Koreri.com, Sorong – Sinergi Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat dan Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya (PBD) menggelar Pekan Cendekia bertempat di Belagri Hotel, Kota Sorong, Selasa (9/7/2024).
Giat tersebut mengusung tema “Cerdas Literasi Keuangan Mendorong Ekonomi Keuangan Inklusif Provinsi Papua Barat Daya”.
Roni Cahyadi, Deputi BI Papua Barat menyampaikan Pekan Cendekia 2024 ini merupakan kolaborasi antara Pemprov PBD dan BI Papua Barat untuk pertama kali.
Tema Pekan Cendekia 2024 tahun ini yaitu “Tantangan dan Strategi mendorong Literasi Keuangan Masyarakat merupakan pondasi keuangan masyarakat menuju Papua Barat Daya yang Maju dan Sejahtera.
“Tema ini dipilih mengingat literasi merupakan pondasi dalam mendukung inklusivitas keuangan syariah khususnya di Tanah Papua,” sambungnya.
Keuangan Inklusif merupakan sebuah langkah penting dalam perjuangan melawan kemiskinan dan berperan mendorong pertemuan ekonomi, menciptakan stabilitas sistem keuangan serta mengurangi kesenjangan antara individu dan antar daerah.
Dalam rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat untuk kebijakan yang lebih terintegrasi dan sinergi yang efektif dalam memperkuat keuangan eksklusif melalui Perpres Nomor 114 tahun 2020 telah dibentuk Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) yang menjadi pedoman dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan keuangan.
Sebagai upaya mendukung strategi SNKI, BI mengimplementasikan framework Strategi Nasional Ekonomi dan Keuangan Inklusif (SNEKI).
Roni berharap di dalam forum kegiatan ini, literasi keuangan menjadi tersosialisasikan guna memudahkan pemahaman.
Ke depan, upaya peningkatan literasi keuangan sebagai pondasi dalam peningkatan perekonomian akan memerlukan strategi pengembangan tersendiri.
“Maka perlu Inovasi dan kreativitas. Karena jika kita hanya mengandalkan business as usual, kita tidak akan mencapai lompatan-lompatan untuk pengembangan ekonomi keuangan syariah. Untuk itu, kita perlu mengembangkan literasi keuangan dalam kaitannya mengatasi masalah ekonomi khususnya inflasi,” pungkasnya.
Sementara, Pj Gubernur PBD yang diwakili Sekda Jhony Way menyampaikan pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu isu strategis dalam pembangunan ekonomi kerakyatan karena mampu menggerakkan masyarakat untuk berperan serta dalam usaha tegaknya ekonomi bangsa.
Salah satu perluasan akses bagi UMKM adalah program SNEKI yang merupakan program untuk memberdayakan masyarakat berpendapatan rendah dan masyarakat pemilik rintisan usaha yang sebelumnya hanya dapat menutupi kebutuhan sehari-hari keluarga
Tujuan Program SNEKI tentunya untuk mewujudkan keuangan inklusif yang berkelanjutan melalui program pemberdayaan ekonomi dan bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan.
Pj Gubernur berharap rakor ini bisa menghasilkan ide-ide dan pemikiran kritis terlebih isu yang diangkat merupakan isu hangat di wilayah PBD.
Intinya, kegiatan ini dapat melahirkan ide dan solusi untuk menanggulangi berbagai permasalahan dan bukan hanya ajang formalitas saja melainkan dapat melahirkan kajian kajian intelektual.
“Saya berharap adanya sinergi dengan Pemerintah sehingga program yang dihasilkan berhasil sesuai dengan apa yang direncanakan,” pungkasnya.
Setelah acara pembukaan, giat dilanjutkan dengan talkshow.
Sesi I: Strategi Mendorong Percepatan Peningkatan Akses dan Literasi Keuangan Pertumbuhan Ekonomi Papua Barat Daya yang Inklusif”
1. Chandra Herwibowo / Analis Senior Kelompok Kebijakan dan Pengembangan Keuangan Inklusif DUPK-Bank Indonesia
2. Mochammad Akbar/ Analis Bagian Pengawasan Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, Perlindungan Konsumen dan Layanan Manajemen Strategis Kantor OJK Papua
3. Winarsih / Analis Perencanaan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Provinsi Papua Barat Daya
Sesi II: Mendorong Pengembangan Usaha yang efektif melalui Peningkatan Pemahaman Literasi Keuangan bagi masyarakat dan pelaku usaha”
1. Olivia Louisse / Financial Planner
2. Partini / Owner UMKM Keripik Aria
3. Iwan Alexander / Kepala Bank Papua KCU. Sorong
ZAN