ABC Gandeng Yayasan Cempaka Lanjutkan Program Penanaman 1.000 Pohon

Dukung Konservasi Hutan dan Daerah Tangkapan Air di Jawa Timur

ABC Lanjut Program Penaman 1000 Pohon

Koreri.com, Pasuruan – Sebagai bagian dari pelaksanaan tanggung jawab Perusahaan terhadap lingkungan, PT Heinz ABC Indonesia (ABC) kembali melanjutkan program penanaman 1.000 pohon untuk mendukung kegiatan Konservasi Hutan dan Daerah Tangkapan Air (KHDTA), khususnya di wilayah Jawa Timur.

Program penanaman 1.000 pohon kali ini dilakukan bersama dengan Yayasan Cempaka di daerah tangkapan air Curah Tangkil, Desa Dayurejo Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, belum lama ini.

Sejak 2018 lalu, ABC telah berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Forum Daerah Aliran Sungai Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, untuk menanam setidaknya 4.000 pohon di berbagai kawasan Daerah Tangkapan Air untuk mendukung konservasi hutan dan mata air.

Hendry Pranadjaya Oeswadi, Pasuruan Plant Manager Kraft Heinz Indonesia mengatakansejak awal beroperasi di tahun 1996, Pabrik Heinz ABC di Pasuruan berkomitmen untuk menghadirkan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.

Bersama-sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan, tahun ini pihaknya meneruskan program penanaman 1.000 pohon, sebagai bagian dari upaya bersama memelihara sumber mata air bagi masyarakat.

“Kami berkomitmen untuk melakukan penanaman pohon ini secara berkala hingga setidaknya sepuluh tahun kedepan. Semoga upaya kolektif ini dapat menghadirkan dampak baik, tidak hanya bagi konservasi lingkungan, tapi juga bagi para petani dan kehidupan masyarakat setempat,” harapnya.

Sarifudin Lathif, Direktur Yayasan Cempaka menjelaskan tahun ini, ada 1.000 bibit tanaman yang akan ditanam bersama ABC, dimana sebagaian besar merupakan jenis tanaman buah, seperti Alpukat, Durian, Kopi, Kayu Manis, serta tanaman lokal seperti Pohon Sintok.

“Selain untuk tujuan konservasi area resapan air, kegiatan ini juga diharapkan akan turut meningkatkan perekonomi petani dan masyarakat dengan sistem agroforestry,” sambungnya.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan penanaman dilaksanakan dalam bentuk kolaborasi multi-pihak, melibatkan berbagai sektor, mulai dari ABC sebagai pelaku usaha, sekaligus pemrakarsa dan contributor pendanaan, Yayasan Campaka sebagai LSM Lingkungan & Pemberdayaan Sosial sebagai mitra pelaksana utama, serta disupervisi langsung dibawah koordinasi Dinas Lingkungan Hidup Pasuruan.

Kegiatan juga melibatkan Forum Koordinasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Pasuruan, yang akan terlibat langsung dalam penentuan lokasi konservasi, monitoring, dan evaluasi program.

Termasuk Kelompok Petani Pengelola Hutan Desa yang akan membantu pelaksanaan di lapangan, mulai dari pengadaan bibit, penanaman, perawatan, serta penjagaan pohon yang ditanam.

Sugito, Ketua Pengurus Lembaga Pengelola Hutan Desa Lokajaya Binangun, Desa Dayurejo, menyambut baik kegiatan ini.

“Kami mengapresiasi kolaborasi yang terjalin baik. Keterlibatan para pemangku kepentingan, khususnya kelompok masyarakat setempat merupakan hal yang sangat penting, sehingga tidak hanya masyarakat dapat menikmati manfaat dari hasil panen untuk peningkatan kesejahteraan, tapi mereka juga ikut aktif memelihara pertumbuhan pohon-pohon ini secara optimal,” ungkap Sugito.

ABC CempakaMuhamad Muhsin, perwakilan Bidang Tata Lingkungan DLH Kabupaten Pasuruan, mengakui melalui hasil monitoring didapati bahwa kegiatan rutin penananam pohon di daerah tangkapan air Curah Tangkil ini telah berkontribusi terhadap kestabilan debit mata air Curah Tangkil.

Dulunya, kata dia, sumber mata air hanya mengalir pada saat musim hujan. Namun setelah dilakukan konservasi, debit mata air mengalir hingga 60 liter/menit di musim hujan dan terus mengalir hingga 18 liter/menit pada saat musim kemarau.

“Kondisi ini sangat berarti bagi setidaknya 86 petani hutan setempat yang menggunakan sumber mata air Curah Tangkil sebagai sumber air bagi irigasi, dan ternak mereka di Desa Dayurejo,” tandasnya.

Untuk memastikan kondisi pohon tetap terpantau dengan baik, kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan dua tahap setiap tahunnya. Monitoring tahap pertama dilakukan pada saat pasca penanaman berupa pendataan dan pemasangan label tanam.

Monitoring tahap kedua, yakni 6 bulan paska penanaman untuk menghitung tingkat pertumbuhan pohon.

Seluruh kegiatan pendataan dan pengukuran dilakukan menggunakan teknologi aplikasi digital (Aplikasi BumiBaik), yang akan memberikan informasi label pohon, foto pohon, titik koordinat penanaman, hingga pertumbuhan pohon dalam bentuk laporan dan peta (maps) digital.

Komitmen terhadap konservasi air dan lingkungan merupakan bagian dari pilar Environment Stewardship dalam tiga fokus utama Environment Social Governance (ESG), yang diusung oleh ABC sebagai bagian dari tujuan membangun bisnis yang berkelanjutan di Indonesia.

Tentang ABC

ABC hadir dengan visi “Proudly Make Delightful Food Available for Every Indonesian Family” dan merupakan pemilik merek ABC – sebuah merek produk kebutuhan pokok keluarga Indonesia, yang telah hadir sejak 1975 dalam beragam produk termasuk kecap, saus, sirop, minuman kemasan hingga makanan kaleng. Saat ini memiliki dua fasilitas produksi (pabrik) yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat dan Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Info selanjutnya kunjungi : https://www.heinzabc.co.id/. Informasi terkait komitmen Environmental Social Government (ESG) kunjungi : https://www.kraftheinzcompany.com/esg/index.html

Tentang Yayasan Cempaka Education Center

Cempaka Foundation (Yayasan Cempaka Education Center) adalah organisasi nonprofit yang berdiri tahun 2016 dan berkantor pusat di Prigen – Kabupaten Pasuruan.

Visi utama kami adalah menciptakan masyarakat mandiri berbasis ekonomi dan berbudaya lingkungan.

Untuk mencapai visi tersebut, program dan aktivitas kami bertumpu pada 4 bidang utama yaitu: Pemberdayaan Masyarakat, Konservasi lahan dan hutan, Pendidikan Lingkungan hidup dan Peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis potensi lokal.

Dengan mengusung value Community EMPowerment to mAKe chAnges (pemberdayaan masyarakat untuk membuat perubahan) kami selalu bersama komunitas dan masyarakat untuk mengelola sumber daya demi terwujudnya kemandirian dan kehidupan yang berkelanjutan.

Salah satu implementasi program tersebut adalah Kewirausahaan Sosial yang dikelola secara kolaboratif dan professional bersama para pihak.

RLS