Koreri.com, Jayapura – Kapolda Papua, Irjen Pol. Paulus Waterpauw, mengatakan enam kali terjadi aksi teror dan penembakan KKB terhadap warga sipil dan aparat selama pandemi Covid -19.
Hal ini dipaparkannya saat menghadiri Reses MRP Papua masa sidang II tahun 2020 di aula Kantor Kementrian Agama Kota Jayapura, Kamis (25/6/2020).
“Terjadi enam kali gangguan keamanan oleh KKB, salah satunya penembakan terhadap petugas kesehatan di kampung Distrik Wanda Kabupaten Intan Jaya mengakibatkan satu korban meninggal dunia, Heniko Somau dan satu kritis atas nama Alemanek Bagau,” papar Kapolda.
Dijelaskan, selama pandemi Covid-19 Polda Papua dan Polres jajaran telah melaksanakan operasi Aman Nusa Dua (operasi kepolisian penanganan bencana non alam) dengan Sub Satgas Deteksi, Pencegahan, Penanganan, Rehabilitasi, Gakkum, Ban Ops dan Dapur Umum.
“Membentuk tim reaksi cepat penanganan covid-19 dan melaksanakan program Kapolri penyiapan beras Polri untuk masyarakat terdampak pandemi covid 19,” ujarnya.
Sementara penyebaran Covid-19 di Papua kian masif dan meningkat.
Berdasarkan data per tanggal 25 Juni 2020 total 1.602 kasus Positif yang tersebar di 15 Kab dan 1 Kota di Provinsi Papua.
“Kabupaten yang baru terdapat kasus positif yaitu Kab.Yalimo (2 orang) dan Kab Puncak Jaya (1 Orang), Kabupaten yang telah sembuh seluruh pasien yaitu Merauke, Supiori dan Mamberamo Tengah,” jelas Kapolda.
Kapolda juga paparkan dampak Covid -19 ada 487 Narapidana di Papua mendapatkan Asimilasi sementara angka kriminalitas menurun tetapi kejahatan seperti ruras, penganiayaan dan pengerusakan Meningkat.
“Kalau terjadi konflik horisontal seperti di kampung kehiran dan toware Kabupaten Jayapura dan Kampung ifia-fia Kabupaten Keerom,” kata Kapolda.
Masalah ekonomi, munculah pengangguran baru, harga bahan pokok naik dan distribusi bansos tidak merata.
“Dampak Covid-19 merubah berbagai tatanan sosial keagamaan, tadinya berjamaah/Ibadah bersama di tempat gereja dan masjid tapi saat ini ibadah di rumah masing-masing,” jelasnya.
Dikatakan ada empat bingkai menjaga kerukunan nasional yaitu Politik, Yuridis, Sosiologis dan Teologis.
“Harapan saya, kita membangun komunikasi yang baik agar terjalin komunikasi dan hidup rukun di atas tanah Papua,” harapnya.
Untuk kerukunan umat beragama, agar tidak membuat stigma yang tidak menyenangkan pihak lain.
“Marilah kita jalankan tugas kita di bidang masing-masing untuk memajukan tanah Papua,” ajaknya.
Forum seperti ini bagus, tujuannya adalah bagaimana pemimpin di masing masing komunitas, panguyuban masyarakat dan agama bisa sering duduk bersama dalam membangun komunikasi sekaligus membuat saran yang konstruktif.
“Kami harap semua forum seperti ini dimana dalam mencurahkan kekecewaan maupun kepuasan bisa dibicarakan dengan baik sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas dan objektif, saya harap ke depan lebih intens lagi,” harapnya.
Kapolda mengimbau agar kejadian yang sudah terjadi di Papua yang diawali dengan rasis menjadi pengalaman yang sangat berharga diharapkan tidak terus digaungkan secara mendalam sehingga tidak menimbulkan isu-isu kedepan.
“Saya harap agar para pemimpin menjadi corong untuk meneruskan ke masyarakat dimana kita ada untuk kita dan kita ada untuk masyarakat kita,” tandasnya.
Selanjutnya Kapolda Papua memberikan bantuan sembako secara simbolis kepada perwakilan masyarakat atau Paguyuban yaitu Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS).
Paket bantuan yang diberikan berupa 1 karung beras 10 Kg, 1 karton Mie Instan, 1 plastik gula 1 Kg, 1 kotak daun teh, 1 kaleng susu, 1 botol minyak Goreng, 2 sabun mandi, 2 sabun cuci dan 2 bungkus kopi.
VER