Koreri.com, Sorong – BPJS Kesehatan secara aktif mengembangkan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis). Hal itu sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup para peserta yang mengidap penyakit kronis.
Program ini menjadi solusi strategis dalam menangani penyakit kronis secara berkelanjutan, khususnya bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang menderita Diabetes Melitus (DM) Tipe 2 dan Hipertensi.
Melalui pendekatan pelayanan yang terencana, terpadu, dan berkelanjutan, Prolanis bertujuan mencegah komplikasi serta memperbaiki status kesehatan peserta dalam jangka panjang.
Hal ini disampaikan oleh Kepala BPJS Kesehatan Cabang Sorong, Pupung Purnama, Kamis (15/5/2025).
Prolanis merupakan sistem pelayanan kesehatan dengan pendekatan proaktif dan terintegrasi. Dimana program ini melibatkan tiga pilar penting, yakni peserta, fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP), serta BPJS Kesehatan.
Prolanis tidak hanya fokus pada pemberian layanan kesehatan kuratif, melainkan juga promotif dan preventif.
“Prolanis adalah bentuk nyata transformasi layanan kesehatan berbasis komunitas, di mana peserta dengan penyakit kronis tidak dibiarkan sendirian dalam mengelola kesehatannya,” ujar Pupung.
Pupung menambahkan bahwa tujuan utama dari Prolanis bukan hanya untuk memberikan akses layanan, tetapi juga mendorong kemandirian peserta dalam mengelola penyakitnya.
Melalui edukasi dan pendampingan rutin, peserta diharapkan mampu menjaga gaya hidup sehat, memantau kondisi kesehatannya, dan mematuhi pengobatan.
Selain itu, program ini juga bertujuan meningkatkan derajat kesehatan peserta, memberikan kepuasan terhadap pelayanan JKN, serta mengendalikan biaya pelayanan kesehatan secara lebih efektif dan efisien dalam jangka panjang.
“Dengan Prolanis peserta penyakit kronis kini memiliki kepastian layanan. Mereka bisa mengakses layanan kesehatan secara lebih mudah, cepat, dan pasti di FKTP. Selain itu, status kesehatan peserta juga dapat dipantau dan dikendalikan secara berkala oleh tenaga kesehatan. Ini memberi rasa aman bagi peserta dalam menjalani hidup dengan penyakit kronis,” tambah Pupung.
Pupung juga menyampaikan mengenai jalur pendaftaran peserta Prolanis dibagi menjadi dua jenis.
Pertama, Peserta Prolanis Murni, yakni peserta JKN yang telah didiagnosa DM Tipe 2 dan/atau Hipertensi serta telah terdaftar di Prolanis, tetapi belum menjadi peserta Program Rujuk Balik (PRB).
Peserta ini mendapatkan obat dari apotek atau instalasi farmasi di FKTP. Jika memenuhi kriteria, mereka dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL) untuk bergabung ke PRB.
Jenis kedua adalah Peserta Prolanis–PRB, yaitu peserta JKN-KIS yang telah didiagnosa dan terdaftar sebagai peserta Prolanis serta PRB.
Mereka berhak memperoleh obat rujuk balik (obat PRB) sesuai ketentuan yang berlaku.
Kombinasi Prolanis dan PRB ini memungkinkan pengelolaan penyakit kronis yang lebih berkelanjutan dan terstruktur.
Pendaftaran peserta Prolanis dapat dilakukan melalui beberapa jalur, yaitu hasil pelayanan skrining kesehatan tertentu yang dijamin oleh JKN, kunjungan sakit ke FKTP, serta melalui program pemerintah seperti Posbindu PTM.
Khusus peserta yang sudah terdaftar sebagai PRB oleh FKRTL, mereka akan otomatis terflag sebagai peserta Prolanis dalam sistem.
“Peserta yang telah terdaftar dalam Prolanis berhak mendapatkan serangkaian layanan antara lain konsultasi dan pemeriksaan kesehatan rutin minimal satu kali sebulan di FKTP, pelayanan obat setiap bulan, hingga pemeriksaan penunjang seperti GDP, HbA1C, dan Kimia Darah. Tak hanya itu, kami juga mendorong kegiatan kelompok seperti edukasi kesehatan dan aktivitas fisik dalam Klub Prolanis untuk mendukung perubahan perilaku sehat peserta,” pungkas Pupung.
Melalui Prolanis BPJS Kesehatan berkomitmen menghadirkan layanan yang lebih terarah, berkelanjutan, dan partisipatif bagi penyandang penyakit kronis.
Dengan sistem pelayanan yang mendukung monitoring kesehatan berkala, peserta tidak hanya mendapatkan akses pengobatan, tetapi juga pembinaan kesehatan jangka panjang untuk mencapai hidup yang lebih berkualitas.
Dalam kesempatan yang terpisah, Sri Untoro (58) merupakan peserta BPJS Kesehatan yang sudah bergabung sejak 2010 merasa sangat terbantu dengan adanya program Prolanis.
Ia mengungkapkan bahwa kondisi kesehatan, khususnya kadar gula darahnya yang sering tinggi kini lebih terkontrol setelah mengikuti program ini.
“Dulu saya sering lupa untuk memeriksakan gula darah saya, tapi sekarang setiap kali saya lupa, saya selalu diingatkan oleh petugas klinik untuk segera melakukan pemeriksaan,” ujar Untoro.
Ia menambahkan bahwa melalui pemeriksaan darah rutin dan pengontrolan gula darah yang dilakukan dalam program Prolanis, ia merasa jauh lebih tenang karena kondisi kesehatannya selalu dipantau.
“Dengan program ini, pengontrolan gula darah saya bisa terjaga dengan baik. Saya merasa lebih tenang karena kesehatan saya terus dipantau secara rutin,” katanya.
Melihat betapa pentingnya program ini, Untoro mengajak semua peserta BPJS Kesehatan, khususnya yang memiliki riwayat penyakit yang sama untuk segera bergabung dengan Prolanis.
“Jangan tunda lagi, jika Anda memiliki riwayat penyakit yang sama, segera bergabung dengan klub prolanis ini. Dengan adanya pengingat dan pemantauan rutin, anda bisa menjaga kesehatan dengan lebih baik,” tutupnya.
RLS