingkatkan dalam MoU dan PKS. Kerjasama Bulog dan Pemprov Maluku, berkaitan penyerapan gabah dan beras ditingkat petani,” sambungnya.
Basalamah mengaku, jika pembelian beras dari Bulog dengan sistiem off taker dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau.
”Jadi dijamin harga terjangkau dan dijamin off taker, jika dibandingkan harga komersial. Daerah produksi di Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tengah cukup besar. Nanti ada kerja sama antara daerah Surplus beras mengisi ke daerah defisit beras,”bebernya.
Tak hanya disitu, dalam implementasinya, Bulog tidak hanya beli beras dan gabah. Tapi bawang, sapi, dan daging lainya.
“Jadi gudang Bulog jadi spot gabah dan beras tersedia di gudang milik Bulog. Gudang itu bisa jadi resi gudang. Atau skema baru dorong peningkatan produksi dan hasil jual. Begitu harga jatuh bisa resi menolong,” tandasnya.
JFL