Koreri.com, Sorong – Guna menjaga biodiversity dan perubahan iklim di Indonesia agar tetap lestari, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ Grup) menggandeng Green Press Indonesia menggelar Workshop Jurnalis di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya selama dua hari, 28 – 29 Februari 2024.
Kegiatan lokalatih dengan tema keanekaragaman hayati dan perubahan iklim yang diikuti jurnalis media online dan televisi di Sorong Raya itu menghadirkan narasumber masing-masing dari Green Press Indonesia dan ANJ Grup.
Workshop jurnalis ini berlangsung selama dua hari, dimana hari pertama di ruangan Etamin Hotel Vega kemudian hari kedua para kuli tinta akan melaksanakan reportase lapangan di DAS Remu Ransiki Sorong.
Untuk diketahui, rehabilitasi DAS tersebut telah selesai dilaksanakan pada 13 Februari 2023 oleh PT Permata Putera Mandiri (PPM), salah satu unit usaha PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJ).
Kegiatan rehabilitasi dilakukan pada area seluas 13 hektar yang terdapat dalam kawasan hutan lindung DAS Malanu Distrik Sorong Utara, Kota Sorong itu berdasarkan surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.4704/MenlhkPDASHL/KTA/DAS.1/8/2020 tertanggal 7 Agustus 2020.
Dalam giat reportase lapangan tersebut, para jurnalis didampingi Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Kota Sorong Ina Roselina Sikirit dan anggota timnya.
Kepada jurnalis, Ina Roselina mengaku perusahaan ANJ ini sudah berkegiatan sejak 2020 hingga 2023 kemarin diatas lahan seluas 13 hektar, ada penilaian dan telah diserahkan kepada pihaknya.
“Jadi ini titik nolnya di sini, 13 hektarnya kita masih harus ke sana lagi. Jika teman-teman kuat kita bisa sampai di lokasinya. Dan puji Tuhan, kita bisa melihat tanaman pinang terutama, tingginya sudah bisa kita hitung sekitar 3 sampai 4 meter. Juga ada tanaman kehutanan yang lain seperti mahoni juga Lingua. Setelah saya jelaskan baru kita akan melihat satu persatu spesiesnya dan tingginya,” urainya.
Menurut Ina Roselina, penilaian keberhasilan pada kegiatan di areal seluas 13 hektar ini ditandai dengan raihan nilai tertinggi dalam artian sudah mencapai 80 persen.
“Yang artinya ini sangat luar biasa. Terima kasih untuk pihak manajemen ANJ yang sudah membantu dan mensupport kami untuk penanaman dalam rangka rehab DAS,” rincinya seraya menambahkan DAS besarnya yaitu DAS Remu juga DAS Warsamson tetapi penanaman dilakukan pada sejumlah DAS kecilnya, yaitu sub-sub DAS.
Lokasi DAS Berbatasan Langsung dengan Galian C
Ina Roselina menjelaskan, lokasi DAS ini masuk dalam kawasan hutan lindung yang berbatasan langsung dengan galian C.
“Makanya kemarin itu sempat kita aturlah dan dibatasi sehingga kita bisa kembali lakukan penanaman. Dan di lokasi penanaman ini melibatkan masyarakat yang juga punya kebun di situ, lokasinya ada di sini yaitu Kampung Mare,” jelasnya.
Ina Roselina menyebutkan pola penanganan 13 hektar sampai bisa sukses ini dikarenakan satu keluarga mengerjakan satu hektar.
“Jadi 13 hektar ini ditangani 13 kk, dimana dalam satu KK itu ada bapa, mama, anak juga anak mantu. Pokoknya semua ada dalam satu hektar itu, mereka bertanggung jawab penuh. Kita akan tahu siapa punya yang belum bersih, berarti kita hubungi keluarga siapa, bapak siapa, mama siapa? Hubungan itu sudah terbangun dengan baik sehingga hasilnya kita bisa lihat di saat ini tanaman sudah cukup tinggi,” bebernya.
Dan kawasan ini juga jauh dari kebakaran karena di sini kebun-kebunnya masyarakat dan kampungnya juga dekat dengan areal ini.
“Kami pun berharap ke depan setelah diserahkan kembali ke kami, tetapi hubungan ini tidak terputus ya dari pihak perusahaan. Jika ada kegiatan-kegiatan lain, mungkin bisa menggandeng kami KPHL Kota Sorong lagi ataukah kami bisa dilibatkan untuk kegiatan-kegiatan yang lain. Kami sangat mengharapkan itu dalam artian hubungan kita tidak terputus setelah kegiatan ini selesai. Tetapi melihat keberhasilan ini, berarti kami KPHL bisa dilibatkan juga dalam kegiatan-kegiatan yang lain,” imbuhnya.
Adapun jenis-jenis tanaman yang ditanam diantaranya tanaman buah dan tanaman kehutanan.
“Untuk tanaman buah, masyarakat lebih banyak menanam pinang yang menghasilkan. Kemudian ada rambutan, durian dan cempedak. Sedangkan tanaman kehutanan itu ada lingua, merbau dan mahoni. Masyarakat memang lebih cenderung tanam tanaman buah, jadi kami kombinasikan tanaman buah dengan tanaman kehutanan,” sambungnya.
Ina Roselina juga menyampaikan soal sikap KPHL terkait kerjasamanya dengan ANJ dalam giat penanaman di areal ini.
“PT ANJ ini lokasi beroperasinya tidak di Kota Sorong, lokasinya di Sorong Selatan. Tapi kami bersyukur karena mereka memilih lahan kami di Kota Sorong sebagai tempat atau lokasi di mana mereka merehab DAS,” tanggapnya.
Salah satu kriteria dipilihnya Kota Sorong, karena dianggap lahannya cukup kritis.
“Dan DAS kami ini dalam kondisi yang perlu banyak perhatian. Sehingga rekomendasi dari Kementerian, lokasi kami wilayah kerja KPHL Kota Sorong dipilih sebagai tempat untuk rehab DAS dalam hal ini untuk memulihkan kembali DAS itu. Kami sangat bersyukur PT ANJ mau kerjasama dengan kami KPHL. Ini luar biasa karena banyak hal yang tidak tersurat tetapi tersirat,” tandasnya.
Disinggung soal tantangan yang dihadapi, Ina Roselina mengakui hal itu biasanya di awal dan itu dengan masyarakat.
“Biasanya kalau untuk proyek, masyarakat di kota ini sudah sangat pintar ya. Jadi bagaimana cara kita membawa pikiran masyarakat supaya memahami bahwa tujuan kegiatan ini untuk apa? Lalu tujuan dari kegiatan ini juga ada pemberdayaan ekonomi dalam arti mereka bekerja nanti diupah juga,” akuinya.
Dikatakan Ina Roselina, tidak butuh waktu lama bagi pihaknya untuk meyakinkan masyarakat.
“Masyarakat kita yang berlokasi di sini kebanyakan mereka adalah petani Jadi mereka sudah tahu banyak areal yang mungkin mereka sudah buka untuk kebun, bakar untuk berkebun. Sehingga areal-areal yang sudah rusak atau kosong ini yang harus kembali kami tanam. Jadi meyakinkan mereka itu saya pikir tidak terlalu sulit karena ada pemberdayaan ekonominya di situ, dimana mereka bekerja dan ada upah yang mereka dapat,” kata dia.
Soal lahan kritis lainnya yang butuh direhabilitasi, Ina Roselina pun mengharapkan itu.
“Kawasan hutan lindung kami banyak yang kritis. Contohnya tadi kita lihat banyak galian C. Lalu jika kita ke lokasi sebelah, sering rawan kebakaran. Kebakaran ini dalam jumlah yang cukup untuk daerah-daerah yang sudah terbuka, yang aksesnya mudah dijangkau. Itu kami berat sekali artinya kami tidak bisa menjaga bahwa benar kawasan ini harus clear and clean dan sebagainya,” cetusnya.
Karena bagi Ina Roselina, lokasi ini yang dianggap aman karena tidak terbuka sehingga orang dengan motor atau mobil tidak bisa mengakses ke lokasi untuk menikmati pemandangan.
“Areal di sini sedikit harus mendaki, tidak ada akses jalannya. Jika kita bandingkan dengan lokasi Puncak Worot, di lokasi sebelah aksesnya mudah. Walaupun kami sering melakukan kegiatan di situ tetapi jika panas berkepanjangan tetap terjadi kebakaran. Ini membuat sehingga kami kesana kemari hanya di lokasi yang sama,” klaimnya.
Ina Roselina menambahkan PT ANJ ini tidak hanya bekerja sama dengan KPHL Kota Sorong saja tapi mungkin dengan kabupaten lain juga berkaitan dengan rehab DAS.
“Jadi harapan kami, kerjasama dengan ANJ tidak sampai disini mungkin di kegiatan lain kami bisa dilibatkan. Dalam arti Kota Sorong bisa juga jadi satu prioritas yang dipikirkan,” pungkasnya.
KENN