Koreri.com, Biak – Dr. Ira Adriati, MSn Dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung menggelar Pengembangan Desain Kerajinan Khas Biak Numfor memunculkan Ikon Pariwisata setempat di Hotel Asana setempat, Selasa (24/5/2022).
Kegiatan ini dihadiri Asisten II Setda Biak Numfor Lot Yensenem SE, M.Si, Kepala Dinas Pariwisata Biak Turbey O. Dangeubun, tamu undangan serta peserta.
Bupati Herry Ario Naap, S.Si., M.Pd dalam sambutan tertulisnya pada pembukaan Desain Kerajinan Khas Biak Numfor yang di bacakan Asisten II Setda Lot Yensenem, SE, M.Si mengatakan, usaha-usaha berbasis ekonomi kerakyatan merupakan salah satu fokus yang perlu dilakukan di Kabupaten ini, dan oleh Pemerintah saat ini terus berupaya melakukan peningkatan upaya-upaya pembinaan melalui berbagai program di masing-masing organisasi perangkat daerah.
“Pemda Biak Numfor ingin seluruh potensi kegiatan-kegiatan berbasis ekonomi masyarakat terus dibina agar dapat berkembang ke arah yang lebih baik dan tentunya bisa membantu meningkatkan pendapatan di masyarakat, khususnya bagi pelaku usaha-usaha kecil dan menengah yang selama ini telah mengembangkan usahanya,”ungkap Bupati dalam sambutan tertulisnya.
Terkait dengan itu, maka selaku Bupati, dirinya mengapresiasi upaya-upaya pembinaan usaha-usaha kreatif yang terus didorong oleh Dinas Pariwisata secara khusus dan tentunya semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada di lingkungan Pemda Biak Numfor.
Terobosan-terobosan baru dalam melakukan pembinaan dan mendorong bertumbuh-kembangnya usaha-usaha berbasis kerakyatan di masyarakat memang harus terus dilakukan secara berkesinambungan dan terprogram.
“Untuk, itu maka saya menilai bahwa pelatihan pengembangan cinderamata dan batik dingin oleh Dinas Pariwisata memang sangat penting dilakukan,”katanya.
Kegiatan-kegiatan pelatihan seperti ini akan dapat membantu memberikan pemahaman kepada masyarakat, khususnya mereka yang memang benar-benar ingin mengembangkan potensinya.
“Usaha kecil berbasis kerakyatan memiliki peranan penting dalam membantu pertumbuhan perekonomian masyarakat di Kabupaten Biak Numfor. Usaha berbasis ekonomi kerakyatan tentunya juga sangat membantu pemerintah daerah dalam menciptakan lapangan kerja baru dan lewat usaha berbasis ekonomi kerakyatan ini juga banyak tercipta unit-unit kerja baru yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga,” tuturnya.
Lanjut Bupati, selain dari itu usaha kecil dan menengah juga memiliki fleksibilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan usaha yang berkapasitas lebih besar, untuk itu sekali lagi hal ini perlu perhatian yang khusus, supaya didukung oleh kegiatan-kegiatan pembinaan atau pelatihan yang terarah antara pelaku usaha kecil dan menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar.
“Usaha mikro dan kecil merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja, memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas di daerah,” bebernya.
Terkait dengan itu, maka Bupati berharap agar pelatihan, pembinaan dan pendampingan kedepan lebih terarah dan melahirkan pengusaha-pengusaha yang lebih inovatif, kreatif dan mampu mengembangkan usahanya kearah yang lebih baik lagi.
Sementara itu, Dr. Ira Adriati, MSn ketika di temui awak media membenarkan hal ini.
Dikatakan, sesungguhnya ini adalah kegiatan yang kedua setelah membuat website di tahun yang lalu.
“Pak Kadis Pariwisata ingin ada sebuah cinderamata yang kemudian bisa di fleksibel yang bisa dititipkan di hotel-hotel sehingga bisa memberdayakan perekonomian para pengrajin,”jelasnya.
Tim ITB kemudian mencari kerajinan apa yang memungkinkan dan yang sudah ada di masyarakat di Biak,salah satunya kerajinan kerang.
Olehnya itu, pihaknya mencoba mengembangkan lagi dalam bentuk gantungan kunci dan tatakan gelas.
“Sebetulnya secara potensi sudah ada hanya perlu dikembangkan bagaimana desain-desain yang kemudian sesuai dengan selera masyarakat kontemporer, itu yang akan kami kembangkan dengan tentu saja harga yang sangat ekonomis tetapi menguntungkan bagi pihak pengrajin karena dengan harga yang rendah biasanya sirkulasi penjualan lebih tinggi, bahkan dengan desain yang menarik orang biasanya tidak berfikir harga pada akhirnya ketika menyenangi desainnya,” sambungnya.
Masih menurut Dr. Ira, bahwa batik itu merupakan warisan dunia yang kemudian milik Indonesia dan sepertinya di setiap kawasan di Indonesia harus bisa membatik .Tapi kendalanya membatik bukan berasal dari budaya Biak, kendala yang utama adalah materialnya.
“Di Bandung ada ibu Niken yang menemukan teknik batik dingin yang artinya batik yang tanpa menggunakan pemanas tetapi menggunakan bubuk asam yang kemudian ditambahkan mentega dan cairan sehingga bisa untuk menjadi perintang warna,” katanya.
Kemudian untuk batik biasanya pada umumnya setelah dibatik harus berulang kali pewarnaan tetapi pada teknik batik dingin ini kita bisa langsung mewarnai.
“Artinya karakteristik batiknya tetap ada tetapi dengan teknik yang lebih praktis,” tandasnya.
HDK