Koreri.com, Ambon (29/4) – Keinginan masyarakat Rumakay untuk memiliki gedung Gereja yang representatif akhirnya terwujud, dengan diresmikannya gedung Gereja Luma Keleje yang dikerjakan selama lebih kurang 15,6 tahun.
Dalam kurun waktu yang cukup panjang, masyarakat maupun panitia pembangunan gedung Gereja Luma Keleje terus melakukan berbagai upaya, dalam mencari dana maupun mengumpulkan bantuan dari donatur.
Kerja keras tersebut akhirnya terbayarkan dengan berdiri megahnya gedung Gereja yang memiliki dua lantai tersebut
Berdasarkan pantauan, pada acara peresmian gereja tersebut, masyarakat Rumakay, baik yang datang dari Ambon dan beberapa daerah lain di Maluku bahkan provinsi lainnya, antusias menyaksikan peresmian sekaligus pentahbisan gedung gereja Luma Keleje yang mempunyai arti rumah pertemuan dimana tempat orang percaya bersekutu.
Isak tangis dari masyarakat Rumakay maupun tamu undangan pun pecah saat menyaksikan gedung gereja ini diresmikan oleh Ketua MPH Sinode GPM Pdt. Drs. A. J. S. Werinussa, Plt Gubernur Maluku Zeth Sahuburua dan Wakil Bupati Seram Bagian Barat (SBB) Nus Akerina.
Proses peresmian kemudian dilanjutkan dengan penekanan tombol untuk membuka tirai papan nama Gereja, sekaligus pengguntingan pita serta dibukanya pintu Gereja oleh Pdt. Drs. A. J. S. Werinussa, sekaligus menghantarkan masuknya alat sakramen yang dibawa dari Gereja lama oleh majelis jemaat ke Gereja yang baru, diikuti ribuan jemaat Rumakay untuk mengikuti ibadah perdana.
Usai ibadah perdana, Plt Gubernur Maluku Zeth Sahubura, mengutarakan dirinya terharu melihat semangat dan keras masyarakat Rumakay untuk membangun gedung yang bisa menampung kurang lebih 1000 jemaat ini.
“15 tahun merupakan waktu yang cukup lama bagi masyarakat untuk bisa menempati gedung Gereja Luma Keleje, dan ini luar biasa. Saya kira kalau bukan dengan iman yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, gedung Gereja ini tidak bisa selesai dikerjakan,”ucapnya.
Menurut Sahuburua, dalam gedung Gereja ini didalamnya akan dilakukan pembinaan umat, baik secara spiritual baik maupun dalam membangun NKRI, dan teristimewa Kabupaten SBB.
“Mental masyarakat Rumakay untuk membangun rumah Tuhan tidak perlu diragukan lagi. Namun yang perlu diperhatikan adalah memelihara mental tersebut,” katanya.
“Atas dasar itu, memelihara tentu jauh lebih besar, sebab membangun tanpa pemeliharaan tidak ada hasil yang baik,” tukasnya.
MP-RR