Bantah Pernyataan Kadistrik, Begini Klarifikasi Kadis Pendidikan Tambrauw Soal SD Negeri Fef

IMG 20230827 WA0009
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat Daya Yosep Yewen menggelar Konferensi pers di Kota Sorong, Sabtu (26/8/2023).(Foto : KENN)

Koreri.com, Sorong – Terkait pernyataan Kepala Distrik Fef, Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat Daya (PBD) soal SD Negeri Fef yang fiktif dibantah keras Kepala Dinas Pendidikan setempat.

Dalam keterangan persnya kepada wartawan di Kota Sorong, PBD, Sabtu (26/8/2023), Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tambrauw Yosep Yewen, A.Md menegaskan seluruh masyarakat yang ada di Distrik Fef mendukung hadirnya SD Negeri tersebut.

Yosep mengklaim hanya Kepala Distrik Fef saja yang merasa keberatan dengan hadirnya sekolah itu di wilayahnya sedangkan  masyarakat lainnya menginginkan kehadiran sekolah itu.

“Perencanaan pembangunan 3 ruang kelas baru (RKB) SD Negeri Fef sudah dilakukan sejak 2 tahun lalu, tahun 2023 sudah harus action pembangunannya,” ungkapnya saat memberikan klarifikasi terkait rencana pembangunan gedung SD Negeri Fef.

Meskipun belum memiliki gedung sekolah, sambung Yosep, proses belajar mengajar di SD Negeri Fef sudah berjalan selama 2 minggu.

“Untuk sementara kami gunakan aula kantor Dinas Pendidikan untuk proses belajar anak-anak kelas satu. Begitu selesai pembangunan tiga ruang kelas baru sekolah, kita tinggal alihkan saja proses belajar mengajarnya,” bebernya.

Lebih lanjut dikatakan Yewen, pembangunan 3 RKB SD Negeri Fef masih belum dilakukan meskipun anggarannya sudah disiapkan. Hal ini karena lokasi yang akan digunakan untuk tempat pembangunan, sampai saat ini masih terjadi pro kontra.

Menurutnya, master plan lokasi pembangunan sarana pendidikan ini sudah ada. Pembangunan gedung SD Negeri FEF baru dianggarkan di tahun ini dengan total anggaran Rp1,2 miliar untuk tiga ruang kelas baru.

“Jadi, SD Negeri Fef itu ada dan bukan fiktif. Kalau ada yang bilang SD Negeri Fef fiktif, itu tidak benar. Karena anak-anak sudah mengikuti proses belajar di aula Dinas Pendidikan atau bekas ruang rawat inap Puskesmas yang kita sewa,” imbuhnya.

Diceritakan Kadis, yang membuat mereka sangat kecewa yaitu saat proses belajar mengajar berlangsung, Kepala Distrik Fef tiba-tiba datang mengusir guru-guru.

“Dia juga ambil lambang burung Garuda itu lalu pukul di depan kelas itu. Anak-anak yang lihat itu lalu menangis karena takut. Kepala Distrik melakukan hal itu, alasannya karena tidak ada koordinasi antara kami Dinas Pendidikan dengan dia. Padahal kita sudah koordinasi,” tegasnya.

Menurutnya, karena selama ini Dinas Pendidikan belum memiliki gedung kantor, maka untuk sementara waktu mereka mengontrak Puskesmas Fef untuk menjadi Kantor Dinas Pendidikan.

“Itu sementara kami pakai untuk aktivitas Dinas Pendidikan. Jadi itu bukan fiktif, sekolahnya dibuka tahun ini dan proses belajar mengajar sudah berjalan selama dua minggu. Padahal pada pertemuan pertama dan kedua, kami sudah menyampaikan permohonan maaf kepada beliau, memang kami tidak meminta ijin kepada beliau terkait beroperasinya SD Negeri Fef,” tandasnya.

Katanya, pengertian fiktif itu kalau uang dipakai habis dan tidak ada barang. Tapi ini proses belajar mengajar ada.

“Yang kami kesalnya, kenapa Kepala Distrik tidak melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan terlebih dahulu. Tapi langsung melakukan action intimidasi terhadap kepala sekolah. Dia juga melempar burung Garuda itu kepada ibu kepala sekolah. Padahal yang namanya lintas hirarki pemerintahan itu dari Bupati ke Distrik itu ada koordinasi. Kalau ada hal yang tidak jelas, kan bisa koordinasi ke dinas,” imbuhnya.

Dibeberkan Yewen, alasan SD Negeri Fef harus ada di Distrik Fef karena tidak mungkin semua orangtua menyekolahkan anaknya di sekolah yayasan yang memiliki doktrinisasi Katolik.

“Tidak mungkin orang tua yang beragama Islam sekolahkan anaknya di sekolah Katolik, begitu sebaliknya. Ini contoh saja, karena fakta-fakta itulah maka kita memberikan solusi dengan menghadirkan sekolah negeri di Fef. Rencana pembangunan gedung SD Negeri Fef sebenarnya sudah lama, tapi karena keterbatasan anggaran sehingga baru dianggarkan di tahun 2023 ini dan sudah disetujui DPRD. Ini juga ada dalam RKPD Kabupaten Tambrauw,” ucapnya.

Selain itu, kata Yosep, Fef adalah ibukota Kabupaten Tambrauw. Jadi harus ada akses pendidikan negeri  sebagai barometer untuk tempat lain. Mengingat saat ini perkembangan Distrik Fef begitu-begitu saja.

Sesuai perencanaan, tambahnya, ada 4 titik yang direncanakan akan dibangun bangunan  SD Negeri. yaitu di Sausapor, Fef, Kebar dan Ambarbaken.

“Tahun 2023, kita mulai pembangunan SD negeri dari Fef dulu. Kemudian kedepan Sausapor, Ambarbaken dan Kebar. Karena di Kabupaten Tambrauw kebanyakan yang ada sekolah YPPK, sedangkan sekolah negeri atau sekolah inpres kurang,” tegansya.

Ditambahkannya, sesuai dengan program Pemda melalui Dinas Pendidikan, maka harus dibangun sekolah-sekolah negeri untuk mengangkat indeks pembangunan manusia (IPM). Karena beberapa tahun terakhir IPM Kabupaten Tambrauw itu rendah, rapornya juga banyak yang merah.

“Makanya kita memperbaiki semua itu dengan membangun sekolah-sekolah negeri, supaya dapat mengangkat IPM. Kami juga menyediakan fasilitas untuk para guru, agar mereka betah mengajar di Tambrauw,” pungkasnya.

KENN