Koreri.com – Bank Sentral China baru saja memberikan stimulus sebesar 83 milyar dolar AS kedalam sistem finansial negara komunis itu sebagai tindakan menghindari krisis keuangan yang semakin menekan ekonominya yang sedang melemah saat ini.
Pembuat kebijakan ekonomi China menjanjikan langkah-langkah stimulus di tahun ini dan lebih banyak lagi untuk melindungi lapangan pekerjaan sebagai akibat dari jatuhnya pertumbuhan ekonomi ke titik terendah dalam 28 tahun terakhir.
Tindakan-tindakan yang telah dilakukan tahun lalu termasuk proyek jaringan kereta cepat dan juga pemotongan pajak terlihat tidak memberikan dampak yang berarti dan terlihat dari data terakhir yang mengindikasikan pelemahan ekonomi berjalan sangat cepat dari yang diperkirakan.
“Beritanya sangat jelas – ekonomi memerlukan bantuan,” jelas Trinh Nguyen, seorang ahli ekonomi Asia di Natixis Hong Kong.
Pada pembukaan pasar saham Rabu (16/1), Bank Sentral China melakukan sebuah rekor stimulus, sehari setelah para perencana negara, bank sentral dan menteri keuangan menawarkan jaminan kepada investor termasuk beberapa kebijakan tambahan lainnya terkait peningkatan belanja.
Namun secara mengejutkan data perdagangan Desember yang dirilis awal pekan ini, bersamaan dengan lesunya aktifitas manufaktur, menimbulkan spekulasi diperlukannya kebijakan-kebujakan agresif dan cepat untuk membangkitkan kembali ekonomi negara itu.
Otoritas pemerintah saat ini berpandangan bahwa pertumbuhan ekonomi sedang memerlukan dukungan yang sangat kuat “dan stimulus yang telah dilakukan merefleksikannya hal itu,” jelas Nguyen.
Menurut People’s Bank of China (PBOC), stimulus ditujukan untuk memastikan bahwa dana yang cukup tersedia dalam sistem finansial, yang akan menghadapi tekanan ketika pembayaran pajak memuncak pada Januari ini dan untuk mengantisipasi permintaan aliran dana tunai yang meningkat menjelang liburan Tahun Baru China yang dimulai pada awal Februari nanti.
“Secara umum, likuiditas sistem perbankan sedang melemah dengan cepat,” jelasnya dalam sebuah pernyataan.
ARD
Sumber: www.sbs.com.au