Koreri.com, Sorong – Reses perdana Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Papua Barat Daya (DPR PBD) periode 2024-2029 dipilih Legislator muda dari Fraksi NasDem Frengky Baru, A.Ma.Pd menjaring aspirasi masyarakat (Asmara) di Distrik Kwesefo, daerah pedalaman Kabupaten Tambrauw.
Di kegiatan jaring asmara yang berlangsung pada akhir Desember 2024 itu, Frengky Baru lebih memilih bersama konstituennya meski bertepatan dengan momen hari raya Natal dan menyambut tahun baru 2025.
Frengky Baru melaksanakan reses di empat kampung Distrik Kwesefo yaitu Batde, Syubi, Bao dan Jokbijoker serta ibukota Distrik Kwesefo.
Sejumlah aspirasi yang disampaikan masyarakat yang menjadi kebutuhan urgen dan mendesak yaitu akses infrastruktur jalan, pendidikan dan kesehatan.
Anggota DPR PBD Frengky Baru kepada Koreri.com melalui telpon selulernya, Minggu (5/1/2025) menjelaskan, akses jalan menjadi kebutuhan prioritas dan mendesak sementara wilayah masyarakat adat ini masuk dalam kawasan konservasi dan hutan lindung.
Akibatnya, hingga saat ini belum bisa dibangun infrastruktur jalan tembus sejak pemekaran distrik pada 2013 lalu.
Meski pun alasan Pemerintah daerah untuk belum bisa membangun infrastruktur jalan karena kawasan konservasi dan hutan lindung tetapi masyarakat adat setempat juga tidak mau direlokasi dari tempat tersebut.
Mereka ingin membangun kampung di wilayah adatnya sendiri, tidak mau tinggal di lokasi atau tempat orang lain. Hal inilah yang menjadi alasan penting.
“Saya jalan kaki sejak 27 Desember 2024 selama dua malam tiba baru di Distrik Kwesefo. Kemudian saya gelar pertemuan dengan masyarakat kampung Kwesefo, Batde, Syubi, Bao dan Jokbijoker.
Aspirasi mereka yang paling utama yaitu pembangunan akses jalan kepada pemerintah Kabupaten Tambrauw dan Provinsi Papua Barat Daya,” beber Frengky Baru.
Akibat tidak adanya akses jalan maka pendidikan dan kesehatan juga tak kunjung dirasakan masyarakat distrik yang pernah dilandas wabah busung lapar tersebut.
Padahal jumlah penduduk di Distrik Kwesefo mencapai ratusan jiwa.
“Satu kampung saja mencapai 300 sampai 500 jiwa namun generasi muda penerus bangsa tak dapat mengenyam pendidikan,” bebernya.
Frengky mengatakan, pada saat menjabat sebagai anggota DPRK Kabupaten Tambrauw sudah mendorong melalui aspirasinya untuk dibangun sekolah dasar di Distrik Kwesefo, tapi sayangnya tidak berjalan baik.
“Saya mendorong agar Pemerintah Daerah bangun sekolah di Batde dan juga Rumah Sakit atau paling tidak Puskesmas pembantu karena masyarakat sakit tidak bisa tertolong karena menempuh jalan kaki 5 hari baru tembus di Kwor dan Sausapor kemudian ke Sorong, Nah ini yang sangat sulit,” ujarnya.
KENN