Fokus  

Studi Lapangan Mahasiswa AKPER 37% Temukan Kasus Stunting di Pulau Nusmapi

WhatsApp Image 2021 10 26 at 10.23.25
Mahasiswa AKPER Manokwari Lakukan Studi lapangan di Pulau Nusmapi, Mansinam, Kabupaten Manokwari,Senin (25/10/2021).(Foto : Istimewa)

Koreri.com, Manokwari– Himpunan Mahasiswa Program Studi Keperawatan Manokwari yang diwakili Mahasiswa Semester V (Lima) Program Studi (Prodi) D-III Keperawatan Manokwari, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan  (Poltekkes Kemenkes) Sorong  melakukan Pengabdian Masyarakat melalui mata kuliah Promosi Kesehatan (Promkes), studi lapangan terkait penanggulangan Stunting di Pulau Nusmapi Kampung Mansinam Distrik Manokwari Timur Kabupaten Manokwari. Senin, (25/10/2021)

Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi D-III Keperawatan Manokwari, Ester Ap, mengatakan bahwa pengabdian masyarakat yang diikuti juga Dosen mata kuliah Promkes, mahasiswa serta petugas kesehatan Puskesmas Mansinam, merupakan kolaborasi untuk melihat secara langsung  penanggulangan Stunting/pertumbuhan anak (tinggi badan) tidak normal pada usia, sehingga mendapat informasi dan melakukan edukasi bersama masyarakat serta mencari solusi penanggulangannya. Selain  melakukan diskusi bersama, mahasiswa juga memberikan makanan gizi tambahan berupa pemberian bubur kacang hijau kepada anak dan balita.

“Atas nama Himpunan Mahasiswa Prodi D-III Keperawatan Manokwari menyampaikan terimakasih kepada Pihak Kampus, Kepala Puskesmas Mansinam dan jajarannya serta Pihak pemerintahan Kampung Mansinam maupun RT/RW Pulau Nusmapi juga para kader Posyandu yang telah mendukung kegiatan kami ini, khususnya Dosen Mata Kuliah Promosi Kesehatan, yang telah menginisiasi kegiatan ini. Semoga kami sebagai Mahasiswa mendapat pengetahuan dan wawasan terkait persoalan Stunting yang terjadi saat ini dan memotivasi kami dalam melakukan dan menyelesaikan pendidikan, lebih dari itu bagaimana mencari solusi penanganannya sehingga bermafaat bagi warga masyarakat Pulau Nusmapi” jelas Ester Ap

Semmentara itu Ketua Kader Posyandu Pulau Nusmapi, Maria Awom menyampaikan berbagai persoalan dan permalahan perjalanan Posyandu pulau Nusmapi bersama  2 (dua) rekannya sebelum dilakukan penambahan 7 (tujuh) rekan kader yang baru bergabung di bulan Oktober ini.

“Memang kondisi sebelumnya sarana dan prasarana dan prasarana sangat minim sekali, selain itu kurangnya edukasi petugas kesehatan dan tidak lepas dari kesadaran serta pemahaman warga sendiri dalam melakukan aktifitas secara baik pada Posyandu” imbuh Maria Awom

Lanjutnya, saat adanya temuan kasus Stunting September lalu, Pemerintah Kabupaten Manokwari dan Provinsi Papua Barat melalui, TP-PKK,  Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari maupun Puskesmas Mansinam sudah membantu berbagai sarana dan prasarana Posyandu, penambahan Kader Posyandu, juga Puskesmas Mansinam selama sebulan ini (Oktober) telah memberikan makanan gizi tambahan kepada sepuluh (10) bayi balita. Dan saat ini dengan adanya kunjungan Mahasiswa D-III Akper Manokwari kami menyampaikan terima kasih banyak.

Tenaga Gizi, Puskesmas Mansinam, Militiya C. Sembiring, mengatakan bahwa saat ini hasil pemeriksaan dan pendataan tahun 2021 hingga bulan Oktober ada 10 (sepuluh) pasien Stunting yang ditemukan  dari 27 (dua puluh tujuh) bayi balita dan telah ditangani.

“dibulan Februari 2021 kami menemukan 3 (tiga) kasus, dan pada bulan September 2021 ada penambahan 7 (tujuh) pasien Stunting sehingga jumlahnya sebanyak 10 (sepuluh) dan dari  pasien Stunting tersebut ada  1 (satu) pasien Gizi Buruk. Itupun saat ini sudah dilakukan penanganan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, dan khususunya kami dari Puskesmas Mansinam selama sebulan ini (Oktober) telah memberikan makanan tambahan. Selain itu melakukan pembinaan kader Posyandu dalam pengaktifan kembali Pelayanan Posyandu agar fungsi dan peran dari kahadiran Posyandu dapat dipahami secara baik oleh warga khususnya para ibu dalam pemberian asupan gizi berimbang bagi keluarga” tutur Militiya

Selaku Tenaga Pengajar Mata Kuliah Promosi Kesehatan (Promkes) D-III Akper Manokwari, Yohanes Ada Lebang, mengatakan bahwa Mahasiswa harus diperhadapkan pada kondisi dan keadaan sesungguhnya dilapangan sehingga kemampuan teori dan praktek dapat dipadukan menjadi “ketrampilan hidup” (Life Skill) seorang perawat menuju “Profesional Nurse”.

Lebang berharap, dari sekitar 37% kasus Stunting di Pulau Nusmapi saat ini bagaimana Mahasiswa juga dapat melakukan promosi kesehatan dalam mencegah dan menanggulangi serta melakukan edukasi dari berbagai persoalan kesehatan masyarakat (Public Health) yang mampu nantinya melakukan studi, pendataan, menggali informasi, menemukan solusi serta menjadi penanganan sebagai suatu kebijakan pemangku kepentingan secara bertanggungjawab.

Perhatian serius Pemerintah Daerah dan Pemangku Kepentingan terhadap kasus Stunting di Pulau Nusmapi yang berada pada Pusat Kota Manokwari menjadi pelajaran berharga untuk kita semua bahwa Prioritas pada generasi Papua yang “sehat” masih belum berjalan secara maksimal. Sehingga sinergitas dan kolaborasi serta komitmen menjadi bagian gerak bersama dengan berpikir dan bertindak positif serta bijaksana yang harus dilakukan saat ini.

RED