Koreri.com, Manokwari – Penanganan stunting di Kabupaten Manokwari Selatan (Mansel), Provinsi Papua Barat terus berlanjut dan ditargetkan berada dibawah 14%.
Hal itu disampaikan Korwil Penanganan Stunting Mansel M. Bachri Yasin yang dikonfirmasi awak media, Rabu (8/7/2023).
Dikatakan, sampai dengan dilantiknya Penjabat Gubernur yang baru program kemiskinan ekstrem dan stunting masih menjadi arahan Menteri Dalam Negeri sebagaimana instruksi Presiden Joko Widodo. Sehingga pihaknya di Korwil tetap akan melanjutkan dan memacu sehingga target di bawah 14% itu harus terlaksana.
“Kalau saya di Manselkan, ada anak asuh Pak Gubernur 20 orang. Nah sampai dengan dua bulan terakhir diberikan PMT dan dievaluasi, 10 orang sudah keluar dari status stunting,” ungkapnya.
Dan sudah satu bulan terakhir, pihaknya masih menunggu data dari Mansel terkait dengan evaluasi 3 bulan terakhir apabila masih ada yang dalam posisi stunting.
“Yang sudah keluar itu kemarin 10 anak, dan kalau menurut aturan tiga bulan paling lama. Kalau 10 anak yang keluar berarti kita lanjutkan yang sisa 10 lagi. Begitupun kalau evaluasi terakhir tiga bulan misalnya 5 anak keluar dari stunting berarti tinggal 5 anak maka itu yang kita fokuskan,” bebernya.
Karena, menurut M. Bachri, Pemda Mansel sendiri melalui APBD Perubahan juga sudah melaksanakan program orang tua asuh dengan pemberian makanan tambahan. Kemudian juga program langsung yang ke stunting dan kemiskinan ekstrem.
“Jadi kalau Pak Gubernur punya itu di sisa 10 anak. Kalau untuk secara keseluruhan di Manokwari Selatan dia ada di 13%. Dan kami optimis, karena stunting inikan posisinya fluktuatif, begitu ada penimbangan ada evaluasi dia bisa naik. Evaluasi berikut bisa turun. Atau ada kasus baru yang memang tidak terupdate di kasus lama seperti itu,” jelasnya.
Plt Kepala Bappenda Papua Barat ini menambahkan pula jika Gubernur Ali Baham meminta program Penjabat sebelumnya tetap dilanjutkan.
“Perintah beliau yaitu melanjutkan apa yang sudah dilaksanakan oleh Pak Paulus Waterpauw sehingga target kita di bawah 14%. Kan target nasional itu 14%. Untuk Papua Barat kita dibawah 14%, kalau bisa ya 13 koma sekian persenlah,” tambahnya.
“Secara khusus untuk Papua Barat itu akan di breakdown ke kabupaten masing-masing. Berarti kita kejar di bawah 14% supaya kalau di rata-ratakan dibawah 14%,” tandas M. Bachri.
Terkait asupan gizi, Pemda Mansel dalam hal ini Dinas Ketahanan Pangan tetap mengutamakan pangan lokal.
“Kalau di Mansel untuk pangan lokal kebetulan karena dia masih satu wilayah dengan Manokwari dan hubungan perjalanan sekitar 2 jam, jadi yang saya sampaikan dan itu diinformasikan Dinas Ketahanan Pangan bahwa mereka rutin melaksanakan program pemberian bantuan makanan tambahan maupun makanan lokal yang bukan nasi atau beras. Itu yang terus mereka lakukan,” pungkasnya.
KENN