Koreri.com, Saumlaki – Salah satu kebudayaan masyarakat Tanimbar di Maluku yang erat kaitannya dengan demokrasi adalah pelaksanaan musyawarah untuk mufakat. Termasuk didalamnya adalah pinang/masuk minta.
Dan tradisi itu bukan saja berlaku kepada calon pasangan suami istri, tetapi juga kepada pasangan calon kepada daerah.
Pinangan atau masuk minta secara adat kali ini dilakukan Calon Bupati Adalof Bormasa kepada calon Wakil Bupati Hendrikus Serin di Rumah adat Arui Bab, Sabtu (21/9/2024) dalam rangka kepentingan kontestasi politik pada 27 November mendatang.
Bormasa telah mantapkan hatinya untuk mencari penolong atau wakilnya yang akan mendampinginya selama 5 tahun kepemimpinan di Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Meskipun telah mendaftar bersama Serin di KPU Tanimbar, Bormasa tak lupa diri sebagai anak Tanimbar yang wajib hukumnya berkunjung dan meminang secara adat wakilnya Hendrikus Serin di Arui.
Bormasa dan timnya terlebih dahulu ke Arui Bab, bertemu dengan keluarga Serin.
Bertempat di kediaman Anus Batmyanik (Tuan Tanah Arui Bab) di Rumah Adat , Tua-tua adat telah hadir lengkap mewakili soa masing-masing.
Di Arui Bab terdapat 4 Soa yaitu Soa Babyembun, Soa Felndity, Soa Kelyaum dan Soa Sunlety.
Herman Yoseph Lerebulan atau yang akrab disapa Bapak Heri Lerebulan sebagai tunis Tubun (atau ujung tombak sekaligus juru bicara menyampaikan maksud kedatangan mereka ke desa itu.
Seperti biasanya, setiap pertemuan adat selalu di awali dengan penyerahan sebotol sopi atau tuak dan sedkit uang sebagai simbol sang tamu memberi isyarat terima kasih telah diterima sekaligus dimulai penyampaian maksud kedatangan.
Dan pertemuan terbatas itu mendapatkan sambutan hangat dari perwakilan empat soa di Desa Arui Bab. Hal itu ditandai dengan mereka menerima sopi dan uang serta mendapatkan balasan. Ditandai dengan seorang ibu paruh baya memegang sirih pinang dalam nyiru kecil dan menyuguhkan kepada pada para tamu.
Pertemuan berjalan aman lancar selama kurang lebih satu jam dan di depan para tua adat, Bormasa dan timnya mengaku bahagia telah diterima dengan baik.
“Maksud dan kedatangan kami kesini adalah secara adat Pak Bormasa datang meminang pak Serin sebagai Wakil Bupati. Dan acara hari ini baru berupa pemberitahuan, nanti pengesahan sebagai wakil tanggal 22 September sudah penetapan dalam undian nomor urut, akan kita datang lagi untuk dikuatkan secara adat untuk pak Serin sebagai Wakil Bupati dengan gagah berani,” urai Heri Lerebulan
“Mereka terima kita dengan senang hati karena saya memilih pak Serin dari Arui,” tambah Bormasa
Ketika ditanya alasan dirinya memilih Serin, mantan Kapolres Aru ini mengaku karena latar belakang keluarga yang jelas.
“Punya dua anak yang sudah memiliki pekerjaan tetap, dan beliau jadi pimpinan partai,” tandasnya.
“Setelah saya pertimbangkan, saya laporkan kepada istri dan selanjutnya kepada pimpinan partai dan disetujui sehingga kita bisa berproses hingga saat ini,” sambung Bormasa lagi.
Sementara itu, Hendrikus Serin dalam komentarnya mengatakan setuju berpasangan dengan Bormasa karena berasal dari kecamatan atau pulau Fordata .
“Di Tanimbar ini dalam berbahasa dalam adat, selalu gunakan bahasa Fordata dan itulah bahasa tertua di Tanimbar. Sehingga waktu beliau meminang, saya langsung terima. Dan barusan pemberitahuan kepada orang-orang tua bahwa beliau meminang saya,” tandas Serin.
Dari Arui Bab, tim lanjut arak-arakan menuju desa kelahirannya Arui Das.
Setalah istirahat beberapa menit di rumah Serin, rombongan menuju rumah adat keluarga dan setelah memberikan informasi peminangan itu, keluarga Serin pun mengantarkan Bormasa ke rumah adat.
Untuk Arui Das masuk ke Rumah tua Soa Lutur Das Lutur Bab kemudian ke Rumah Melamoi di Arui Das yang disebut Natir Das. Setelah itu ke Natir Bab di Alun-alun. Di Rumah Adat Melamoi Hadir Soa, Lutur Das Bab, Soa Rumsori dan Soa Rumsifa hadir tua-tua adat lengkap.
“Calon Bupati dan Wakil Bupati baru datang mendaftarkan diri ke lembaga/tua-tua adat di Arui Das dan tua-tua adat juga memberikan dukungan kepada calon Bupati Bormasa. Dari keluarga Batyol, Takndare, Jempormas, Kandunmas, Sarfunin dan Lolonlun di rumah adat Mel Amoi (Sebagai Bapak). Kalau Mel Anoi selalu mama,” rincinya.
“Karena urusan politik sama dengan urusan perang, sehingga bicara adat pun dilakukan di rumah Mel Amoi. Berbeda jika kunjungan biasa tentu di terima di rumah Mel Anoi dengan penjemputan tarian adat,” tandasnya.
Di akhir pertemuan di rumah Mel Anoi itu, tua-tua adat sepakat memberi restu ditandai dengan minum sopi bersama dan mengantarkan Bormasa-Serin ke alun-alun desa Lelkoly (Arui Das) untuk melakukan sosialisasi.
“Jika Tuhan berkehendak, bisa menerima permohonan dan permintaan kita semua untuk Bapak Bormasa dan Bapak Hengki (Hendrikus-red) untuk lolos pada pertarungan politik ini hingga bisa memimpin Tanimbar 5 tahun kedepan dengan kesederhanaan mereka” pungkas salah satu tua adat Samuel Jempormas.
NVK