Koreri.com, Sorong – Presiden Joko Widodo selalu menekankan kepada jajarannya dari tingkat pusat hingga ke daerah untuk memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada masyarakat.
Hal itulah yang kemudian diterjemahkan salah satu kelurahan di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat.
Klawalu, begitulah nama salah satu kelurahan di Kota Sorong yang masuk dalam wilayah administratif Distrik Sorong Timur.
Mendengar namanya tentu penilaian orang akan sama saja dengan kelurahan lain pada umumnya.
Tapi tunggu dulu ! Ada hal menarik yang membuat kelurahan ini berbeda dari wilayah lainnya khususnya dalam hal pelayanan publik yang dilakukan oleh Pemerintah setempat.
Bahkan pelayanannya boleh dikata tak lazim dari biasanya karena tak mengenal batas waktu.
Pada umumnya kantor instansi pemerintahan membuka pelayanan hingga pukul 17.00 Wit. Namun berbeda dengan kantor Kelurahan Klawalu yang membawahi 7 RW dan 28 RT ini, dimana Lurah setempat terus membuka pelayanan hingga pukul 20.00 bahkan 22.00 Wit.
Faktanya, ketika kru redaksi media ini mengunjungi kantor Kelurahan Klawalu, Selasa (28/7/2020), dan menyaksikan langsung bagaimana Lurah dan beberapa staf pria masih memberikan pelayanan kepada masyarakat terkait pembuatan surat keterangan domisili meski waktu telah menunjukkan pukul 19.30 Wit. Sungguh luar biasa !!!
Di sela-sela itu, Lurah Klawalu Yohanis Manyakori, SE yang dikonfirmasi mengakui sudah menjadi kewajibannya untuk melayani masyarakat apalagi terkait kebutuhan yang mendesak.
“Ini sudah menjadi tekad saya dan staf saya untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Jadi mau itu malam sekalipun, kalau masyarakat membutuhkan maka kita akan berupaya memenuhinya,” akuinya.
Ia bahkan mengaku pernah bersama beberapa staf (pria, red) melayani hingga pukul 22.00 Wit untuk pembuatan surat-surat yang berkaitan dengan kelanjutan studi beberapa warganya yang hendak melanjutkan pendidikan ke luar daerah dan pengurusan dokumen lainnya.
Pria yang resmi dilantik sebagai Lurah di akhir Januari 2020 lalu ini langsung tancap gas. Bahkan meski dimasa pandemi Covid-19 ini ia meminta kepada warganya jika ada kebutuhan yang mendesak agar langsung menghubungi melalui telepon selulernya.
“Hari minggu pun setelah selesai ibadah, saya buka pelayanan jika ada masyarakat yang membutuhkan,” bebernya.
Sehari-harinya dalam menjalankan tugas sebagai pimpinan, mantan Sekretaris Lurah Klawalu ini mengaku langkah pertama yang diambil untuk menyemangati para stafnya adalah dengan kata “Smile”.
“Ini kata dari bahasa Inggris yang artinya senyum, tapi saya istilahkan Smile itu bahasa Serui. Dengan begitu orang yang mendengarnya pasti senyum,” bebernya menjelaskan alasan dibalik penggunaan kata smile tadi.
Tak hanya itu saja, pria kelahiran Saweru Serui, 3 Juli 1977 ini juga menekankan soal tindakan dimana untuk menjangkau warga Klawalu tak hanya dengan kata-kata saja namun harus disertai dengan tindakan lapangan.
“Sebagai orang nomor satu di kelurahan ini, saya harus turun ke lapangan menyapa warga sekaligus menanyakan kepada mereka apa yang masih menjadi kendala atau apa yang dibutuhkan,” sambungnya.
Manyakori pun menyempatkan diri mengecek pekerjaan proyek di wilayahnya seperti pengerjaan bahu jalan sepanjang 300 meter yang saat ini sementara berlangsung.
“Pengecekan itu selalu saya lakukan, untuk memastikan pekerjaan tersebut berjalan dengan baik,” tegasnya.
Begitu pula dalam sikapnya selaku pimpinan kepada para staf dan jajaran.
“Sebagai pemimpin di tempat ini, saya berusaha untuk mempercayakan para staf mengerjakan suatu pekerjaan. Juga belajar dari pengalaman pimpinan sebelumnya pasti ada yang baik dan kurang. Yang baik saya ambil yang buruk saya buang,” lanjutnya.
Meski belum lama di tinggal pergi istri tercinta untuk selamanya, Manyakori tetap berupaya melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara maksimal.
“Bahwa semua yang dijalankan ini merupakan kepercayaan yang Tuhan titipkan maka dari itu harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh,” tandasnya.
Sekedar info, istri tercinta Manyakori, Maria Magdalena Worabay tutup usai pada 10 Maret 2019. Dari pernikahan mereka, keduanya dianugrahi 3 buah hati masing-masing Lionli Gian Manyakori, Awenseri G. Manyakori dan Asnath Midan Manyakori.
Bapak tiga anak ini betul-betul mengabdi kepada negara, meskipun sudah ditinggal istri tercinta untuk selamanya.
Ia tetap membagi waktu untuk mengurusi keluarga tanpa mengabaikan tugasnya sebagai seorang abdi negara dalam melayani masyarakat.
“Jarak rumah saya dengan kantor 12 Kilometer tapi itu bukan menjadi persoalan. Ketika terjadi banjir di berbagai tempat di Kota sorong, saya terobos area-area banjir untuk melihat langsung apakah di Kelurahan Klawalu terdampak banjir atau tidak? Tapi syukur, puji Tuhan di kelurahan kami ini aman,” akuinya.
Satu hal lagi, Manyakori bertekad menjadikan Klawalu sebagai kelurahan percontohan di Kota Sorong, Provinsi Papua maupun Nusantara.
“Internet gratis untuk Kelurahan Klawalu menjadi salah satu tujuan utama saya,” tekadnya.
Bahkan guna memuluskan rencana tersebut, Manyakori sudah membahas langsung dengan pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.
“Jadi, kami sementara menunggu realisasinya dan pasti saya akan undang bapak-bapak juga (wartawan, red) untuk melihatnya,” janjinya.
Patut diapresiasi juga, Manyakori saat masih menjabat sebagai Sekretaris Lurah Klawalu pada 2013 – 2019 telah berhasil mengukir sejumlah prestasi tingkat nasional.
Mulai dari penghargaan di bidang Kearsipan saat Kelurahan Klawalu mewakili Provinsi Papua Barat pada 2015.
Kemudian, penghargaan bidang Sadar Hukum dari Kementerian Hukum dan HAM pada 2015 juga mewakili Provinsi Papua Barat.
Dan satu lagi, penghargaan dari Ketua Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Mangrove RI terkait konservasi hutan mangrove. Kelurahan Klawalu juga mewakili Provinsi Papua Barat di ajang itu.
Keberhasilan ini diharapkan menjadi contoh sekaligus memotivasi kelurahan-kelurahan lainnya agar lebih serius bekerja dan bersaing dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
Hal ini juga membuktikan bahwa SDM orang asli Papua patut diacungi jempol karena mampu bersaing di tingkat Nasional.
Tanggapan Warga
Beberapa warga Kelurahan Klawalu yang ditemui media ini turut memberikan penilaian atas kinerja Lurah Yohanis Manyakori, SE.
Salah satunya, Jaelani, warga RT 004/RW 003 yang pekerjaan sehari-harinya sebagai tukang bangunan.
“Dalam hal bantuan-bantuan dari pemerintah, kami jarang diperhatikan bahkan pernah warga lain sudah mendapat kami baru belakangan tapi kadang juga tidak dikasih. Tapi kalau pak Lurah yang sekarang ini kami merasa sangat diperhatikan. Dan setiap ada bantuan, kamu juga langsung mendapatkannya,” akui pria asal Jawa Timur ini.
Jaelani mengaku komunikasi Lurah dengan warga juga berjalan dengan baik.
“Itu yang kami alami sejak beliau menjabat. Pokoknya kami sangat diperhatikan,” tandasnya.
Hal senada juga disampaikan Juliana Duaramuri, warga asli Papua yang berasal dari Inanwatan.
Ia mengaku sudah 35 tahun tinggal di kompleks Malibela namun baru pernah merasakan perhatian dari Pemerintah setempat.
“Pak Lurah yang sekarang ini beliau sangat baik, tidak hanya duduk santai di kantor saja tapi beliau juga mau turun ke lapangan bicara-bicara dengan kita masyarakat kecil ini. Kalau yang sebelumnya tidak begitu. Jadi, kami merasa sudah seperti keluarga sendiri,” akuinya.
Disinggung soal bantuan yang diterimanya, wanita yang sehari-harinya berjualan sayur ini mengaku belum sekalipun menerimanya dari Pemerintah.
“Tidak pernah sampai saya punya rambut sudah putih ini. Kalau bantuan dari klasis, dari gereja itu boleh tapi kalau dari pemerintah sama sekali belum pernah. Tapi setelah bapak Lurah yang baru, saya langsung mendapat bantuan,” cetusnya.
Dua staf Kelurahan Klawalu yang ditemui yaitu Gifelem dan Wakum juga tak membantah terbangunnya komunikasi yang baik juga kedekatan pimpinannya dengan pegawai di kantor maupun masyarakat setempat.
“Jadi, kami juga senang karena Bapak Lurah sangat perhatian dan peduli dalam segala hal,” puji keduanya.
Keduanya juga berharap bisa membantu dan mendukung kinerja Lurah Klawalu dalam upaya memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
BTW