Koreri.com, Bintuni– Pemahaman sekelompok orang yang menganggap Kabupaten Teluk Bintuni kedepan tidak perlu pemimpin berpengalaman dan cerdas dianggap pemikiran sempit serta keliru.
Karena figur seorang pemimpin harus cerdas apalagi ketika dihadapkan dengan persoalan dimana saat itu membuat keputusan.
Sementara pengalaman, menjadi barometer bagi seorang pemimpin dalam membuat kebijakan-kebijakan, yang harus efektif dan efisien.
Dua hal ini dijelaskan bakal calon wakil bupati Teluk Bintuni, Dr. Drs. Alimudin Baedu, M.M saat menggelar tatap muda dengan pendukung DAMAI di kampung Banjar Ausoy, SP 4 Manimeri, Sabtu (14/9/2024).
“Kita harus pahami bahwa dalam mencari pemimpin, kita tidak bisa mengatakan hanya butuh orang baik,” ucap Alimudin saat berdiskusi.
Ali menjelaskan, konteks kabupaten Teluk Bintuni yang punya persoalan sangat kompleks tidak bisa dianggap sederhana.
Apalagi, luas wilayah Teluk Bintuni mencapai seperempat dari luas provinsi Papua Barat, dengan sebaran penduduk di semua wilayah, memang memerlukan strategi pembangunan yang matang. “Sebab itu, menjadi pemimpin itu harus orang yang berpengalaman dan punya kompetensi,” katanya.
Arsitek pembangunan Kabupaten Teluk Bintuni 3 periode itu mencontohkan, perusahaan Gojek yang notabene adalah perusahaan di bidang jasa yang tergolong baru, tapi mampu menyandang status decacorn atau bervaluasi 10 miliar dollar AS lebih atau setara dengan Rp 142 triliun.
Dia membandingkan dengan sebuah perusahaan maskapai Garuda yang notabene ialah BUMN yang beroperasi cukup lama, namun kapitalisasi pasarnya hanya berada di angka Rp 11,07 triliun.
“Apa yang Gojek lakukan, itu contoh bagaimana kecerdasan itu sangat dibutuhkan dalam perencanaan. Bayangkan, Gojek hanya menggunakan aplikasi, tapi bisa membuat income yang sangat besar,” ujarnya.
Sejumlah fakta ini sangat diharapkan menjadi referensi bagi masyarakat agar tidak terjebak. bakal calon Wakil Bupati pendamping Daniel Asmorom itu mengajak, masyarakat untuk melawan dengan katakan bahwa pemahaman seperti itu adalah salah.
“Saya dan Bapak Daniel Asmorom merupakan figur yang seimbang yang punya pengalaman di eksekutif dan legislatif. Dan selalu saya tegaskan, bahwa kami punya konsep untuk membangun daerah ini,” bebernya.
“Ingat bahwa seorang pemimpin itu harus bisa mengubah rakyatnya. Bukan soal merakyat atau tidak merakyat. Lalu, pemimpin itu dikenal karena karyanya,” jelasnya.
Sebagai referensi jika kecerdasan dan pengalaman harus dimiliki seorang pemimpin.
1). Decision Maker
Pertama, seorang pemimpin hadir untuk menjadi pengambil keputusan. Pengambilan keputusan jadi bagian terpenting dalam kepemimpinan, apalagi ketika pemimpin sedang melaksanakan fungsi perencanaan untuk keberlangsungan organisasi.
2). Sebagai guide dalam mencapai tujuan
Seorang pemimpin juga menjadi seseorang yang menuntun anggota organisasinya untuk tetap berada dalam jalur dan sesuai dengan tujuan. Ya! Kepemimpinan hadir untuk mencapai tujuan dengan tepat dan tentunya efisien. Dengan adanya seorang pemimpin, maka anggota bisa diarahkan, dan disatukan dengan satu pedoman.
3). Menghadirkan solusi
Acapkali sebuah organisasi memiliki dinamika yang tak jarang menimbulkan gesekan antara anggotanya. Tak jarang juga masalah hadir dari pihak eksternal. Maka, seorang pemimpin hadir untuk menghadirkan sebuah solusi untuk mereka. Walaupun solusi bisa datang dari sebuah musyawarah antar anggota, tapi kembali lagi decision maker tetap menjadi peran pemimpin. Untuk itu, seorang pemimpin haruslah memiliki sudut pandang dan pengetahuan yang lebih luas dibanding anggotanya.
4). Memotivasi anggota lain
Anggota organisasi tak jarang juga merasakan demotivasi karena banyak lain hal. Seorang pemimpin seyogyanya bisa menjadi sosok yang membangkitkan itu semua. Karena kembali lagi, apabila anggota tidak memiliki hasrat untuk mencapai tujuan yang ada maka akan sulit tujuan bersama tercapai.
RED